Bagi sebagian orang, teknik menulis buku adalah sesuatu yang dianggap sulit untuk dilakukan. Kesulitan tersebut tentu muncul karena teknik menulis buku memerlukan waktu yang relatif lama. Bagi mereka, ratusan halaman yang tercetak di dalam buku bukanlah sesuatu yang mudah untuk diaplikasikan.
Terutama mereka yang berkeinginan untuk memiliki publikasi di dalam kategori buku nonfiksi yang diterbitkan penerbit buku. Realitanya, teknik menulis buku kategori nonfiksi memang lebih rumit daripada buku fiksi.
Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya tuntutan penulis yang harus mengumpulkan data terlebih dahulu sebelum menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Berbeda dengan penulis yang bergelut dengan teknik menulis fiksi.
Dengan mengandalkan daya imajinasi yang kuat dan permainan gaya bahasa yang mumpuni, seseorang akan dengan mudah menjadi penulis buku fiksi.
Pada dasarnya, teknik menulis buku bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan apabila sudut pandang kita diarahkan pada sesuatu yang lebih realistis. Artinya kita tidak boleh berprasangka buruk sebelum kita benar-benar mencobanya.
Orang yang menganggap bahwa menulis buku adalah salah satu aktivitas yang sulit dilakukan, bisa jadi orang tersebut belum pernah melakukan aktivitas tersebut. Bahkan sebagian orang yang menganggap bahwa menulis itu sulit adalah mereka yang sejak awal tidak menyukai dunia kepenulisan.
Bukan hal yang mustahil apabila orang yang awalnya tidak bisa menulis kemudian menjadi orang yang pandai dalam menulis. Kondisi tersebut tentu tercipta karena adanya kemauan dan kerja keras yang kuat untuk belajar menulis. Ketertarikan terhadap dunia kepenulisan menjadi modal penting dalam hal ini.
Selanjutnya, kita sebagai seorang penulis, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan supaya kegiatan kepenulisan yang kita lakukan tidak terasa membosankan. Hal ini menjadi penting untuk menjaga mood kita supaya tetap baik.
Pada tahap ini, satu hal yang penting untuk kita miliki adalah tema dan ide yang akan mengerangkai tulisan kita saat melakukan teknik menulis. Adapun tema tersebut bisa bersifat khusus ataupun umum.
Apabila kita sudah memiliki tema yang akan kita angkat, maka tahap selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan mengingat kembali berbagai hal yang menyangkut tentang tema yang kita angkat. Memori tersebut bisa berasal dari sesuatu yang menarik kita atau bisa berasal dari sesuatu yang pernah diucapkan oleh orang lain.
Sebagai contohnya apabila kita akan mengangkat tentang Pemilihan Umum (pemilu) di Yogyakarta pada tahun 2014, maka setidaknya kita memiliki sedikit gambaran tentang pelaksanaan pemilu tersebut.
Setidaknya kita juga bisa menemukan fakta-fakta menarik yang bisa kita jadikan ide pokok dalam tulisan kita misalnya terkait dengan praktik politik uang yang dilakukan oleh salah satu partai politik. Akhirnya kita bisa memiliki kerangka tulisan tentang pengaruh politik uang terhadap suara calon legislatif di pemilihan umum di Yogyakarta pada tahun 2014.
Tahapan selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan mencari bahan-bahan referensi yang terkait dengan tema yang kita angkat. Referensi tersebut bisa berasal dari buku, surat kabar, jurnal, majalah, internet, dan lain sebagainya. Ketika kita sudah menetapkan tema, maka referensi yang kita cari otomatis akan berkaitan dengan tema yang kita angkat.
Hal tersebut tentu memudahkan kita dalam proses pencarian data karena sifatnya yang spesifik. Apabila kita mengangkat tema tentang pemilu di Yogyakarta, maka referensi yang bisa kita gunakan yaitu terkait dengan hasil perolehan suara partai politik, kasus politik uang yang ditindak, efek yang ditimbulkan dari praktik tersebut, dan lain sebagainya.
Tahapan penting selanjutnya yang harus kita lakukan adalah dengan teknik menulis naskah kasar atau kerangka tulisan yang sering dikenal dengan istilah outline. Pembuatan outline pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari tema yang sudah kita pilih. Adapun tema yang sudah kita pilih kemudian dikembangkan lagi menjadi sub-sub tema yang lebih rinci.
Dengan kata lain, outline yang kita buat adalah daftar isi yang sebenarnya masih dalam bentuk kasarnya (draft). Oleh karena itu, urutannya bisa dimulai dari tema. Berangkat dari tema, langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan membaginya ke dalam beberapa bab.
Apabila tema kita tentang politik uang di pemilu DPRD Kota Yogyakarta tahun 2014, maka bab-bab yang bisa dibuat yaitu terkait dengan sejarah pemilu di Yogyakarta, profil partai politik peserta pemilu, bentuk-bentuk praktik politik uang (kasus) di beberapa kecamatan, dan lain sebagainya.
Berangkat dari beberapa bab yang sudah kita buat, selanjutnya yang dilakukan adalah dengan membaginya ke dalam beberapa sub-bab. Pada bab sejarah Pemilu di Yogyakarta, kita bisa melakukan teknik menulis beberapa sub-bab seperti komposisi pemenang pemilu Yogyakarta pada tahun 2009, jumlah kursi anggota dewan yang diberebutkan, dan lain sebagainya.
Apabila kita sudah mendapatkan beberapa sub-bab tersebut, dari awal hingga akhir, maka kita bisa memulai untuk melakukan teknik menulis naskah. Satu hal yang perlu diingat bahwa outline yang kita buat setidaknya bisa kita tulis dengan data-data yang sebelumnya sudah kita kumpulkan. Kondisi tersebut nantinya akan mempermudah kita dalam proses penulisan.
Pada tahap ini, kita tentu sudah mulai untuk menuliskan ide-ide pokok dari setiap sub-bab yang sudah kita buat sebelumnya. Proses ini pada dasarnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, hal penting yang harus kita perhatikan yaitu terkait dengan waktu penulisan.
Untuk menghindari kebosanan yang bisa jadi melanda kita, proses ini bisa dilakukan secara bertahap. Artinya kita tidak perlu memforsir diri untuk segera menyelesaikan naskah tersebut, kecuali memang kita memiliki keinginan yang kuat untuk itu. Supaya proses ini tidak terasa membosankan, kita bisa menuliskan satu sub-bab per hari.
Artinya setiap hari kita bisa menuliskan satu sub-bab dan seterusnya. Apabila dirasa keberatan, kita bisa menargetkan sendiri, misalnya dalam sehari kita harus melakukan teknik menulis sebanyak satu atau dua halaman. Dengan demikian, kita tidak akan merasa terlalu terbebani dalam menulis buku.
Tahap ini sebenarnya bukan tahap pengulangan dari apa yang sudah kita tuliskan sebelumnya. Artinya pada tahap ini, kita hanya bertugas untuk membaca ulang naskah kita dari awal hingga akhir. Kita bisa mulai melakukan tahapan ini apabila tulisan kita dari pendahuluan hingga penutup sudah selesai dilakukan.
Di sisi lain, tahapan ini juga menjadi bagian dari tahap revisi atau editing. Apabila dalam proses pembacaan ulang tersebut kita menemukan berbagai kesalahan, maka kita harus memperbaiki kesalahan tersebut, baik dari segi teknik tulisan ataupun substantif.
Hal tersebut penting dilakukan supaya tulisan yang kita buat terhindar dari berbagai kesalahan yang dapat membuat pembaca tidak nyaman atau bingung.
Apabila kita sudah selesai dengan naskah yang kita buat, maka langkah terakhir yang harus kita lakukan dalam teknik menulis buku adalah mengirimkan naskah kita ke penerbit buku. Pada tahap ini, kita harus memperhatikan beberapa hal penting seperti profil penerbit buku yang akan kita tuju.
Apabila buku yang kita tulis tentang politik atau pemerintahan, maka kita bisa mengirimkan naskah ke penerbit buku yang mayoritas terbitannya bertema sosial-politik. Hal tersebut menjadi penting karena penerbit buku juga memiliki kepentingan untuk menerbitkan buku-buku yang menjadi prioritasnya. Oleh karena itu, kita perlu cek beberapa profil penerbit yang akan kita tuju.
[Bastian Widyatama]
Referensi:
Setiati, Eni, 2008, 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda bisa konsultasi dengan Customer Care yang siap membantu Anda dalam menulis sampai menerbitkan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk segera MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…