Daftar Isi
Penelitian korelasional bertujuan untuk meneliti suatu fenomena yang terjadi. Fenomena tersebut bisa berupa di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan sebagainya. Keterkaitan atau hubungan antara satu hal dengan hal lain dapat diteliti. Penelitian yang digunakan untuk meneliti hubungan antar hal yaitu penelitian korelasional.
Apa itu penelitian korelasional? Nah, kali ini kita akan membahasmengenai jenis riset ini, dari pengertian, macam, ciri-ciri, sampai dengan contoh. Untuk mempelajari lebih lanjut, simak sampai selesai ya!
Pengertian Penelitian Korelasional menurut Para Ahli
Sebelum mempelajari pengertian penelitian korelasional, terlebih dahulu kita memahami pendapat-pendapat ahli mengenai jenis riset ini.
1. Fraenkel dan Wallen
Menurut Fraenkel dan Wallen, penelitian korelasional ialah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel atau lebih, tanpa ada upaya untuk mempengaruhi, maka data tersebut valid karena tidak ada manipulasi variabel.
2. Gay
Penelitian korelasional ialah penelitian yang termasuk ex post facto, karena variabel-variabelnya tidak dimanipulasi oleh peneliti dan langsung dapat mencari hubungan antarvariabel tersebut.
3. Emzir
Emzir berpendapat bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian yang berusaha menafsirkan hubungan antarvariabel. Penelitian korelasional umumnya digunakan pada bidang sosial, ekonomi, juga pendidikan.
4. Winarsunu
Teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi antara 2 variabel atau lebih disebut dengan teknik korelasi. 2 variabel yang diteliti hubungannya itu masing-masing disebut dengan variabel bebas (variabel X) dan variabel bebas (variabel Y).
5. Suryabrata
Penelitian korelasional ialah penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi kaitan varias-variasi yang ada di dalam dengan variasi-variasi yang berasal dari luar didasarkan pada koefisien relasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, jenis riset ini merupakan penelitian yang berusaha untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih pada suatu penelitian kuantitatif. Selain itu, jenis riset ini juga mencari adanya kaitan antara variasi-variasi dari dalam dengan variasi-variasi dari luar berdasarkan koefisiensi relasi.
Penelitian korelasional ini merupakan salah satu jenis metode penelitian yang melibatkan dua variabel dalam membangun hubungan secara statistik dari variabel-variabel penelitian tersebut.
Baca Juga: Penelitian Deskriptif: Pengertian, Kriteria, Metode, dan Contoh
Tujuan Penelitian Korelasional
Setelah mempelajari pengertian dari jenis riset di atas, selanjutnya, pada bab ini akan membahas mengenai tujuan penelitian korelasional.
Penelitian korelasional memiliki tujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang memiliki hubungan dengan variabel lainnya, apakah ada perubahan pada suatu variabel tertentu atau tidak, dan apakah variabel tersebut menciptakan perubahan pada variabel lainnya. Contohnya adalah mengukur kaitan hubungan antara kecerdasan dengan usia, kreativitas dengan motivasi, dan sebagainya.
Penelitian korelasional ini termasuk penelitian deskriptif yang dapat mengungkapkan hubungan secara statistik. Penelitian ini berbeda dengan penelitian eksperimen yang mengandalkan sepenuhnya pada hipotesis dan metodologi ilmiah.
Contoh sederhana penelitian dapat mengungkapkan hubungan statistik antara seseorang dengan berpenghasilan tinggi dan kepindahan. Artinya makin banyak penghasilan seseorang, maka makin besar juga kemungkinan pindah atau tidaknya orang tersebut.
Macam Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional memiliki 3 jenis, yaitu studi prediksi, studi hubungan, dan korelasi multivariat. Begini penjelasannya
1. Studi Prediksi
Studi prediksi dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan suatu simpulan mengenai individu atau pada pemilihan individu. Selain tujuan di atas, studi prediksi dapat berguna untuk menguji hipotesis dan menentukan validitas prediktif. Menguji hipotesis maksudnya adalah menguji hipotesis teoretis variabel yang dipercaya untuk menjadi prediktor.
Studi prediksi ini juga dapat membuktikan bahwa, ketika ada variabel yang diteliti tersebut muncul terlebih dahulu, maka variabel yang diteliti harus urut. Pada studi prediksi ini juga bisa menentukan atau memprediksi kejadian yang akan terjadi di masa mendatang atau variabel tertentu.
2. Studi Hubungan
Studi hubungan dilakukan dalam usaha mendapatkan pemahaman dari variabel-variabel atau faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor lainnya yang kompleks. Selain tujuan di atas, studi hubungan juga dapat memberikan arah penelitian untuk melanjutkan pada studi eksperimental atau komparatif.
Studi hubungan dapat memberikan gambaran pada peneliti mengenai tingkat hubungan antara sepasang variabel atau bivariat dalam suatu penelitian. Studi ini penting digunakan ketika seorang peneliti membutuhkan atau meneliti mengenai suatu hubungan sepasang variabel yang berbeda, namun dalam waktu yang sama.
3. Korelasi Multivariat
Korelasi multivariat meneliti variabel yang berjumlah tiga atau lebih dalam penelitian. Korelasi multivariat dilakukan untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan yang terdapat pada variabel-variabel yang dikombinasikan. Ada 2 teknik pada korelasi multivariat, yaitu sebagai berikut.
a. Regresi Ganda (Multiple Regression)
Regresi ganda digunakan untuk memprediksi fenomena-fenomena yang kompleks, karena jika hanya menggunakan satu variabel prediktor, maka hasilnya seringkali kurang akurat. Maka dari itu, regresi ganda ini digunakan ketika banyak informasi maka makin akurat prediksi yang dibuat.
b. Korelasi Kanonik
Korelasi kanonik berfungsi untuk menjawab mengenai bagaimanakah variabel prediktor dapat memprediksi variabel kriteria, sehingga korelasi kanonik dapat dikatakan sebagai perluasan dari regresi ganda tersebut.
Baca Juga: Pengertian Metode Penelitian, Tujuan, Macam, dan Contoh Lengkapnya
Arah Korelasi pada Penelitian Korelasional
Ada 3 kemungkinan yang dihasilkan dari penelitian korelasional, yaitu, korelasi positif, negatif, dan tidak ada korelasi. Penjelasan ketiga kemungkinan tersebut seperti di bawah ini.
1. Korelasi Positif
Penelitian korelasional bisa menghasilkan korelasi positif ketika kedua variabel berhubungan dengan satu yang sama. Bisa dikatakan ketika salah satu variabel tersebut meningkat, maka variabel yang lain juga meningkat. Begitu pula jika variabel tersebut menurun. Contohnya adalah naik turunnya variabel X, akan diikuti juga naik turunnya variabel Y.
2. Korelasi Negatif
Penelitian korelasional bisa menghasilkan korelasi negatif ketika salah satu variabel naik, maka variabel yang lain turun. Korelasi negatif merupakan kebalikan dari korelasi positif. Contohnya adalah ketika turunnya variabel X, sedangkan variabel Y naik. Begitu pula sebaliknya.
3. Tidak Ada Korelasi (Nihil)
Penelitian korelasional terjadi tidak ada korelasi ketika naik turunnya variabel tidak memberikan pengaruh yang apapun atau signifikan pada variabel lain, sehingga tidak ada dampak yang ditimbulkan. Contohnya adalah ketika variabel X dan Y tidak memiliki hubungan yang sistematis.
Ciri Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional memiliki ciri-ciri yang bisa dipahami seperti berikut.
- Penelitian ini cocok untuk diterapkan pada variabel-variabel yang sulit diteliti dengan menggunakan eksperimen
- Penelitian ini dapat menunjukkan tingkat tinggi rendahnya suatu hubungan antarvariabel
- Penelitian ini dapat memungkinan seorang peneliti untuk menguji beberapa variabel berbeda dalam penelitian dengan waktu yang sama
- Penelitian ini berguna untuk meramalkan atau memprediksi suatu variabel berdasarkan variabel bebasnya
Penelitian korelasi selain memiliki ciri-ciri di atas, menurut Sukardi (2004) dikutip dari bintangkecilungu.wordpress.com, ada tiga karakteristik pada penelitian korelasional.
- Penelitian korelasi tepat jika digunakan pada variabel yang kompleks, sehingga peneliti tidak bisa memanipulasi dan mengontrol variabel seperti penelitian eksperimen.
- Penelitian korelasi memungkinkan variabel agar dapat diukur secara intensif dalam lingkungan sebenarnya
- Penelitian korelasi memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Langkah-Langkah dalam Penelitian Korelasional
Sebelum melakukan sebuah penelitian, haruslah memperhatikan langkah-langkah atau urutannya. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai langkah-langkahnya:
1. Penentuan Masalah
Pertama, yaitu menentukan masalah. Tidak semua permasalah bisa diteliti dengan korelasional, karena pada korelasional hanya mengukur tingkat hubungannya, bukan sebab atau akibat dari permasalahan tersebut. Permasalahan yang diteliti dengan penelitian korelasional haruslah memberikan dampak atau manfaat pada hasilnya. Penentuan masalah berdasarkan adanya fenomena yang kompleks, sehingga perlu diketahui hubungannya.
2. Studi Kepustakaan
Kedua, mencari referensi atau landasan teori untuk penelitian tersebut. Pada studi kepustakaan ini, peneliti mencari sumber referensi yang bisa digunakan sebagai acuan penelitian, sehingga penelitian tersebut dapat dilakukan secara sistematis berdasarkan urutan dari acuan. Referensi yang bisa digunakan bisa berupa artikel jurnal, buku, prosiding, dan sebagainya.
3. Metodologi Penelitian
Ketiga, menentukan metode penelitian yang digunakan. Pada metode penelitian korelasional, peneliti harus menentukan subjek yang akan digunakan pada penelitian tersebut. Pemilihan subjek penelitian harus didasarkan pada variabel-variabel yang ditentukan, sehingga hasil yang didapatkan bisa valid dan relevan.
4. Pengumpulan Data
Keempat, mengumpulkan data-data yang dibutuhkan penelitian. Pengumpulan data-data berdasarkan atau menyesuaikan variabel yang dipilih. Pengumpulan data tersebut bisa menggunakan tes, angket, wawancara, observasi. Data-data yang dikumpulkan haruslah bentuk angka, karena dalam pengukurannya adalah dengan metode statistika.
5. Analisis Data
Kelima, menganalisis data yang telah didapatkan. Analisis data pada penelitian korelasional yaitu dengan cara mengkorelasikan variabel satu dengan variabel yang lain, sehingga mendapatkan hasil penelitian yang sesuai. Seperti yang dijelaskan pada bab “Macam Penelitian Korelasional”, peneliti dapat menyesuaikan penelitiannya dengan menggunakan teknik hubungan, prediksi, atau korelasi bivariat.
6. Simpulan
Keenam, yaitu merangkum atau mengambil simpulan secara umum dengan deksripsi dan pembahasan hasil mengenai penemuan tersebut. Deskripsi simpulan haruslah ringkas, relevan, dan runtut berdasarkan permasahalan penelitian.
Baca Juga: 3 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data pada Penelitian Korelasional
Ada 3 metode pengumpulan data yang dapat digunakan pada penelitian korelasional. 3 metode tersebut adalah observasi naturalistik, data arsip, dan suveri. Penjelasan mengenai 3 metode pengumpulan data tersebut bisa dipelajari di bawah ini.
1. Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik adalah salah satu metode penelitian korelasional yang melibatkan pengamatan perilaku seseorang yang ditunjukkan di lingkungan mereka berada dan pada periode waktu tertentu pula.
Metode ini merupakan metode pengumpulan data lapangan yang melibatkan peneliti terjun langsung dalam pengamatannya. Pada pengamatan peneliti memperhatikan pola alami yang ditunjukkan oleh seseorang tersebut.
2. Arsip Data
Metode arsip data merupakan metode pengumpulan data pada penelitian korelasional yang melibatkan pengguna informasi atau informasi-informasi yang telah dikumpulkan mengenai suatu variabel pada penelitian. Metode pengumpulan data ini mengunakan data-data yang telah terkumpul, sehingga bisa dianalisis secara langsung.
Penggunaan metode ini memiliki kelebihan, yaitu dapat menghemat biaya, waktu, dan dapat diakses dan diseleksi dengan mudah. Sedangkan kekurangannya adalah kurangnya keakuratan data yang didapatkan karena peneliti tidak mengetahui dan tidak memiliki kendali mengenai data tersebut.
3. Survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data pada penelitian korelasional yang paling umum digunakan pada penelitian, khususnya pada bidang psikologi. Metode pengumpulan data ini melibatkan pengambilan sampel secara acak dari populasi yang telah ditentukan atau subjek tersebut. Sampel tersebut diambil dari partisipan yang telah mengisi kuesioner yang diberikan pada subjek yang telah ditentukan sesuai dengan penelitian.
Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bisa saja ditemukan kesalahan pada penggunaannya. Di bawah ini adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peneliti secara umum pada penelitian korelasional.
- Peneliti kurang cermat pada perhitungan statistik
- Peneliti tidak melakukan validitas silang
- Peneliti menggunakan analisis bivariat, padahal lebih tepat menggunakan multivariat
- Peneliti kurang cermat dalam menentukan satu variabel kausal penting pada analisis jalur
- Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak
- Peneliti mengasumsikan bahwa korelasi adalah bukti sebab akibat.
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional memiliki kelebihan dan kekurangan. Penjelasannya seperti di bawah.
Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan penggunaan penelitian korelasional adalah seperti berikut.
- Mampu menyelidiki hubungan dua variabel atau lebih dalam waktu yang bersamaan
- Mampu memberikan informasi mengenai tingkat kekuatan hubungan antarvariabel yang diteliti
- Mampu mengatasi masalah berkaitan dengan bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.
- Memungkinkan untuk memberikan prediksi tanpa menggunakan sampel besar
- Memungkinkan untuk menyelidiki variabel-variabel dengan intensif atau mendalam
Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan penggunaan penelitian korelasional adalah sebagai berikut.
- Tidak bisa menjelaskan sebab atau akibat dari hubungan antara dua variabel atau lebih yang diteliti
- Hasil hanya mengidentifikasi hubungan satu dengan yang lain
- Tidak bisa menunjukkan hubungan yang bersifat kausalitas
- Kurang ketat dan tertib, karena tidak ada kontrol pada variabel-variabel bebas yang diteliti
- Pola dalam hubungan tidak jelas atau kabur
- Seringkali membuat peneliti mengambil simpulan secara sekali tembak
- Memasukkan data-data penelitian tanpa mempertimbangkan atau pemilihan
- Interptertasi yang kurang jelas atau bermakna
Baca Juga: Teknik Analisis Data: Pengertian, Macam, dan Langkah-langkahnya
Contoh Penelitian Korelasional
1. Hubungan antara Minat dan Prestasi Belajar Sejarah dengan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III
Penelitian mengenai Hubungan antara Minat dan Prestasi Belajar Sejarah dengan Kesadaran Sejarah Siswa MAN Yogyakarta III di atas, telah dilakukan oleh Asyhar Basyari dari Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2013.
2. Korelasi antara Minat Belajar Fisika dan Perhatian Orang tua dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP N 1 Depok Tahun Pelajaran 2015/2016
Penelitian mengenai Korelasi antara Minat Belajar Fisika dan Perhatian Orang tua dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP N 1 Depok Tahun Pelajaran 2015/2016 di atas, telah dilakukan oleh Ginanjar Alvi Mubaroq dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2016.
3. Hubungan antara Pendidikan dalam Keluarga dengan Sikap Rasa Hormat Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Kota Pagar Alam
Penelitian mengenai Hubungan antara Pendidikan dalam Keluarga dengan Sikap Rasa Hormat Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Kota Pagar Alam di atas, telah dilakukan oleh Frizka Wahyuni, Dalifa, dan Abdul Muktadir dari Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu tahun 2017.
4. Korelasi antara Minat Membaca dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Pontianak Selatan
Penelitian mengenai Korelasi antara Minat Membaca dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Pontianak Selatan di atas, telah dilakukan oleh Nurul Safitri dari Program Studi PGSD Universitas Tanjungpura Pontianak pada tahun 2013.