Untuk menulis buku sejatinya membutuhkan modal kerja keras, untuk menyempurnakan sebuah hasil tulisan membutuhkan pengetahuan
Menurut Anda, apa yang harus dilakukan jika kita ingin mahir dalam hal menulis sebuah buku ?? Jawabannya adalah pertama yang harus dilakukan adalah belajar menulis. Kedua menulis, ketiga menulis, menulis dan seterusnya teruslah menulis sampai Anda tidak bisa menulis lagi.
Hal ini disebabkan keterampilan menulis tidak datang begitu saja. Dengan kata lain, ketrampilan menulis diperoleh dari latihan dan kebiasaan dalam menulis apapun dalam kehidupan sehari-hari. Memang, keterampilan menulis selama ini dianggap sebagai keterampilan dalam berbahasa yang masih dianggap sulit oleh sebagai besar orang. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?? Kebanyakan orang yang akan menuangkan idenya pada sebuah tulisan masih terbentur untuk bagaimana caranya memulai dalam menulis di atas kertas. Akhirnya pun tidak sedikit orang yang begitu saja membiarkan idenya lepas menguap tanpa menetap pada secarik kertas.
Hal tersebut sungguh sangat disayangkan, mengingat aktualisasi diri lewat tulisan merupakan cara jitu dalam berkomunikasi kepada banyak orang. Apalagi jika tulisan yang ditulis bersifat umum atau berupa buku bacaan. Sebagai media komunikasi publik, buku merupakan media yang tepat bagi masyarakat dalam berinteraksi dengan yang lainnya. Bayangkan, jika buku kita dimuat berapa banyak masyarakat yang akan membaca tulisan kita. Artinya, berapa banyak masyarakat yang mengetahui informasi dan imajinasi yang kita sampaikan.
Bagi Anda penulis pemula, memang tidak dapat dipungkiri sering kali muncul keraguan bahkan itu adalah ketakutan manakala akan mengirimkan tulisannya ke penerbit.Takut tulisannya buruk, ragu subtansi yang diulas dalam tulisannya “kurang bagus”, kurang berbobot, dan sederet ketakutan serta keraguan lainnya. Oleh karena itu, bagi yang berkehendak ataupun berminat ingin menjadi seorang penulis adalah keyakinan dan kepercayaan diri merupakan hal penting yang harus dimiliki. Hal selanjutnya adalah menyangkut persoalan dan permasalahan bagaimana menumbuhkan keberanian untuk mengirimkan tulisan. Setelah tumbuh keberanian untuk menulis buku dan mengirimkan ke penerbit, semangat yang juga harus dimliki oleh seorang penulis buku adalah semangat untuk tidak mudah putus asa untuk terus menulis dan menerbitkan tulisan. Hal ini disebabkan karena tidak sedikitnya penulis yang mengalami putus asa karena tulisannya ditolak oleh penerbit. Pada kondisi seperti ini semangatlah yang paling berperan untuk terus mengoreksi kesalahan dalam kepenulisan pada diri sendiri dan mengirimkannya kembali.
Dalam menulis buku, kita butuh modal pengetahuan dan kerja keras. Bila kita tahu cara menulis buku yang baik dan benar, akan sangat beruntung karena akan ada banyak buku yang akan kita terbitkan. Memiliki pengetahuan yang tepat sama dengan memiliki kekuatan yang besar. Misalkan saja, bila kita tahu sebuah tambang intan dan tahu cara mengeksplorasinya, maka kita akan sangat bahagia. Bahkan kita adalah orang yang paling bahagia di dunia ini karena memiliki power yang luar biasa berupa pengetahuan. Untuk mendapatkan pengetahuan kuncinya hanya satu yaitu Belajar. Selanjutnya adalah modal kerja keras. Bila kita tahu tambang intan, serta hal yang berkaitan dengannya, dan kita bekerja dengan senang hati, maka Anda telah berada di jalur yang benar. Anda sedang meniti jalan menuju sukses. Untuk menciptakan satu buku, Anda harus menulis dengan senang dan bergembira. Anda harus seperti sedang menangguk sebuah intan. Anda harus menulis dengan ringan dan mengalir, tidak ada beban, tidak ada tekanan. Jika kita masih merasa dalam keaddan sulit, tips untuk keluar dari situasi ini adalah dengan menyadari dan percaya bahwa, keadaan seperti ini adalah biasa dalam memulai sesuatu. Untuk menggapai tujuan, orang harus berusaha dan berjuang terlebih dahulu.
Menulis buku untuk diterbitkan juga dapat dijadikan parameter kepekaan diri pribadi terhadap kondisi lingkungan sekitar. Kondisi mengenai apa yang terjadi, mengapa hal itu dapat terjadi, kapan terjadinya, bagaimana solusinya, adalah pertanyaan-pertanyaan dasar yang dapat diangkat dan diulas dalam sebuah tulisan buku pendek maupun panjang. Jadi, hal-hal sederhana yang terjadi didalam masyarakat pun sebenarnya memilki potensi untuk diajdikan tulisan dalam sebuah buku. Beranjak dari hal tersebut, kini bukan saatnya lagi mengatakan bahwa menulis itu adalah hal yang sulit. Yang perpenting adalah bagaimana menjaga komitmen diri agar tetap untuk menulis. Kalau perlu gunakanlah slogan “sekali menulis, selanjutnya tetap dan terus menulis”.
Selain sebagai media untuk komunikasi, menulis buku bisa dijadikan sebagai ladang dari sebuah profesi yang cukup menjanjikan. Bayangkan, sekali tulisan kita bisa diterbitkan, maka berapa eksemplar yang bisa kita dapatkan dari keuntungan penjualan. Tapi tujuan tersebut bukan merupakan tujuan utama dalam tulisan ini, melainkan sebagai sarana mengaktualisasikan diri, melakukan penyadara kepada masyarakat dan sebagai ajang berbagi ilmu kepada masyarakat. Lantas, dengan begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari menulis sebuah buku, masihkan kita tetap tidak mau menyoba untuk menulis buku ? Sekali lagi dengan menulis nama kita akan dikenang oleh masyarakat untuk selamanya.
[Nur Aziz Wibowo]