Search
Close this search box.

Teknik Menulis: 5 Hal Tentang Alinea Pembuka (Bagian 1)

teknik menulis, penerbit buku

Teknik menulis buku tak dapat dilepaskan dari proses penyusunan paragraf atau alinea. Hal ini perlu diperhatikan sebelum tulisan di bawa ke penerbit buku.

Teknik menulis paragaf atau alinea adalah aktivitas yang penting dari sebuah buku karena fungsinya sebagai bagian utama dari sebuah tulisan. Bagian tersebut menjadi penting karena merupakan himpunan kalimat yang bertalian secara utuh untuk membentuk sebuah ide tertentu.

Artinya alinea memiliki bagian penting yang secara tidak langsung menggambarkan ide utama atau gagasan dari seorang penulis. Selain adanya gagasan utama, bagian penting lain dari sebuah alinea adalah kalimat-kalimat pendukung yang menguatkan ide utama dari sebuah kalimat pokok.

Alinea secara tidak langsung juga menggambarkan kepiawaian yang dimiliki oleh seorang penulis dalam menyusun sebuah tulisan. Apabila alinea yang dibuat cenderung tersusun rapi, maka bisa dipastikan bahwa penulisnya memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menulis. Selain itu, penulis tersebut juga mumpuni dalam hal menyusun kalimat secara terpadu.

Teknik menulis buku pada dasarnya bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan apabila kita tidak terbiasa melatih diri kita untuk menulis. Ketekunan tersebut menjadi penting manakala kita sadar bahwa kemampuan berbahasa seseorang erat kaitannya dengan kemampuan atau cara berpikirnya.

Artinya bahasa mencerminkan cara pikir seseorang dimana semakin terampil berpikir, maka akan semakin mumpuni cara berpikirnya. Menulis buku akan terasa sulit apabila kita tidak terbiasa, bahkan tidak pernah membuat tulisan untuk berbagai kepentingan. Untuk melatih diri kita supaya terbiasa menulis buku adalah dengan membuat tulisan sederhana setiap hari.

Hal tersebut bisa dimulai dengan membuat catatan-catatan ringan dari peristiwa yang kita lakukan selama sehari. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan menuliskan opini kita terhadap sebuah isu. Aktivitas itu secara tidak langsung juga akan mengasah tingkat kekritisan kita terhadap sebuah hal.

Alinea pada dasarnya bisa dibedakan menjadi 3 bagian yaitu alinea pembuka, tubuh, dan penutup. Tulisan ini selanjutnya akan membahas tentang alinea pembuka dimana alinea jenis ini memiliki fungsi sebagai pembuka dari tulisan inti kita. Ibarat sebuah rumah, alinea pembuka adalah teras yang akan menyambut pembaca dengan sesuatu yang menarik untuk dibaca.

Oleh karena itu, alinea pembuka harus berisi kalimat-kalimat yang bisa menggugah ketertarikan pembaca terhadap tulisan kita. Dalam menulis buku, alinea tersebut juga bisa kita letakkan di bagian pengantar setiap bab atau sub-bab.

Bentuk dari alinea pembuka yang kita buat bisa berupa kata-kata atau kalimat yang menarik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita ketahui ketika akan membuat alinea pembuka.

 

1. Teknik Menulis dengan Menggunakan Model 5W+1H

Alinea pembuka yang menarik bisa dibuat dengan menggunakan model 5W 1H dimana kita hanya perlu mengambil satu dari keenam unsur tersebut. Apabila kita ingin menekankan tempat (dianggap penting), maka kita bisa menggunakan unsur where (dimana) pada awal kalimat.

Sebagai contohnya yaitu ‘Di Keraton Yogyakarta, pada tahun 1940, terjadi penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang dalam pidatonya menggunakan bahasa Belanda’. Kalimat tersebut secara tidak langsung menegaskan bahwa tempat menjadi bahasan yang lebih penting dari pada bagian lain dari kalimat tersebut.

Tentu ada maksud tersendiri mengapa kemudian penulis ingin menitikberatkan tempat dari pada aspek yang lainnya. Oleh karena itu, dalam menulis buku, kita bisa memainkan unsur-unsur tersebut untuk mendapatkan alinea pembuka yang menarik, tergantung dari sisi yang ingin kita tekankan.

 

2. Teknik Menulis dengan Menggunakan Model Kisahan

Model kisahan ini bisa digunakan oleh kita dengan tujuan untuk menghanyutkan pembaca ke dalam suasana peristiwa. Strategi ini biasanya digunakan oleh para penulis fiksi atau skenario film. Cara model ini adalah dengan menciptakan suasana yang membuat pembaca seolah-olah terlibat di dalam suasana yang kita buat.

Selain itu, strategi ini juga tidak terbatas pada tulisan fiksi, tetapi juga bisa digunakan dalam tulisan non-fiksi. Adapun contoh dari model ini yaitu ‘Sore itu, di tepi jalan depan stasiun pompa bensin di Warung Buncit, Mampang, Jakarta Selatan, sesosok mayat pria muda tampak terbujur. Bajunya terkoyak-koyak.

Wajahnya lebam seolah habis dipukuli. Dan, matanya yang setengah terbuka masih memancarkan kebencian yang dalam, entah terhadap apa’. Dengan adanya narasi tersebut, pembaca bisa membayangkan situasi yang digambarkan oleh penulis.

 

3. Teknik Menulis dengan Menggunakan Model Pertanyaan

Model pertanyaan ini adalah model yang sebenarnya paling banyak digunakan oleh penulis, baik dalam menulis buku ataupun artikel biasa. Caranya adalah dengan menyodorkan pertanyaan yang kreatif, menggelitik, dan merangsang rasa ingin tahu pembaca.

Tipe model ini pada dasarnya tidak hanya digunakan pada alinea pembuka, tetapi juga bisa digunakan di dalam setiap bagian dari tulisan yang kita buat sebagai pengantar pada argumen yang ingin kita sampaikan.

Salah satu contoh kalimat yang bisa digunakan yaitu “Benarkah Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering disebut Ahok, yang belakangan ini sedang memikirkan solusi banjir, memiliki hobi karaoke?”

Kalimat tersebut tentu bisa dikatakan menggelitik keingintahuan pembaca. Biasanya pertanyaan yang dibuat bersifat kontroversial atau yang tidak biasa di dengar oleh pembaca.

 

4. Teknik Menulis dengan Menggunakan Model Kutipan Langsung

Pada model ini, kita sebagai penulis bisa mengelaborasi perkataan-perkataan yang diucapkan oleh seseorang, khususnya yang terkait dengan tema yang diangkat. Model ini menjadi menarik karena tidak sedikit orang yang memiliki kata-kata bijak atau tegas yang membuat orang lain sadar terhadap sesuatu.

Kutipan tersebut juga tidak harus berasal dari perkataan orang, tetapi juga berasal dari sebuah tulisan yang ditulis oleh orang lain. Sebagai contohnya, apabila kita ingin mengritisi kebudayaan Jawa yang semakin lama semakin luntur akibat globalisasi, maka ada sebuah kalimat menarik yang bisa kita gunakan.

Kalimat tersebut berasal dari pidato Sri Sultan Hamengku Buwono IX yaitu ‘Meskipun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun saya tetap dan akan adalah orang Jawa’. Dari kalimat tersebut tegas bahwa orang Jawa tidak boleh kehilangan aspek Kejawaannya, meskipun dirinya sudah hidup di dalam dunia yang semakin modern akibat globalisasi.

 

5. Teknik Menulis denga Menggunakan Model Ucapan Kondang

Cara ini pada dasarnya hampir sama dengan cara sebelumnya yaitu dengan kata-kata yang bisa membuat pembaca tertarik terhadap tulisan kita. Model ini bisa kita lakukan dengan mengutip ungkapan yang sebenarnya orang umum sudah mengetahui.

Contohnya adalah kata-kata yang sering diucapkan oleh Bung Karno yaitu Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Kata-kata tersebut bisa kita gunakan ketika kita mengangkat sebuah isu yang tidak dapat dilepaskan dari sisi sejarah. Selain itu, masih banyak ungkapan-ungkapan lain yang bisa kita gunakan sebagai pemanis alinea pembuka yang akan kita buat.

Oleh karena itu, alinea pembuka menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah tulisan, khususnya ketika akan menulis buku. Alinea tersebut berfungsi sebagai pintu masuk pembaca dalam rangka menikmati tulisan kita. [Bastian Widyatama]

 

Referensi:

Setiati, Eni, 2008, 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Penerbit Andi.

 

 

Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda bisa konsultasi dengan Customer Care yang siap membantu Anda dalam menulis sampai menerbitkan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk segera MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂

Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download. 

Artikel Penulisan Buku Pendidikan