Daftar Isi
H-Indeks merupakan indikator penentu tingkat produktivitas seorang peneliti yang dapat dilihat dari berapa banyaknya karya ilmiah yang dihasilkan. Selain itu, indeks ini juga bisa dilihat dari berapa jumlah sitasi dari suatu jurnal penelitian. Dari pengertian tersebut, tentu indeks ini sangat penting.
Mengingat pentingnya H-Indeks ini, maka para peneliti akan melakukan berbagai upaya agar mampu meningkatkan nilai H-Indeks. Salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah sitasi. Selain itu, ada hal lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan atau menaikkan H-Indeks yang akan dijelaskan di bawah ini.
Sudah dibahas secara singkat bahwa H-Indeks ini sangat penting bagi peneliti dan juga para dosen. Oleh sebab itu, para peneliti dan juga dosen harus memahami dan mengetahui bagaimana cara melihat H-Indeks tersebut. Mengapa H-Indeks dianggap penting, karena H-Indeks akan sangat berpengaruh terhadap besarnya dana penelitian yang akan disediakan untuk penelitian selanjutnya.
Misalnya saja jika Menristekdikti telah mewajibkan dosen dan juga para peneliti untuk mendapatkan dua kursi di dua program penelitian. Sehingga, jika di dua program penelitian tersebut peneliti atau dosen tersebut sudah memiliki H-Indeks minimal 2, maka mereka bisa mendapatkan haknya. Jika mereka hanya bisa memiliki 1 H-Indeks saja, maka mereka hanya bisa memimpin satu program penelitian saja.
Selain itu, H-Indeks juga diperlukan oleh peneliti atau dosen untuk memberikan hasil pencarian dan juga data lainnya kepada para pembaca. H-Indeks ini menyediakan berbagai cara bagi orang lain agar dapat mengatur perpustakaan pribadi sehingga dapat menyimpan koleksi atau hasil tulisan dari peneliti atau dosen tersebut.
Apa sebenarnya H-Indeks itu? Pahami H-Indeks lebih lanjut di Apa Itu H-Indeks Jurnal? Kenali Manfaat dan Cara Mengeceknya
Dari pengertian dan pembahasan di atas, maka dapat diketahui bahwa H-Indeks ini penting dan juga perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pentingnya meningkatkan H-Indeks bagi peneliti dan dosen ini adalah dengan melakukan berbagai upaya, yang salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah sitasi.
Tak hanya itu, ada juga cara lain meningkatkan H-Indeks, misalnya mengadakan kolaborasi dengan peneliti lain (join research) yang bisa menjadi salah satu cara efektif dalam meningkatkan H-Indeks.
Menurut Dr, Santi Martini, M.Kes pada gelaran yang bertajuk “Improve Your Visibility and Get Cited: Sharing Experience” Jumat (15/7/2022), ia memaparkan bahwa pada dasarnya terdapat banyak cara yang lebih efektif untuk meningkatkan H-Indeks. Salah satunya menjadi kolaborator penelitian.
Menurutnya, menjadi seorang kolaborator penelitian menjadi cara meningkatkan H-Indeks seorang peneliti akan lebih cepat dibandingkan dengan cara lainnya. Dr Santi menyampaikan bahwa tergabung dalam jejaring riset (research group) menjadi awal mula ia menjadi seorang kolaborator penelitian.
“Kebetulan saya ikut dalam jejaring research (research group) tentang tobacco control. Di situlah saya banyak juga ketemu dengan kolega-kolega di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujar Dr Santi.
Ia juga mengungkapkan bahwa pertama kali ia tergabung di dalam research group pada tahun 2018 dan keanggotaannya di dalam research group ini membuatnya mendapatkan banyak sekali informasi mengenai bagaimana cara melakukan riset dan publikasi yang belum pernah diketahui sebelumnya.
“Di research group ini pula ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi kolaborator penelitian,” ujar Dr Santi. Ia juga mengaku bahwa sebelum mengikuti research group, ia tidak tahu mengenai dampak yang akan dirasakan ketika menjadi kolaborator penelitian dan dampaknya terhadap H-Indeks seorang peneliti.
“Saya baru gabung 2018 tapi kenaikannya (h-indeks, Red) cepat sekali. Tapi itu bukan tujuan saya pertama kali. Ternyata, peran saya sebagai kolaborator berdampak terhadap h-indeks Scopus,” terang Dr Santi.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukannya, Dr Santi menyimpulkan bahwa menjadi seorang kolaborator penelitian menjadi cara paling cepat dan efektif untuk menaikkan H-Indeks.
“Kalau yang lain-lain kita juga sudah lakukan. Tapi, ternyata kenaikannya terhadap sitasi atau H-Indeks tidak secepat ketika saya bergabung dengan kolaborator,” pungkas Dr Santi.
Selain meningkatkan H-Indeks dengan bergabung menjadi kolaborator penelitian, cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan H-Indeks adalah dengan self citation. Artinya, Anda bisa melakukan sitasi artikel atau dokumen Anda sendiri yang kemudian bisa ditingkatkan dalam jumlah sitasinya.
Caranya bisa dengan menerbitkan jurnal internasional terindeks Scopus yang selanjutnya dan juga menerbitkan kembali adanya konten yang sesuai dengan konten sebelumnya yang saling berhubungan satu sama lain.
Selain itu, berikut adalah tips menaikkan H-Indeks.
Mencari topik penelitian yang menarik dan mutakhir bisa membuat para pembaca tertarik terhadap isi dari jurnal yang Anda tulis. Akhirnya, jurnal Anda akan dibaca banyak orang dan akhirnya akan banyak orang menjadikan jurnal yang Anda buat sebagai referensinya. Selain itu, Anda juga bisa membahas topik yang sedang hangat dibahas.
Hal ini sangat ampuh agar jurnal yang Anda tulis menjadi referensi penelitian banyak orang, sehingga H-Indeks Anda akan meningkat.
Tips menaikkan H-Indeks lainnya adalah memanfaatkan kata kunci sebaik mungkin. Beberapa penerbit biasanya hanya memperbolehkan penulis mencantumkan 5 kata kunci saja di dalam jurnalnya. Dengan jumlah terbatas ini, manfaatkan sebaik-baiknya.
Cari 5 kata kunci sebaik mungkin yang tujuannya agar jurnal Anda semakin mudah ditemukan oleh pembaca. Dan apabila jurnal Anda mudah ditemukan, maka jurnal Anda juga akan dibaca banyak orang. Ketika pembaca menilai bahwa tulisan Anda menarik, mereka akan menjadikannya sebagai referensi untuk karya ilmiah mereka.
Nah, itu adalah tips menaikkan H-Indeks. Ini cara mengecek H-Indeks di berbagai website seperti SINTA, Scopus, dan Google Scholar.
Baca Juga :
Jurnal Terindeks Scopus: Cara Mencari, Cara Submit, dan Contohnya
Cara Mencari Jurnal Internasional yang Bisa Dijadikan Referensi
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…