Mengasah Teknik Menulis? Sayang sekali, fakta menunjukkan novel bagus belum tentu laris dan novel laris juga belum tentu punya kualitas tulisan yang bagus. Saya setuju jika dikatakan menerbitkan novel adalah sebuah perjudian. Makanya banyak yang menyarankan tulislah cerita yang kau sukai. Entah itu novelmu menjadi best seller atau tidak, kepuasan sudah kau miliki.
Berapa kali setelah selesai membaca sebuah novel Anda berkata, “Saya bisa menulis buku seperti ini.” Tahukah Anda bahwa Anda benar. Kita semua, saya yakin, memiliki sedikitnya satu novel di dalam pikiran atau hati kita. Penulis novel Toni Morrison mengatakannya seperti ini: “Jika ada satu buku yang benar-benar ingin Anda baca dan belum pernah ada yang menulis buku itu sebelumnya, maka Anda harus menulisnya.”
Teknik menulis buku bukan hal yang mudah. Namun, setiap hari selalu ada buku yang diterbitkan.
Pada tahun 1996, menurut Books in Print, ada 1,3 juta judul buku diterbitkan. Jumlah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1996 saja berjumlah 140.000. Dan tiap tahun, jumlah buku yang diterbitkan makin banyak. Jadi, mengapa Anda tidak mulai teknik menulis buku Anda?
Saya yakin jika Anda bisa menulis sebuah kalimat yang sederhana (terlebih, inilah yang ditulis oleh Ernest Hemingway), mengamati dunia di sekitar Anda, dan ingin menulis buku yang bisa dijual—sungguh-sungguh menginginkannya, bukan hanya sekedar menginginkan saja—maka Anda pasti bisa melakukannya. Saya tidak percaya orang bisa menjadi penulis dengan mengikuti workshop teknik menulis, membaca buku, atau bahkan membaca artikel ini. Tulisan muncul dari sesuatu yang ada dalam diri seorang penulis.
Hal ini telah terbukti. Para penulis besar telah melakukannya berulang kali. Saya tahu bagaimana rasanya meluangkan waktu satu atau jam sehari (atau semalam) untuk mengasah teknik menulis buku. Sungguh tidak mudah untuk menguasai teknik menulis, apalagi jika Anda memiliki pekerjaan tetap, keluarga, dan tanggung-jawab, namun hal itu bisa dilakukan. Kebanyakan penulis faktanya harus menjalani dua kehidupan saat mereka menulis novelnya. Namun, begitu Anda berhasil menjual buku pertama Anda, maka Anda memiliki kemampuan untuk meninggalkan pekerjaan harian Anda dan mengabdikan sisa hidup Anda untuk menulis buku secara total.
Tentu saja Anda mempunyai pekerjaan. Tentu saja Anda memiliki keluarga. Namun kedua hal itu tidak menghalangi para penulis besar di masa lalu. Penyair Wallace Stevens bekerja sebagai wakil direktur sebuah perusahaan asuransi dan seorang pakar di bidang pasar obligasi. T.S. Elliot muda awalnya adalah seorang bankir. William Carlos Williams merupakan seorang dokter anak. Robert Frost adalah seorang pemilik peternakan ayam. Hart Crane bekerja membungkus permen di gudang ayahnya, dan kemudian bekerja menulis teks iklan. Stephen Crane bekerja sebagai koresponden perang. Marianne Moore bekerja di Perpustakaan Umum New York. James Dickey bekerja di sebuah biro iklan. Archibald MacLeish adalah Direktur Kantor Fakta dan Angka selama Perang Dunia II. Jadi Anda tentu saja bisa melakukannya.
Apa yang membuat seseorang menjadi penulis? Mungkin hal itu didorong oleh sebuah peristiwa—peristiwa yang terjadi di tahap awal kehidupan dan membentuk ketertarikan dan kesadaran-diri sang penulis.
Ambil contoh kasus Jose Saramago, penulis berbahasa Portugis pertama yang menerima Hadiah Nobel Sastra. Putera seorang petani dan seorang ibu yang buta huruf ini dibesarkan di sebuah rumah yang tidak memiliki buku, dan dibutuhkan waktu hampir 40 tahun baginya untuk beralih dari buruh pabrik logam ke pegawai pemerintahan ke editor penerbitan hingga ke editor surat kabar. Usianya telah menginjak 60 tahun saat ia mulai menerima pengakuan di dalam dan luar negeri dengan dua karyanya, Baltasar dan Blimunda.
Saat masih kanak-kanak, ia menghabiskan liburan di rumah kakeknya di desa yang bernama Azinhaga. Saat kakeknya menderita stroke dan dibawa ke Lisbon untuk dirawat, Saramago masih bisa mengingat peristiwa yang terjadi kala itu, “Ia pergi ke halaman rumahnya, di mana tumbuh segelintir pohon, pohon fig, pohon zaitun. Lalu ia mendatangi mereka satu persatu, memeluk pohon tersebut dan menangis, mengucapkan selamat tinggal kepada mereka karena ia tahu tidak akan pernah kembali. Jika Anda menyaksikan hal itu, hidup dengan hal itu, dan hal itu ternyata tidak meninggalkan kesan apa-apa dalam hidup Anda selanjutnya,” ucap Saramago, “maka Anda tidak mempunyai rasa.”
Mulailah dengan perasaan murni. Ubahlah hal itu menjadi prosa.
Latih terus kemampuan teknik menulis Anda. Jangan pernah berhenti menulis. Sebab menulis itu seperti berenang. Semakin tinggi “jam terbang Anda”, maka keahlian Anda akan semakin baik. Pepatah mengatakan, “Ala bisa karena biasa.” Yap, Anda harus biasa dulu, baru bisa.
Anda tidak akan menjadi penulis novel best seller bila tidak berlatih seperti penulis best seller.
Banyak-banyaklah membaca novel berkualitas. Tubuh kita seperti mesin produksi, bahan mentahnya adalah bacaan, dan produk yang dihasilkan adalah tulisan. Artinya, kegiatan membaca bagi seorang penulis novel sangatlah penting. Tulisan Anda akan diwarnai oleh bacaan yang Anda lahap.
Bila Anda rajin membaca novel cinta, Anda akan tahu cara menulis novel cinta.
Bila Anda sering membaca novel misteri, Anda akan mudah menciptakan novel misteri.
Bila Anda sering membaca novel horor, Anda akan senang menulis novel horor.
Bila Anda sering membaca novel anak, Anda akan tahu cara membuat novel anak.
“Dan seterusnya dan seterusnya…”
Kita dipengaruhi oleh bacaan kita. Bila kita sering membaca novel best seller, kita juga akan cepat beradaptasi dan cepat belajar dari tulisan best seller itu.
Bila Anda ingin menulis novel yang bagus dan menarik seperti “Laskar Pelangi” misalnya, maka sering-seringlah membaca novel yang kualitasnya seperti itu dijamin Anda akan ketularan! Anda akan tahu bagaimana cara menulis novel best seller dan menarik.
Tips yang saya sampaikan di atas mungkin terkesan sangat sederhana bagi Anda. Mungkin Anda berkata dalam hati, “Ah, kalau tips menulis novel seperti ini mah, saya sering dengar. Apa tidak ada tips menulis novel yang lain?”
Anda mungkin tidak percaya?
Penulis novel best seller lain juga melakukan itu, termasuk Andrea Hirata. Dia sangat suka membaca novel yang baik dan menarik. Ia memiliki banyak koleksi bacaan berkualitas sehingga ia jadi ketularan.
Praktekkan saja tips menulis novel yang bagus di atas. Saya yakin, suatu saat nanti Anda akan sehebat Andrea Hirata, bahkan lebih hebat lagi!
Sinclair Lewis diundang untuk berbicara di hadapan sejumlah mahasiswa tentang seni menulis. Ia berdiri di muka kelas dan bertanya, “Berapa banyak dari Anda yang sungguh-sungguh serius ingin menjadi penulis?” Sejumlah orang mengangkat tangan. Lewis kemudian bertanya, “Jadi, mengapa Anda semua tidak pulang ke rumah dan menulis?” Setelah mengucapkan hal itu ia pun pergi keluar dari ruangan. Jadi kini saatnya bagi Anda untuk menulis.
[Aditya Kusuma][/mag]
Dalam melakukan kegiatan penelitian, tentunya Anda akan menemukan sejumlah jenis data. Data ini kemudian masuk…
Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…