Daftar Isi
Dalam dunia pendidikan ada banyak sekali jenis buku yang disusun oleh tenaga pendidik untuk menyediakan sumber pegangan saat mengajar. Maupun menjadi panduan bagi mahasiswa maupun pelajar dalam belajar.
Mulai dari buku ajar, diktat, modul, petunjuk praktikum. buku referensi, dan lain sebagainya. Memahami kebutuhan ini maka diadakan Kuliah Umum oleh Universitas Muria Kudus yang mengambil tema Mengembangkan Kompetensi sebagai Penulis Buku Ajar.
Buku ajar merupakan salah satu jenis buku ilmiah yang umum dan bahkan wajib disusun oleh dosen. Buku ajar digunakan sebagai pegangan dosen dalam mengajar dan panduan bagi mahasiswa untuk mendukung kegiatan belajar mereka.
Sayangnya, belum semua dosen paham bagaimana menyusun buku ajar yang baik dan benar. Padahal selain menjadi pegangan bagi dosen dan mahasiswa, penulisan dan penerbitannya bisa membantu dosen mengembangkan karir akademik serta mendapat manfaat finansial.
Membantu para dosen mengatasi masalah tersebut, Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus menggandeng penerbit deepublish mengadakan Kuliah Umum.
Kuliah Umum kali ini mengusung tema Mengembangkan Kompetensi sebagai Penulis Buku Ajar. Kuliah Umum satu ini diselenggarakan secara online melalui aplikasi Zoom pada Senin. 7 November 2022 menghadirkan Gupita Archie Mega Kirana, S.Si. dari penerbit deepublish sebagai narasumber.
Pada Kuliah Umum Mengembangkan Kompetensi sebagai Penulis Buku Ajar, pihak Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus menggandeng penerbit deepublish.
Sehingga pembicara atau narasumber di dalam Kuliah Umum tersebut adalah dari pihak penerbit deepublish, yakni Gupita Archie Mega Kirana, S.Si. yang menjelaskan materi inti mengenai teknik pengembangan keterampilan menulis buku ajar.
Pada pembukaan, Gupita menjelaskan sekilas mengenai manfaat menulis bagi dosen dan bagi siapa saja. Yaitu:
Manfaat dari menulis buku bagi dosen adalah memberi multiplier effect atau efek ganda. Disebut demikian karena buku yang ditulis oleh dosen bisa bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus bermanfaat dalam pengajaran.
Dosen yang menulis buku, seperti buku ajar maupun buku jenis lainnya memiliki kesempatan untuk meningkatkan wawasan. Sebab sebelum menuliskan sesuatu, dosen perlu mempelajari topik yang diusung. Semakin sering menulis semakin banyak yang dipelajari dan wawasan pun terus berkembang semakin luas.
Menulis buku juga membantu dosen untuk memperluas ruang lingkup komunikasi sehingga efektif membangun networking seluas mungkin. Sebab lewat buku dosen akan berkomunikasi dengan banyak orang dan dikenal lebih luas oleh pembaca.
Buku yang ditulis dan diterbitkan oleh dosen merupakan bukti kompetensi yang dimiliki dosen tersebut. Sehingga menulis buku membantu dosen untuk meningkatkan reputasi sekaligus bagian dari branding diri kepada publik.
Tak dapat dipungkiri, menulis buku bisa memberi manfaat finansial. Yakni melalui royalti yang bisa cair per enam bulan sekali. Semakin banyak buku diterbitkan dan semakin laris buku tersebut. Maka nilai royalti semakin besar yang bisa meningkatkan kesejahteraan dosen.
Lebih lanjut, Gupita juga menjelaskan mengenai definisi dari buku ajar sekaligus standar penulisan buku ilmiah ini sesuai standar yang ditetapkan oleh Ditjen Dikti. Buku ajar termasuk buku ilmiah yang isinya menjelaskan hasil pemikiran kajian bidang tertentu.
Secara umum, buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar di bidangnya dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
Standar Ditjen Dikti dalam menulis buku ajar perlu diperhatikan, dimana cakupan standar tersebut adalah sebagai berikut:
Selain itu, buku ajar juga wajib diterbitkan melalui lembaga resmi. Para dosen bisa memilih lembaga penerbitan yang disediakan oleh asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian, maupun penerbit komersial. Supaya buku ajar memiliki ISBN dan bisa masuk ke laporan BKD sekaligus masuk penilaian angka kredit dosen.
Gupita selaku narasumber juga menjelaskan materi mengenai langkah teknis dalam menulis buku ajar. Secara teknis, ada tiga tahapan perlu dilalui dosen pada saat menulis buku ajar. Yaitu:
Tahap pertama dalam proses menulis naskah buku ajar adalah mengembangkan rancangan buku ajar. Pertama adalah menentukan topik, kemudian disusul dengan proses menyusun dan memperhatikan RPS (Rencana Pembelajaran Semester).
Pada tahap ini, dosen juga bisa menyusun kerangka karangan atau kerangka tulisan sebagai peta jalan dalam menyusun isi naskah buku ajar. Kerangka tulisan sangat penting agar dosen bisa menulis secara efektif dan efisien tanpa resiko kehilangan fokus pada topik utama yang dipilih.
Tahap kedua adalah menulis buku ajar sesuai dengan format yang ditetapkan oleh Ditjen Dikti. Sebagai salah satu buku ilmiah maka lumrah jika buku ajar terikat oleh sejumlah aturan. Dosen wajib paham hal ini agar naskahnya tidak sia-sia.
Adapun ketentuan format penulisan buku ajar yang sudah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Pada tahap ini, dosen perlu manajemen waktu yang baik agar bisa konsisten menulis. Sekilas jumlah halaman standar buku ajar yang disebutkan 80 lembar terdengar sedikit.
Akan tetapi ketika ditulis bab demi bab dijamin akan terasa sangat banyak. Oleh sebab itu, dosen sudah harus mengatur waktu khusus yang digunakan untuk menulis agar naskah segera selesai dan berlanjut ke tahap berikutnya sebagai tahap akhir.
Tahap akhir dari penulisan buku ajar adalah memproduksi buku ajar yang artinya tahapan penyelesaian. Pada tahap ini naskah perlu dibaca ulang untuk diperiksa ada tidaknya kesalahan. Kemudian dilakukan pemeriksaan silang oleh orang lain.
Jika dikirimkan ke penerbit kredibel, pihak penerbit akan menyediakan reviewer dari para ahli di bidangnya. Sehingga bisa dibantu memastikan isi atau substansi pembahasan sesuai dengan standar Ditjen Dikti.
Selanjutnya, naskah akan dicetak maupun dibuat desain layout untuk diterbitkan baik secara online maupun offline. Sehingag buku ajar tersebut bisa dimanfaatkan dosen dan mahasiswa sekaligus bisa dilaporkan ke BKD dan masuk penilaian Tim PAK.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…