Daftar Isi
Penerbit deepublish kembali menggelar webinar yang sangat tepat untuk diikuti oleh para penulis di Indonesia. Memasuki pertengahan bulan Juni ini, penerbit deepublish menggelar webinar bertajuk “Strategi Menghindari Plagiarisme dalam Menulis Buku”.
Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom pada Rabu (15/06) mulai pukul 13.00 – 15.00 WIB. Pada kesempatan kali ini, penerbit deepublish mengundang Dr. Iswanto, S.T., M.Eng., IPM. sebagai narasumber.
Dr Iswanto sendiri merupakan salah satu dosen Program Profesi Insinyur Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu, beliau juga diketahui sebagai Editor in Chief Journal of Robotics and Control.
Sebagai dosen sekaligus pimpinan editor tentunya beliau paham betul sensitivitas dari tindakan plagiarisme dalam tulisan. Sekaligus memahami sekali mengenai tata cara menghindarinya. Sehingga pada webinar tersebut, beliau akan berbagi ilmu dan pengalaman terkait.
Webinar bertajuk “Strategi Menghindari Plagiarisme dalam Menulis Buku”. digelar oleh penerbit deepublish secara daring melalui aplikasi Zoom. Webinar ini dihadiri oleh banyak peserta yang didominasi dari kalangan dosen.
Webinar dibuka oleh moderator, yakni Mbak Silvia Noor Indah yang menjabarkan sekilas mengenai pelaksanaan webinar tersebut. Sekaligus memperkenalkan dua narasumber, yakni Dr. Iswanto, S.T., M.Eng., IPM. dan juga Galuh Puspitasari, S.P. yang merupakan Konsultan Penerbitan Deepublish.
Memasuki menit ke-13 Dr. Iswanto kemudian mulai memaparkan materi utama yang berhubungan dengan tindakan plagiarisme dalam menulis buku. Beliau membuka materi dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada para peserta.
Beliau juga menjelaskan dalam webinar yang diselenggarakan penerbit deepublish ini akan memaparkan materi tentang tindakan plagiarisme dalam tulisan. Beliau memaparkan, tindakan plagiarisme dalam dunia kepenulisan adalah hal yang berbahaya.
Sayangnya, banyak penulis yang masih belum mengetahui apa itu plagiarisme dan tidak menyadari sudah menjadi salah satu pelakunya. Dalam dunia ilmiah ada istilah Kecurangan yang mengarah pada tindakan plagiarisme.
Kecurangan di dunia ilmiah ini adalah perekayasaan, pemalsuan, atau plagiarisme yang dapat terjadi saat proses pembuatan proposal pelaksanaan, penilaian hasil penelitian, atau dalam pelaporan hasil penelitian.
Selanjutnya, adapun yang dimaksud dengan plagiarisme dalam tulisan adalah tindakan mencuri gagasan dan tulisan orang lain yang digunakan dalam tulisan seakan-akan gagasan atau tulisan orang lain tersebut adalah gagasan dan tulisan sendiri, sehingga merugikan orang lain.
“plagiarisme di dalam tulisan sering terjadi di dalam dunia dosen sebagai peneliti. Namun kita tidak tahu tindakan plagiarisme itu apa.. ”, jelas Dr. Iswanto.
Ketidakpahaman apa itu plagiarisme sangat berbahaya dan perlu diatasi, karena bisa membuat tindakan plagiarisme semakin sering terjadi. Padahal dalam Undang-Undang, tindakan plagiarisme adalah kejahatan yang tidak bisa ditoleransi sama sekali.
Beliau juga menambahkan, tindakan plagiarisme terdeteksi jika mencapai proporsi di atas 30% bahkan sampai 70%. Namun jika terdeteksi di bawah 30% maka tidak dianggap melakukan tindakan plagiarisme.
Bentuk dari tindakan plagiarisme sendiri sangat banyak, salah satunya adalah plagiat terhadap gagasan atau ide dari karya orang lain. Contohnya ketika dosen menyusun buku monograf dan mengambil referensi hasil penelitian dosen lain yang serupa atau berkaitan.
Untuk menghindari plagiarisme, dalam pembuatan naskah buku dosen tersebut perlu mencantumkan informasi bahwa sudah ada penelitian yang dilakukan sebelumnya. Sehingga tidak dianggap mengambil gagasan orang lain.
Selain gagasan atau ide, tindakan plagiarisme masih banyak lagi jenisnya. Bahkan termasuk mengambil gambar atau mungkin grafik yang dibuat orang lain tanpa mencantumkan sumber. Sehingga perlu teliti, dan sekiranya memang mengambil gambar orang lain selalu lakukan kredit.
Dr. Iswanti juga menjelaskan tindakan plagiarisme didasari atas beberapa alasan. Secara umum ada 3 alasan, yaitu:
Alasan pertama adalah karena tidak sengaja, sehingga tanpa disadari mengambil tulisan maupun unsur lain dari karya milik orang tanpa disengaja. Hal ini bisa terjadi karena penulis terlalu terpengaruh sehingga hafal unsur tersebut.
Bisa juga disebabkan karena penulis tidak sengaja mengulang bacaan yang dibaca saat menulis karya tersebut. Jadi, masih teringat dengan jelas unsur tertentu dari karya yang menjadi referensi dan kemudian menulis apa adanya sampai lupa mencantumkan sumber.
Alasan kedua kenapa tindakan plagiarisme dilakukan oleh penulis adalah karena tidak memiliki cukup waktu. Banyaknya tugas yang menyita waktu membuat penulis tidak bisa menulis dengan tulisan sendiri. Sehingga mengambil jalan pintas, yakni copy paste.
Alasan berikutnya adalah karena penulis tidak paham bagaimana merujuk tulisan atau bagian dari tulisan yang menjadi referensi tulisannya. Jadi, penulis tidak paham bagaimana mencantumkan sumber sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dr. Iswanto menjelaskan tindakan plagiarisme idealnya sudah mulai dicegah sejak dini. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tindakan plagiarisme tersebut. Yaitu:
Pencegahan pertama dari tindakan plagiarisme adalah melakukan atau mengikuti pelatihan sejak dini. Seperti pelatihan untuk menulis dengan baik dan benar sekaligus latihan membuat parafrasa dengan baik.
Pencegahan kedua adalah dengan mengecek tulisan yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak khusus. Secara umum, kalangan akademisi akan menggunakan Turnitin dan Ferret. Namun bisa juga memakai alat cek lain yang dirasa hasilnya kredibel.
D. Iswanto kemudian memaparkan sejumlah cara yang bisa digunakan dosen maupun penulis non dosen untuk menghindari tindakan plagiarisme dalam tulisan. Beberapa diantaranya adalah:
Melakukan sitasi atau mencantumkan kredit menurut Dr Iswanto tidak masalah jika dilakukan sebanyak mungkin jika memang dibutuhkan. Sehingga bisa memperkuat teori dari topik tulisan yang disusun. Sekaligus menghargai karya orang lain dalam tulisan yang dibuat.
Melalui pemaparan materi dari Dr. Iswanto maka bisa dipahami bahwa dengan melakukan parafrasa dan kemudian mencantumkan kredit. Menjadi strategi paling efektif untuk menghindari tindakan plagiarisme.
Selanjutnya, tidak kalah penting adalah melakukan pengecekan plagiarisme menggunakan perangkat lunak seperti Turnitin maupun yang lainnya. Sehingga bisa langsung diketahui apakah tulisan yang dibuat bebas plagiarisme dengan hasil pengecekan plagiat di bawah 30% atau tidak.
Jika terdeteksi di atas 30% maka bisa mengubah bagian-bagian yang terdeteksi plagiat. Kemudian dicek kembali setelah dilakukan perubahan struktur kalimat. Hal ini perlu dilakukan dua kali atau lebih sesuai kebutuhan sampai plagiat di bawah 30%.
Upaya tersebut akan membantu penulis untuk menghindari tindakan plagiarisme. Sehingga bisa mematuhi peraturan yang berlaku terkait menulis dan publikasinya. Sekaligus terhindar dari sanksi tindakan plagiarisme, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Artikel Terkait:
Keuntungan Menulis Buku Bagi Dosen
Membangun Produktivitas Dosen Dalam Menulis
Kenapa Dosen Harus Menulis Buku?
Menulis Buku Menjadi Salah Satu Syarat Untuk Sertifikasi Dosen
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…