Information

Cara Melakukan Wawancara untuk Pengumpulan Data Penelitian

Salah satu metode pengumpulan data dari sumber primer adalah melakukan interview atau wawancara. Melalui interview, peneliti akan berkomunikasi secara langsung dengan sumber data yang disebut narasumber. 

Berhubung data yang didapatkan dari hasil wawancara dan sesuai dengan informasi yang diberikan narasumber, data hasil wawancara termasuk data primer karena didapatkan langsung dari sumbernya tanpa perantara. 

Supaya interview efektif dan memberikan data yang sesuai kebutuhan penelitian. Maka dianjurkan dilakukan dengan persiapan yang baik dan terbilang matang. Selain itu, jenis interview tersebut juga harus tepat. Berikut informasinya. 

Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara

Dikutip melalui buku berjudul Pengantar Metodologi Penelitian yang ditulis oleh Rifa’i Abubakar (2021), wawancara adalah cara mengumpulkan data penelitian dengan melakukan interview atau tanya jawab secara tatap muka secara lisan antara pewawancara dengan terwawancara untuk mendapat informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Interview termasuk dalam sumber data primer dalam kegiatan penelitian. Adapun jenis sumber data primer lainnya seperti observasi, eksperimen, dan pembagian angket atau kuesioner. 

Interview membantu mendapatkan data dari sumbernya secara langsung sehingga teknik ini dikenal memiliki validitas yang tinggi. Hanya saja, tetap harus diawali dengan memilih narasumber yang tepat. 

Sebab kredibilitas dari narasumber akan menentukan kredibilitas data yang disampaikan. Oleh sebab itu, penentuan narasumber tidak bisa sembarangan untuk menghindari adanya bias dari data yang dihimpun melalui interview. 

Teknik pengumpulan data dengan wawancara membantu mengakses banyak keuntungan bagi peneliti. Selain mendapatkan data primer dengan validitas dan kredibilitas tinggi, wawancara juga membantu melakukan tanya jawab mendalam. 

Peneliti tidak hanya mendapatkan data yang cukup untuk kegiatan penelitian yang dilakukan tetapi juga memahami topik penelitian atau masalah yang diteliti dengan seksama melalui penjelasan dari narasumber. 

Umumnya, interview memilih narasumber yang berkaitan langsung dengan topik penelitian, bagian dari populasi penelitian, dan para ahli atau pakar di bidangnya. Tentunya dalam menentukan narasumber, peneliti tidak bisa sembarangan dan harus memiliki acuan jelas dan sesuai standar. 

Baca Juga: Laporan Wawancara: Format, Cara Membuat, Contoh

Tujuan Wawancara

Teknik pengumpulan data penelitian dengan wawancara membutuhkan persiapan yang panjang. Mulai dari memilih narasumber, menentukan jenis interview, menyiapkan daftar pertanyaan, menyusun jadwal, dan interview itu sendiri. 

Meskipun lebih rumit dan membutuhkan sumber daya lebih ekstra dibanding teknik pengumpulan data lainnya. Namun, interview dalam penelitian memiliki beberapa tujuan yang membuatnya perlu dilaksanakan. Berikut beberapa tujuan interview: 

1. Mendapat Data Secara Langsung

Salah satu tujuan interview dalam penelitian adalah mendapatkan data secara langsung dari sumbernya. Interview membantu peneliti mendapat data dari narasumber langsung lewat proses tanya jawab. 

Tanya jawab di sini bisa disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dijamin relevan. Peneliti bisa memastikan data yang didapatkan dari narasumber sesuai kebutuhan dan tidak membuang waktu sebagaimana membaca laporan panjang. Ada kalanya laporan tersebut hanya memberi sedikit data yang relevan. 

2. Menggali Data Secara Mendalam

Tujuan kedua dari interview dalam proses mengumpulkan data penelitian adalah menggali data secara mendalam. Jika Anda melakukan observasi, maka data terbatas pada hari dimana observasi dilakukan. Kadang tidak lengkap, kurang.

Jika data dari publikasi ilmiah, informasi atau data terbatas pada data yang tersaji di dalamnya. Berbeda dengan interview, ketika peneliti kurang paham bisa diminta dijelaskan lagi lebih dalam sehingga data jelas, detail atau rinci, dan dipahami dengan baik oleh peneliti. 

3. Mendapatkan Sudut Pandang Baru

Wawancara diterapkan dalam penelitian juga bertujuan untuk mendapat sudut pandang baru. Jika mengandalkan data dari satu narasumber, ada kemungkinan narasumber lain memiliki data berbeda atau lebih lengkap. 

Contohnya, peneliti ingin mengetahui efek larangan wisuda bagi siswa sekolah oleh Gubernur Jawa Barat, peneliti akan melakukan interview dengan Gubernur untuk mendapatkan sudut pandang pemilik kebijakan. 

Kemudian disusul dengan interview dari siswa sekolah, guru dan kepala sekolah, serta orang tua atau wali siswa. Sehingga mendapat data dari berbagai sudut pandang yang membantu menganalisis efektivitas kebijakan tersebut. 

4. Melengkapi Data dari Sumber Lain

Ada kalanya, data yang didapatkan dari observasi, kuesioner, dan sebagainya masih dirasa kurang lengkap. Selain itu, peneliti bisa juga khawatir ada data yang masih bias sehingga dilakukan wawancara. 

Dalam kondisi ini, tujuan interview adalah melengkapi dan bahkan membantu mengevaluasi kualitas data dari sumber lain sehingga didapatkan data dari berbagai sumber agar sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. 

Artikel terkait teknik pengumpulan data penelitian:

Jenis Wawancara

Teknik wawancara yang bisa diterapkan peneliti cukup beragam. Sebab memang jenis dari interview sendiri sangat banyak jika dilihat dari berbagai aspek. Namun, secara garis besar jenis interview dalam penelitian terbagi menjadi tiga, yakni interview terpimpin, interview tidak terpimpin, dan interview bebas terpimpin.

Berikut penjelasan lebih rinci jenis wawancara: 

1. Wawancara Terpimpin

Interview terpimpin adalah interview yang dilakukan dengan menggunakan pedoman, sehingga pertanyaan-pertanyaannya terarah, tidak menyimpang dari pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Secara sederhana, interview terpimpin adalah interview yang sudah ada daftar pertanyaan yang disiapkan peneliti. Sehingga dalam pelaksanaannya, peneliti akan mengajukan pertanyaan sesuai daftar tersebut. 

Pada jenis ini, peneliti bisa mengatur daftar pertanyaan agar relevan dengan penelitian dan kebutuhan peneliti sendiri dan menentukan batasan yang jelas sehingga tidak membahas pertanyaan lain yang tidak relevan dengan penelitian. 

2. Wawancara Tidak Terpimpin

Interview tidak terpimpin adalah interview yang tidak terarah atau dilakukan secara sambil lalu atau spontan. Di dalam jenis ini, peneliti tidak menyiapkan daftar pertanyaan dan mengajukannya secara spontan. 

Peneliti akan lebih kritis dalam memahami karakter narasumber, kemudian membuka dengan pertanyaan paling mendasar. Selanjutnya, jawaban dari narasumber akan membantu peneliti menentukan pertanyaan berikutnya sehingga mengalir mengikuti alur dan bentuk jawaban narasumber. 

3. Wawancara Bebas Terpimpin

Interview bebas terpimpin adalah kegiatan interview yang tidak terikat dengan daftar pertanyaan meskipun peneliti sudah menyiapkan daftar pertanyaan. Dalam kondisi ini, peneliti sudah menyiapkan pertanyaan apa saja yang akan diajukan. Namun sifatnya fleksibel. 

Ketika interview dilakukan, peneliti bisa mengajukan pertanyaan sesuai daftar tersebut. Namun bisa juga pertanyaan diajukan secara spontan menyesuaikan dengan jawaban dari narasumber pada pertanyaan sebelumnya. Sehingga jenis ini adalah kombinasi interview terpimpin dan tidak terpimpin sekaligus. 

Selain jenis-jenis tersebut, wawancara dalam penelitian juga memiliki jenis lainnya sesuai dengan aspek tertentu. Misalnya, interview dilihat dari aspek jumlah responden maka terbagi menjadi dua jenis, yaitu interview individu dan interview kelompok. 

Interview individu adalah interview yang hanya memiliki satu narasumber, sehingga interview dilakukan peneliti dan narasumber saja. Sementara interview kelompok adalah interview dengan narasumber lebih dari satu. Sehingga interview dilakukan peneliti dengan beberapa narasumber sekaligus dalam satu waktu. 

Kelebihan

Meskipun wawancara menjadi salah satu metode pengumpulan data primer dengan tingkat validitas yang terbilang tinggi. Namun, metode ini tidak lepas dari sejumlah kelebihan dan juga kekurangan sekaligus. 

Dalam pelaksanaannya, interview bisa memberi berbagai keuntungan karena punya beberapa kelebihan berikut: 

1. Data Penelitian Lebih Jelas, Detail, dan Mendalam

Kelebihan yang pertama dari pengumpulan data dengan interview adalah data yang didapatkan jelas, detail, dan lebih mendalam. Jika dibandingkan dengan sumber data lain, kriteria ini sulit dipenuhi. 

Data bisa lebih jelas, detail, dan mendalam karena ditanyakan langsung ke narasumber yang paham topik penelitian. Penjelasan bisa lebih detail dan rinci, sehingga data tersebut punya kualitas yang baik dan bisa diandalkan. 

2. Proses Mendapatkan Data Lebih Cepat

Interview dalam pengumpulan data juga memberi data penelitian dengan cepat kepada peneliti. Alasannya, interview membantu peneliti mengajukan pertanyaan sesuai kebutuhan data penelitian. 

Sesaat setelah pertanyaan disampaikan, maka narasumber akan memberi respon atau jawaban. Sehingga tidak butuh waktu lama, peneliti berhasil mendapat data penelitian yang berkualitas dan sesuai kebutuhan penelitian. 

3. Validitas dan Kredibilitas Data Lebih Terjamin

Kelebihan ketiga dari wawancara dalam pengumpulan data penelitian adalah memberi validitas dan kredibilitas tinggi. Hal ini terjadi karena data bersumber dari sumber data primer. Data pun tidak mengalami perubahan karena disampaikan langsung oleh narasumber dan dicatat oleh peneliti untuk dianalisis. 

Baca Juga:

4. Pengumpulan Data Lebih Fleksibel

Kelebihan berikutnya adalah pengumpulan data menjadi lebih fleksibel. Jika peneliti memiliki teknik pengumpulan data yang kaku kadang kala akan menyulitkan mendapatkan data yang sesuai. 

Misalnya, ada pertanyaan yang sudah dijelaskan narasumber ketika menjawab pertanyaan sebelumnya. Maka tidak perlu ditanyakan lagi untuk efisiensi. Sehingga proses pengumpulan data lebih fleksibel. Kadang tidak berlangsung terlalu lama seperti yang diperkirakan. Namun, bisa juga terjadi sebaliknya. 

5. Membangun Hubungan Baik dengan Narasumber

Kelebihan berikutnya dari interview adalah membangun hubungan baik dengan narasumber. Dimana bisa membangun kedekatan personal dan meningkatkan rasa percaya. Hal ini mendorong narasumber terbuka dan memberi jawaban yang jujur dan lebih rinci yang akan menguntungkan dari sisi peneliti. 

Kekurangan

Hanya saja, dalam pelaksanaan interview kadang peneliti juga menghadapi sejumlah kendala. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan yang dimiliki teknik interview, diantaranya: 

1. Data dari Narasumber Bisa Bias

Kekurangan interview yang pertama adalah masih ada kemungkinan mendapat data bias. Pertama, peneliti keliru dalam memilih narasumber. Keuda, narasumber kurang jujur dan terbuka dalam memberi jawaban. Ketiga, data interview secara mendasar punya subjektivitas tinggi karena beda narasumber bisa beda jawabannya. 

2. Butuh Sumber Daya Tinggi

Kelemahan yang kedua dari interview adalah butuh sumber daya yang tinggi. Baik itu sumber daya waktu, tenaga, dan biaya penelitian. Sebab prosesnya panjang dan ada kebutuhan untuk bertemu langsung dengan narasumber. 

Sekalipun bisa jarak jauh, misalnya lewat telepon, persiapannya pun masih panjang. Bahkan sejak menentukan narasumber, peneliti perlu menggunakan sejumlah sumber daya agar menemukan narasumber ideal dan memenuhi kriteria. 

3. Sangat Bergantung pada Kualitas Narasumber dan Peneliti Sendiri

Kekurangan ketiga adalah sangat bergantung pada kualitas narasumber dan peneliti itu sendiri. Narasumber yang belum memahami subjek dan objek penelitian bisa memberi data kurang mendalam dan jelas. 

Pertanyaan dari peneliti juga akan menentukan kelengkapan dan kualitas data yang didapatkan. Jadi, tidak selalu dipastikan data dari interview punya validitas dan kualitas tinggi karena dipengaruhi banyak faktor. 

Cara Melakukan Wawancara

Bagi para peneliti yang berencana menerapkan wawancara sebagai metode pengambilan data penelitian. Maka tentunya wajib paham bagaimana cara menerapkan teknik tersebut.

Berikut tahapan cara melakukan wawancara/interview dalam pengambilan data penelitian:

1. Menentukan Narasumber

Langkah yang pertama, peneliti wajib menentukan dulu narasumber dalam interview yang akan dilakukan. Penentuan narasumber harus mencari dari sampel penelitian, pakar di bidang yang relevan dengan topik penelitian, dan bersedia menjadi narasumber. 

2. Menyusun Pedoman Interview

Jika narasumber sudah ditentukan dan ada kesediaan, maka tahap kedua adalah menyusun pedoman interview. Pedoman ini mencakup informasi mengenai jenis interview yang akan dilakukan, data narasumber, data jadwal dan lokasi interview, dan daftar pertanyaan. 

3. Uji Coba Pedoman Interview

Langkah ketiga adalah melakukan uji coba pada pedoman interview yang sudah dibuat. Misalnya memeriksa kembali apakah daftar pertanyaan sudah membantu mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan atau perlu dikoreksi, dihapus, atau ditambah pertanyaan lainnya. 

4. Berkomunikasi dan Mengatur Jadwal dengan Narasumber

Langkah yang keempat, peneliti melakukan komunikasi dengan narasumber untuk mengatur jadwal dan lokasi interview. Dalam penentuan lokasi dan jadwal tentunya harus ada kesepakatan antara kedua pihak. Sehingga interview bisa dilakukan dengan lancar, karena masing-masing menyiapkan waktu khusus. 

Selain itu, interview tidak harus bertatap muka. Bisa dilakukan secara daring, seperti lewat telepon, video konferensi seperti Zoom, dan bahkan chat di aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Jadi, pastikan ada kesepakatan metode interview yang akan dilakukan dengan narasumber. 

5. Melakukan Interview dan Mencatat Data

Langkah kelima adalah proses interview itu sendiri. Peneliti akan melakukan interview di jadwal dan lokasi yang sudah disepakati bersama. Dalam tahap ini, peneliti akan mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban narasumber. Pencatatan bisa dilakukan manual, direkam, dan sebagainya. 

Pahami lebih lanjut dalam Pedoman Wawancara dalam Penelitian & Cara Membuatnya.

Contoh Pertanyaan Wawancara

Membantu dalam menyusun daftar pertanyaan wawancara yang efektif dan sesuai kebutuhan penelitian. Maka berikut beberapa contoh pertanyaan dengan topik penelitian “Efektivitas Metode Pembelajaran Kontekstual”: 

  1. Bagaimana pendapat Anda tentang penggunaan metode pembelajaran kontekstual dalam proses belajar-mengajar di kelas?
  2. Apakah Anda merasa metode pembelajaran kontekstual membantu siswa lebih mudah memahami materi? Mengapa demikian?
  3. Bisakah Anda memberikan contoh pengalaman saat menerapkan metode pembelajaran kontekstual dan bagaimana respons siswa saat itu?
  4. Apa saja kelebihan dan tantangan yang Anda hadapi saat menggunakan metode pembelajaran kontekstual?
  5. Menurut Anda, dalam kondisi seperti apa metode pembelajaran kontekstual paling efektif digunakan?
  6. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa saat menggunakan metode kontekstual dibandingkan dengan metode konvensional?
  7. Apakah metode pembelajaran kontekstual mempengaruhi motivasi belajar siswa? Jika ya, dalam aspek apa saja?
  8. Apa saran Anda untuk meningkatkan efektivitas penerapan metode pembelajaran kontekstual di kelas?

Dalam menyusun daftar pertanyaan, peneliti perlu memastikan urutannya sesuai alur logika. Kemudian, daftar pertanyaan tersebut bisa membantu mendapatkan data yang memang sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. 

Supaya wawancara berjalan lancar dan didapatkan data yang sesuai kebutuhan, maka disarankan dilakukan dengan persiapan matang, diantaranya: 

  • Menyusun pedoman interview agar hasilnya relevan dengan penelitian dan tidak keluar jalur.
  • Mengatur jadwal dan berkomitmen dengan jadwal yang sudah disepakati bersama narasumber.
  • Menyiapkan peralatan untuk menunjang kelancaran interview. Mulai dari alat tulis, daftar pertanyaan yang dicetak di media kertas, alat perekam (bisa memakai fitur perekam suara atau merekam video di smartphone), dan sebagainya.
  • Pahami dulu topik penelitian, sehingga menunjang pengembangan pertanyaan sesuai konteks di lapangan.

Itulah beberapa persiapan penting agar wawancara berjalan lancar dan mendapatkan data penelitian sesuai kebutuhan. Persiapan yang baik mencegah perlunya mengatur jadwal ulang karena suatu kesalahan. 

Artikel terkait wawancara:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Teknik Dokumen dalam Pengumpulan Data Penelitian

Sumber data penelitian tidak hanya dari wawancara dan observasi, melainkan juga dari teknik dokumen atau…

10 jam ago

Outline Penelitian: Manfaat, Cara Membuat, Contoh

Sebelum memulai kegiatan penelitian dan menyusun proposal penelitian, peneliti akan menyusun outline penelitian atau kerangka…

2 hari ago

Aplikasi Mentimeter dan Manfaatnya dalam Kegiatan Pembelajaran

Mendukung penerapan metode pembelajaran interaktif dan bisa dijalankan jarak jauh, menggunakan platform Mentimeter bisa dipertimbangkan.…

2 hari ago

Kegagalan Penelitian, Penyebab dan Cara Menyikapinya

Tidak banyak yang tahu, risiko terjadinya kegagalan penelitian adalah sesuatu yang mungkin terjadi, baik itu…

2 hari ago

Penerbit Deepublish Umumkan Saluran WhatsApp Resmi

Penerbit Deepublish secara resmi mengumumkan peluncuran Saluran WhatsApp (WhatsApp Channel). WhatsApp Channel Penerbit Deepublish menjadi…

3 hari ago

Menjawab Tantangan Zaman, Deepublish Adakan Webinar tentang Inovasi Perpustakaan

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memang akan terus terjadi dan semakin pesat dari waktu ke…

4 hari ago