Produktif Menulis saat WFH? Yuk Kenali Ragam Sitasi Dulu – Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia sampai saat ini masih menerapkan Work From Home (WFH) bagi dosennya dan Study From Home (SFH) bagi mahasiswanya. Sehingga, tak sedikit dari mereka memiliki waktu luang usai melakukan tugasnya. Terlebih dosen yang ternyata banyak dari mereka yang produktif menulis saat WFH. Nah sebelum menulis, ada hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu memahami ragam sitasi. Yuk, kenali ragam sitasi apa saja yang baik digunakan saat menulis ilmiah.
Dalam masa pandemic Covid-19 sekarang ini yang menerapkan physical distancing, banyak dosen yang memanfaatkan waktu luangnya untuk menulis atau ber kegiatan kreatif lainnya. Misalnya, membuat youtube, podcast, membuka kelas gratis lewat story whatsapp atau zoom, dan lainnya.
Banyak pula dosen yang menyibukkan dirinya untuk produktif menulis, baik menulis buku, artikel ilmiah, atau sekadar menulis opini di blog pribadi maupun di sejumlah media massa. Nah, dalam menulis tentunya ada beberapa rules yang harus diperhatikan terlebih dalam penulisan karya ilmiah, salah satunya adalah memahami terlebih dulu ragam sitasi.
Menulis Menjadi Kegiatan yang Tak Bisa Dilepaskan dari Kehidupan Dosen
Ya, menulis menjadi kegiatan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan dosen memang benar adanya. Menulis sudah menjadi bagian dari budaya akademik yang dibangun di lingkungan pendidikan tinggi. Terlebih, dosen memiliki kewajiban untuk menghasilkan karya ilmiah dan juga wajib mempublikasikannya. Nah, untuk mempublikasikan karya ilmiah atau hasil penelitiannya dosen menuangkannya lewat menulis buku, artikel di jurnal ilmiah, buku referensi, monograf dan lainnya.
Apalagi di tengah masa sosial distancing yang disarankan untuk di rumah saja, menulis bisa menjadi solusi para dosen untuk mengatasi rasa bosan bahkan stress selama masa isolasi diri. Selain menjadi solusi, menulis tentunya memiliki nilai lebih bagi dosen.
Agar produktif menulis memiliki output yang langsung bisa dipublikasikan dengan benar, sebaiknya pahami dulu ragam sitasi dalam menulis ilmiah.
Ragam Sitasi
Sitasi merupakan hal penting dalam dunia akademik. Sehingga ragam sitasi ini menjadi bekal untuk dosen dalam menulis karya ilmiah. Terdapat ragam sitasi yang perlu dipelajari serta alasan menggunakannya. Menurut Kate L. Turabian (2007:133), tugas peneliti adalah mendapatkan fakta yang benar, menyampaikan fakta didapatkan kepada pembaca, dan terakhir adalah mensitasi sumber dari fakta yang digunakan dalam tulisannya.
Dari sekian ragam sitasi, ada sitasi jenis catatan kaki (footnote). Catatan kaki adalah sitasi yang terletak di bawah halaman. Didalamnya terdapat keterangan keterangan berupa teks/naskah/tulisan yang diletakkan di kaki halaman tulisan terkait (Keraf, 2004:218).
Alasan dibalik Penggunaan Catatan Kaki
Alasan di balik penggunaan sitasi jenis catatan kaki (footnote) dalam karya ilmiah sebagai berikut.
Dalam tradisi ilmu sosial dan ilmu hukum, penulis cenderung menggunakan catatan kaki dibanding bodynote ataupun endnote.
Catatan kaki memudahkan pembaca dalam melacak keterangan atau referensi yang dipakai penulis.
Catatan kaki dinilai lebih mudah dibandingkan endnotes sebab sitasi jenis ini membuat pembaca harus membolak balik antara halaman bacaan dan sumber referensi.
Kelemahan Bodynote dibanding Catatan Kaki
Sementara itu kelemahan bodynote dibandingkan dengan catatan kaki adalah informasinya statis. Sehingga bodynote tidak terbaca secara langsung oleh pembaca. Maka informasinya pun terbatas.
Hal lain yang perlu dipahami dosen adalah unsur dalam catatan kaki. Dalam pembuatan catatan kaki harus ada nama pengarang, judul karya yang dikutip, data publikasi, nomor halaman karya yang dikutip. Sebagai contoh yakni Wechsler, H. (1959). Toward neutral principles of constitutional law. Harvard Law Review, 1 -35.
Pahami Singkatan pada Catatan Kaki
Nah, tak kalah penting dan perlu diingat adalah singkatan singkatan dalam catatan kaki seperti ibid, op.cit, loc.cit, dan singkatan lain. Setiap singkatan memiliki fungsinya masing masing. Ibid (Ibidem) digunakan untuk mengambil kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain.
Op.cit (Opere Citato) digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain. Loc.cit (Loco Citato) digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain. Singkatan lain yang perlu dipahami adalah supra, infra, c. atau ca., dan lainnya.
Apakah penjelasan mengenai salah satu ragam sitasi (catatan kaki) ini membantu Anda dalam proses penulisan? Yuk, produktif menulis saat wfh dan kirimkan naskah tulisan Anda ke Penerbit Deepublish sekarang juga. Karena saat ini Deepublish hadir dengan memberikan fasilitas diskon menerbitkan buku saat WFH.
*Artikel ini diolah dari fh.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Catatan-Kaki-Footnote_new.pdf