Daftar Isi
Memahami tips menemukan research gap dalam penelitian tentu menjadi hal sangat penting bagi akademisi, baik dosen maupun mahasiswa. Khususnya untuk dosen yang memang memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk melaksanakan penelitian secara kontinyu.
Dalam proses melaksanakan tugas penelitian, diwajibkan memiliki novelty atau kebaruan. Kebaruan ini bisa didapatkan dengan melakukan research gap atau kelemahan dari penelitian sebelumnya dilihat dari berbagai aspek.
Research gap kemudian bisa dianalisis seorang dosen maupun peneliti melalui studi literatur. Publikasi hasil penelitian ketika dibaca dengan teliti bisa membantu menemukan research gap. Namun, seperti apa cara menemukan research gap di publikasi ilmiah?
Sebelum mengetahui beberapa tips menemukan research gap dalam penelitian, khususnya di publikasi ilmiah. Maka penting untuk memahami dulu mengenai research gap yang membantu memahami tata cara menemukannya dengan lebih mudah.
Secara umum, research gap adalah kondisi di mana hasil penelitian yang dirumuskan dengan data yang menjadi pendukung terdapat inkonsistensi. Inkonsistensi disini bisa diartikan sebagai kekurangan, kelemahan, atau biasa disebut dengan istilah “celah”.
Penelitian yang dilakukan dosen, mahasiswa, dan peneliti di lembaga penelitian biasanya memiliki keterbatasan yang memunculkan kekurangan. Sebagai contoh, penelitian menggunakan metode A untuk memperoleh hasil maksimal.
Namun, belum dicoba untuk menggunakan metode penelitian B. Maka disini akan memunculkan research gap. Yakni bagaimana hasil penelitian ketika menggunakan metode B tersebut?
Melalui tips menemukan research gap dalam penelitian maka akan menemukan fakta bahwa research gap ini bisa dibangun dari tiga hal. Yakni dari ide baru, data baru, dan metode baru.
Pemahaman ini membantu dosen untuk menemukan research gap dengan membangun dasar yang dirasa sesuai. Ketika membangun ide baru tidak memungkinkan, bisa beralih ke data baru, beralih lagi ke metode baru sampai menemukan novelty.
Baca Juga: Research Gap dan 4 Cara Menemukannya
Pada saat melakukan penelitian dan menyadari tuntutan untuk menemukan research gap. Mungkin akan bertanya-tanya kenapa hal ini perlu dilakukan? Jadi, research gap bertujuan untuk menemukan suatu inkonsistensi dari penelitian sebelumnya.
Inkonsistensi ini menandakan jika ada kendala atau ketidaksempurnaan dari penelitian sebelumnya tersebut. Maka perlu ditemukan dan kemudian diteliti kembali sebagai penelitian pengembangan agar hasil penelitian lebih sempurna atau maksimal.
Harapannya, dengan temuan yang lebih sempurna ini maka temuan penelitian bisa memberi manfaat lebih baik. Misal, jika penelitian sebelumnya menghasilkan produk siap uji, maka ketika research gap ditemukan ada peluang menemukan produk siap dikomersialisasikan.
Artinya, research gap membantu menghasilkan temuan penelitian yang lebih baik. Baik itu dalam hal kegunaan, kondisi fisik, teknologi yang dimiliki, dampak solusi yang diberikan, dan sebagainya. Sehingga penelitian terus berkembang dan berkontribusi memajukan IPTEK.
Sayangnya untuk menemukan research gap ternyata tak selalu mudah. Ada banyak metode sampai tips menemukan research gap dalam penelitian perlu dicoba seorang dosen sampai sukses. Kadang kala membutuhkan waktu dan tenaga lebih.
Bicara mengenai research gap dan tata cara menemukannya, ada salah satu metode yang cukup jamak digunakan, yakni melakukan studi literatur atau mengkaji publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah seperti artikel di jurnal adalah hasil penelitian.
Menganalisis informasi di dalam artikel ilmiah tersebut ternyata bisa membantu menemukan research gap. Tentunya dengan catatan selama dilakukan dengan benar. Berikut beberapa tips menemukan research gap dalam penelitian pada publikasi ilmiah:
Tips menemukan research gap dalam penelitian melalui publikasi ilmiah yang pertama adalah membaca abstrak. Seperti yang diketahui, artikel ilmiah yang dipublikasikan ke jurnal memiliki bagian abstrak.
Abstrak sendiri di dalam KTI menjelaskan mengenai ringkasan seluruh isi naskah KTI tersebut. Sehingga research gap yang tengah dicari besar kemungkinan akan segera ditemukan di bagian abstrak selama dibaca dengan teliti dan jeli.
Pada bagian abstrak bisa melihat penjelasan tentang tujuan, metode, temuan dan implikasi. Melalui bagian-bagian tersebut maka dosen bisa menemukan kesesuaian antara salah satunya dengan topik.
Tidak sedikit peneliti yang tanpa sadar memiliki ketidaksesuaian dari salah satunya. Misalnya topik tentang A akan tetapi metode penelitian yang digunakan bisa dikatakan kurang tepat. Hal ini masuk kategori inkonsistensi penelitian dan menciptakan celah.
Jika di bagian abstrak sebuah publikasi ilmiah belum menemukan adanya celah atau research gap. Maka bisa beralih ke tips menemukan research gap dalam penelitian yang kedua. Yakni membaca bagian latar belakang.
Adapun yang dimaksud disini adalah bagian introduction atau background of study yang tercantum di dalam publikasi ilmiah berbentuk jurnal. Pada bagian ini, penulis atau peneliti sebelumnya secara umum akan menjelaskan beberapa hal.
Termasuk beberapa kondisi yang menjadi batasan masalah dan kemudian bisa membantu peneliti masa sekarang menemukan research gap. Pada jurnal internasional, dosen bisa mencari adanya beberapa kata yang menunjukan celah.
Misalnya kata ‘gap’, ‘however’, ‘not addressed’, ‘lack of’, dan sejenisnya. Kosa kata ini bisa menunjukan jika penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut memiliki masalah yang belum dijawab.
Maka akan memberikan kesempatan menemukan research gap dari masalah yang belum dijawab tersebut. Sehingga bisa dijadikan fokus utama dalam penelitian yang dilakukan dan menciptakan novelty di penelitian tersebut.
Baca Juga:
Tips menemukan research gap dalam penelitian melalui publikasi ilmiah adalah membaca bagian saran dan kesimpulan. Setiap peneliti dijamin akan menutup karya tulis ilmiahnya dengan saran dan kesimpulan, khususnya KTI dari hasil penelitian.
Pada bagian ini, jika diperhatikan dengan seksama maka bisa diketahui peneliti sebelumnya memberi petunjuk kepada peneliti di masa depan untuk melakukan penelitian pengembangan maupun penelitian ulang.
Khususnya di bagian saran, karena disini nantinya akan menjumpai beberapa saran dari peneliti sebelumnya. Beberapa poin saran ditujukan untuk peneliti selanjutnya agar bisa melanjutkan penelitian tersebut berdasarkan inkonsistensi yang dihadapi.
Pada jurnal internasional, maka bisa fokus mencari penggunaan kata suggestions for future research, limitation of the study, dan sebagainya. Sehingga disini akan ditemukan saran yang memberi petunjuk adanya research gap.
Tips terakhir adalah melakukan perbandingan dengan publikasi ilmiah lain. Secara umum satu topik akan diteliti tidak hanya satu dosen atau satu peneliti. Melainkan banyak, apalagi jika lintas negara dan benua.
Jika berkunjung ke Scopus, WoS, atau bahkan laman SINTA maka dijamin akan menemukan publikasi hasil penelitian dengan topik serupa. Jika berhasil ditemukan silahkan dibaca keduanya dan temukan adanya inkonsistensi.
Bisa fokus ke hasil penelitian dari dua atau lebih publikasi dengan topik sama. Sehingga langsung mengetahui adanya hasil penelitian berbeda karena beberapa faktor.
Misalnya data berbeda, metode berbeda, dll. Hal ini masuk tips menemukan research gap dalam penelitian melalui publikasi ilmiah. Sehingga bisa dijadikan acuan saat menganalisis publikasi ilmiah penelitian terdahulu.
Baca Juga:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…