Daftar Isi
Hasil penelitian dosen tak hanya bisa disebarluaskan menjadi artikel ilmiah untuk dipresentasikan menjadi prosiding maupun dikirimkan ke redaksi jurnal ilmiah. Hasil penelitian juga bisa disebarluaskan menjadi buku dan dibaca masyarakat luas.
Sayangnya, untuk mengubah hasil penelitian menjadi buku ternyata bukan persoalan mudah. Apalagi ada banyak perbedaan antara artikel ilmiah dengan naskah buku. Berawal dari hal ini, Penerbit Deepublish menyelenggarakan webinar dengan topik tersebut.
Mendukung para dosen di Indonesia bisa menulis buku dari hasil penelitian, Penerbit Deepublish menggelar webinar dengan judul Cara Mudah Menulis Buku dari Hasil Penelitian.
Webinar kali ini mengundang Prof. Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si. (Dosen Universitas Negeri Medan) sebagai narasumber utama. Webinar ini sendiri diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan YouTube Live pada Rabu, 16 Agustus 2023.
Webinar dengan topik yang cukup menarik dan dibutuhkan kalangan dosen di Indonesia ini kemudian dihadiri oleh 300 orang peserta. Selain diisi dengan agenda pemaparan materi oleh narasumber juga ada sesi tanya jawab di akhir pemaparan materi.
Penyelenggaraan webinar ini sendiri bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para peserta yang berasal dari kalangan dosen. Yakni edukasi untuk memahami tata cara menulis buku dari hasil penelitian.
Selain itu, juga dibantu untuk memahari mengenai bagaimana ketentuan dalam menerbitkan buku yang baik dan benar. Sehingga buku yang sudah disusun oleh para peserta webinar ini bersifat resmi dengan memiliki ISBN dan diakui oleh Ditjen Dikti.
Prof. Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si. menjelaskan materi webinar dimana mengawalinya melalui penjelasan perbedaan buku dan hasil penelitian. Jadi, hasil penelitian dalam bentuk artikel ilmiah dilihat dari berbagai aspek memang berbeda. Berikut detailnya:
Buku secara umum adalah tulisan ilmiah, fokus pada satu bidang ilmu dengan cakupan lebih luas berasal dari hasil penelitian maupun kajian teoritis. Isu buu biasanya diawali dengan memberi jawaban kepada para pembaca.
Target pembacanya juga berbeda dengan hasil penelitian, yakni masyarakat luas. Baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat awam yang dirasa memerlukan isi pembahasan buku tersebut.
Sementara itu, hasil penelitian dijelaskan merupakan Wadah peneliti melaporkan temuan studi, hasil metodologi yang diterapkan. Secara sederhana, hasil penelitian berisi penjelasan kegiatan penelitian lengkap dengan hasilnya.
Hasil penelitian juga dipublikasikan sama seperti buku, hanya saja media publikasinya berbeda. Hasil penelitian bisa dipublikasikan menjadi prosiding maupun jurnal ilmiah, baik jurnal nasional maupun internasional.
Adapun target pembaca dari hasil penelitian ini bersifat khusus, sering disebut dengan istilah masyarakat ilmiah. Siapa saja masyarakat ilmiah disini? Disini mencakup akademisi (dosen dan mahasiswa) dan peneliti di lembaga penelitian.
Selanjutnya, oleh Prof. Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si. juga menjelaskan mengenai tata cara mengubah hasil penelitian menjadi buku. Menurutnya, ada lima langkah atau tahapan agar proses mengubah dari satu bentuk KTI ke bentuk KTI lainnya bisa maksimal. Yaitu:
Cara atau tahap pertama dalam mengubah hasil penelitian menjadi buku adalah menyunting judul. Mayoritas hasil penelitian memiliki judul yang sangat panjang dan cenderung datar. Buku memiliki karakter judul yang berbeda.
Judul pada sebuah buku adalah aspek yang memberi informasi kepada pembaca mengenai isi buku secara sekilas. Demi menarik minat baca, tak jarang penulis memberikan sentuhan estetika dan unsur persuasif pada judul.
Oleh Prof. Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si. kemudian diberi contoh penyuntingan judul dari hasil penelitian ke judul buku.
Contoh judul hasil penelitian:
Desain dan Penemuan Inhibitor Enzim Matrix Metalloproteinase 9 dari Bahan Alam untuk Terapi Luka Diabetes Menggunakan Pendekatan Kimia Medisinal Komputasi
Contoh judul buku:
Secangkir Kopi dan Penemuan Obat Diabetes: Studi Dinamika Molekul
Tahap kedua adalah melakukan peninjauan dan penyuntingan awal. Dimulai dengan membaca ulang hasil penelitian dan kemudian membuat garis besar, dan mengubah beberapa bagian. Acuannya bisa dari daftar isi yang diubah sesuai standar buku.
Tahap ketiga untuk menulis buku dari hasil penelitian adalah mencari referensi tambahan. Referensi tambahan diperlukan untuk mengembangkan pembahasan di dalam naskah buku. Sebab penjelasannya memang lebih kompleks dibanding hasil penelitian.
Cara keempat untuk menulis buku dari hasil penelitian adalah mengajukan proposal ke penerbit. Proposal ini adalah proses mengirimkan naskah buku ke penerbit untuk diterbitkan sesuai dengan ketentuan.
Naskah buku yang sudah dikirimkan kemudian akan diperiksa oleh tim pihak penerbit. Sehingga dilakukan editing dan penyuntingan, ada kalanya penulis akan menerima informasi untuk melakukan revisi. Naskah yang sudah direvisi kemudian dikirimkan ulang ke penerbit untuk diproses ke tahap berikutnya.
Lebih lanjut, oleh Prof. Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si. juga menjelaskan sejumlah tips untuk melancarkan kegiatan mengubah hasil penelitian menjadi buku. Dibagikan ada 5 tips mengubah hasil penelitian menjadi buku, yaitu:
Tips yang pertama adalah menghapus, yakni proses mengubah, menyatukan, dan memotong konten di dalam hasil penelitian. Sebab ada beberapa bagian di hasil penelitian yang sebaiknya dihapus di dalam naskah buku. Misalnya abstrak dan lampiran. Bagian tertentu juga perlu diubah, seperti daftar pustaka.
Tips yang kedua adalah atur, artinya penulis atau dosen perlu mengatur ulang materi. Pada mengubah hasil penelitian menjadi buku perlu mengubah pembahasan dari khusus ke umum. Sementara hasil penelitian kebalikannya, yakni dari umum ke khusus.
Tips ketiga adalah fokus atau fokus pada topik utama. Artinya, dosen perlu menentukan fokus pembahasan di naskah buku. DImulai dengan menentukan apa masalah atau tema yang paling penting dan menarik minat pembaca.
Selanjutnya adalah mengurangi aparatur keilmuan. Misalnya dengan meminimalisir penggunaan catatan kaki dan bibliografi, sajikan pada akhir dalam daftar referensi. Sebab di dalam buku memang ada beberapa pembahasan dan bagian yang tidak perlu dicantumkan.
Hal-hal dan segala istilah yang menunjukan istilah ilmiah perlu dikurangi. Sekaligus mengurangi beberapa bagian yang menunjukkan suatu karya tulis masuk kategori karya tulis ilmiah. Misalnya kutipan, catatan kaki, dll yang sudah dijelaskan.
Tips yang terakhir adalah menulis kembali. Yaitu proses menata ulang penyajian mulai dari struktur, bahasa, dan dosen wajib mengikuti panduan penulisan dari penerbit yang sudah dipilih.
Webinar Cara Menulis Buku dari Hasil Penelitian diikuti ratusan peserta. Topik ini tentu saja sesuai dengan kebutuhan para peserta yang didominasi oleh kalangan dosen. Pada sesi akhir, sejumlah peserta mengajukan pertanyaan dengan antusias dan diberi jawaban yang mendetail oleh narasumber.
Ingin mengikuti webinar dengan topik terkait? Ikuti semua platform Penerbit Deepublish untuk memperoleh event terbaru!
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…