Kewajiban seorang dosen/guru adalah melakukan instruksional. Bentuknya ada yang berbentuk proses mengajar dan banyak pula yang dalam bentuk buku ajar.
Tujuan instruksional memiliki tujuan mulia, yaitu bertujuan untuk mengubah perilaku peserta didik lewat buku ajar yang disajikan. Buku ajar tidak dapat memberikan dampak besar jika tidak didukung oleh peranan seorang pengajar/dosen/guru. Bagaimanapun juga, Guru/dosen/pengajar sebagai penyalur yang memudahkan buku ajar lebih bisa diterima oleh peserta didik sesuai dengan harapan.
Secara garis besar, tujuan instruksional dalam buku ajar maupun pengajar memiliki esensi yang sama. Yaitu memberikan keterampilan, pengetahuan dan memberikan ketrampilan kepada peserta didik. Adapun poin penting dalam tujuan instruksional, sebagai berikut.
Tujuan instruksional memiliki dua macam, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
TIU lebih fokus pada hasil yang harus dicapai oleh peserta didik. Berbeda dengan TIK, yang lebih menekankan pada pokok bahasan terkait dengan cabang ilmu yang lebih spesifik. Misal mengulas tentang Fisika,maka isi buku ajar mengulas banyak hal tentang ilmu Fisika.
Upaya merumuskan TIU yang baik menggunakan kata kerja yang lebih bersifat umum. Seperti yang diketahui oleh pendidik ataupun penulis buku ajar, bahwa setiap bidang studi atau mata pelajaran yang digunakan untuk pembelajaran sudah diatur dalam program pengajaran, dan itulah yang dijadikan patokannya.
Apa saja rumusan tersebut? Diantarannya penulis buku ajar minimal mengetahui perbedaan antara skor dan nilai, memahami teori evaluasi, pentingnya penilaian yang tepat dan masih banyak lainnya.
TIK memiliki dua aspek yang tidak kalah penting, yaitu aspek perilaku peserta didik dan aspek pesan isi yang disampaikan. Jadi guru/dosen/pengajar secara tidak langsung berperan untuk mendidik perilaku agar berkelakuan baik dan dapat mengamalkan ilmu yang telah di dapatkan.
Komponen membuat rumusan TIK yang lengkap meliputi tiga hal, yaitu Terminal behavior, conditional of demonstration or rest dan standard of performance. Terminal behavior sering juga disebut dengan tingkah laku akhir yang diharapkan. Misalnya, siswa bisa menjadi lebih paham.
Berbeda dengan conditional of demonstration or rest atau yang disebut denga kondisi demonstrasi. Jadi komponen pendidik diharapkan mampu memberikan demonstrasi yang mudah dipahami oleh peserta didik.
Misal, ketika guru/dosen melakukan domenstrasi, peserta didik ketika diminta untuk menjelaskan kembali, mereka bisa mendemonstrasikan ulang menggunakan cara mereka sendiri, namun inti pesan masih sama. Terakhir adalah standard of performance atau lebih akrab di dengar dengan standar keberhasilan. Jadi di tahap inilah pendidik/dosen/guru menekankan pada hasil yang telah dicapai.
Khusus penulis buku ajar, pentingnya melakukan capaian tujuan instruksional adalah mengetahui manfaat yang hendak dicapai. Apa saja manfaat instruksional yang harus dicapai? Berikut uraiannya.
Jadi pada prinsipnya, tujuan instruksional mendorong pendidik/dosen/pengajar bisa mengerjakan sesuatu hal yang produktif setelah selesai proses pengajaran. Salah satunya dengan menulis buku ajar. Maksud dalam hal ini, apabila terdapat peserta didik tidak dapat menyelesaikan masalah, misal tidak bisa bisa menyelesaikan soal persamaan linier, maka Buku yang ditulis mampu menawarkan solusi yang lebih mudah bagi mereka.
Khusus bagi Anda yang ingin menulis buku ajar yang hadir sebagai solusi, setidaknya ada rumusan tujuan instruksional. Rumusan yang perlu diperhatikan antaralain harus sesuai dengan tingkah laku operasional, sesuai dengan kurikulum yang dilakukan dan terakhir adalah berpusat pada upaya perubahan untuk peserta didik, baik perubahan perilaku ataupun menjadi solusi bagi peserta didik yang mengalami kesulitan.
Itulah tiga pentingnya tujuan instruksional yang setidaknya unsur-unsur tersebut harus ada dan tercantum di dalam buku ajar yang Anda buat. Pertanyaan yang seringkali muncul, bagaimana jika unsur di atas tidak tertuang dalam buku ajar?
Jawabannya sederhana, buku ajar yang Anda buat masih bisa dikonsumsi, hanya saja tidak sesuai dengan standar baku yang diharapkan. Satu hal yang tidak kalah penting adalah, metode penulisan buku ajar yang baik juga harus mengacu dan melihat kurikulum yang berlaku. Agar isi sesuai dengan tujuan instruksional.
Anda mau menerbitkan buku? Maka pilihlah penerbit yang menerbitkan buku ber-ISBN dan anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.
Terbitkan saja buku di Penerbit Deepublish! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor mempercayakan bukunya terbit di sini. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit!
Tak perlu ragu lagi. Yuk, daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!
Masih bingung dengan buku ajar? Daftar artikel berikut akan memantu Anda memahaminya lebih dalam:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…