Daftar Isi
Dosen di dalam tri dharma ternyata tidak hanya harus mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Akan tetapi juga berkewajiban untuk menulis dan mempublikasikan hasil tulisan tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan isi tri dharma.
Dalam hal menulis, karya tulis milik dosen bukan sembarang karya tulis dan hal ini juga berlaku untuk penulisan buku. Maka membantu dosen menulis buku sesuai ketentuan Dikti, digelar webinar Strategi Penulisan Publikasi Buku di lingkungan FEB Universitas Tanjungpura Pontianak.
Webinar bertajuk Strategi Penulisan dan Publikasi Buku digelar dari hasil kerjasama antara FEB Universitas Tanjungpura Pontianak dengan penerbit deepublish. Webinar ini sendiri digelar secara hybrid, yakni online sekaligus offline.
Peserta yang mengikuti webinar secara online bisa login ke aplikasi Zoom Meeting, sementara untuk peserta offline diharapkan hadir di Ruang Sidang Prof. Syamsudin Djahmat FEB UNTAN (Universitas Tanjungpura Pontianak) pada Sabtu, 3 Desember 2022.
Dalam pelaksanaannya terdapat sejumlah narasumber yang diundang untuk menyampaikan materi sesuai dengan topik utama. Narasumbernya antara lain Rafles Ginting, S.E. M.Ak., kemudian Prof. Dr. Hariyati, Ak., M.Si., CA., lalu Silvia Noor Indah, S.Psi., dan terakhir adalah Wukuf Dilvan Rafa, S.Ak., M.Ak.
Dosen dalam proses pelaksanaan isi seluruh tri dharma akan melaksanakan kegiatan menulis disertai publikasi. Tulisan dosen merupakan KTI atau karya tulis ilmiah yang terikat oleh sejumlah aturan.
Salah satu bentuk KTI dosen adalah buku ilmiah mencakup buku ajar, buku monograf, buku referensi, dan juga book chapter atau bunga rampai. Dalam penulisannya, dosen harus berpedoman pada PO BKD dan PO PAK.
Sehingga hasil publikasi buku ilmiah bisa sesuai dengan standar dari Dikti. Lalu, kenapa dosen harus menulis? Oleh narasumber Prof. Hariyati disebutkan ada setidaknya tujuh alasan kenapa dosen harus menulis buku dan mempublikasikannya. Yaitu:
Buku yang ditulis oleh dosen bersumber dari hasil penelitian dan referensi kredibel yang kemudian bisa menjawab kebutuhan bahan dan pegangan dalam perkuliahan. Baik menjadi pegangan dosen maupun mahasiswa.
Buku adalah sebuah karya dan hasil buah pikiran dosen yang kemudian bermanfaat bagi masyarakat luas. Maka buku yang berhasil diterbitkan sudah tentu menjadi salah satu sumber kebanggaan bagi dosen tersebut.
Menulis buku bagi dosen yang memang sangat sibuk tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Hanya saja, karena sifatnya wajib maka dosen akan berusaha untuk menunaikannya. Setelah berhasil, maka dijamin akan memberikan kepuasan tersendiri.
Buku yang diterbitkan oleh dosen akan memberikan tambahan KUM yang membantu memenuhi syarat untuk pengajuan kenaikan jabatan fungsional dosen. Sehingga menulis dan menerbitkan buku mendukung kenaikan pangkat dosen tersebut.
Menulis dan menerbitkan buku bisa menjadi sarana bagi dosen untuk melakukan promosi diri atau personal branding. Sehingga dosen semakin dikenal lewat kepakaran yang dimiliki dan lebih dipercaya oleh publik.
Alasan berikutnya adalah karena materi, yakni ke arah keuntungan finansial. Buku yang diterbitkan oleh dosen nantinya bisa memberi passive income melalui royalti yang akan cair setiap 6 bulan sekali selama buku tersebut beredar dan laku di pasaran.
Alasan yang terakhir adalah untuk beramal dengan ilmu yang dimiliki. Sebab ilmu dosen yang dituangkan dalam bentuk buku akan dimanfaatkan oleh pembaca. Semakin banyak yang membaca, semakin bermanfaat ilmu tersebut.
Dalam pemaparan materinya, Prof. Hariyati juga menjelaskan mengenai bahan ajar, dimana definisinya adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar tersebut mencakup buku ilmiah yang beberapa ditulis oleh dosen, seperti buku ajar dan buku monograf. Buku ajar dijelaskan memiliki beberapa karakteristik khas, yaitu:
Sementara buku monograf dijelaskan memiliki beberapa karakteristik khas juga, misalnya:
Prof. Hariyati juga memaparkan sejumlah kiat untuk mendukung dosen lebih produktif menulis buku dan melakukan publikasi. Proses ini terbagi menjadi tiga tahap, dan berikut penjelasan lengkapnya:
Tahap persiapan merupakan tahap paling awal yang dilakukan dosen dalam menulis buku ilmiah. Ada beberapa hal perlu dilakukan dosen di tahap ini, yaitu:
Tahap yang kedua adalah tahap penulisan yang bisa diisi dosen dengan beberapa kegiatan berikut ini:
Tahap yang terakhir adalah tahap penyelesaian, isi kegiatan di dalamnya mencakup beberapa hal berikut ini:
Tak hanya itu saja, Prof. Hariyati juga menjelaskan sejumlah kode etik dalam proses menulis dan menerbitkan buku. Dimulai dari penggunaan gaya bahasa yang baik dan benar, dimana dilakukan dengan penggunaan kosakata baku.
Kemudian disusul dengan memaksimalkan hasil tulisan dengan berusaha meminimalkan kesalahan teknis penulisan. Selain itu juga wajib menghindari tindakan plagiarisme yang bisa mencoreng nama baik dosen dan bisa terjerat masalah hukum.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…