Daftar Isi
Dalam menyampaikan suatu ide atau informasi yang cenderung singkat dan sederhana, maka bisa lewat kalimat simpleks. Kalimat jenis ini juga sering disebut sebagai kalimat tunggal.
Kata tunggal diberikan karena pada kalimat ini hanya ada satu klausa. Dimana hal ini juga yang menjadi ciri khas dari kalimat yang membedakannya dengan kalimat jenis lain. Termasuk membedakannya dengan kalimat kompleks.
Kalimat tunggal membantu menyampaikan suatu ide dan informasi secara lugas. Sehingga bisa langsung dipahami, sekalipun informasi tersebut tidak mengandung penjelasan tambahan yang lebih detail. Jadi, apa sebenarnya kalimat tunggal? Berikut informasinya.
Apa Itu Kalimat Simpleks?
Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang dipresentasikan di dalam Prosiding Sandibasa Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kalimat simpleks atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa utama tanpa tambahan elemen subordinat atau struktur kompleks lainnya.
Melalui definisi tersebut, bisa dipahami bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa. Kalimatnya memiliki struktur padat dan cenderung menjadi kalimat pendek.
Kalimat yang pendek membuat penyajian atau penyampaian ide lebih lugas dan sederhana. Hal ini sekaligus menjadi salah satu ciri dan kriteria dari kalimat efektif. Sekalipun hanya ada satu klausa, makna dari kalimat lebih mudah dipahami.
Inilah alasan kenapa kalimat simpleks lebih banyak dianjurkan untuk digunakan dalam berkomunikasi. Baik itu komunikasi secara tertulis lewat surat maupun karya tulis. Maupun komunikasi melalui lisan, sebab kalimat pendek justru lebih mudah dipahami.
Kalimat jenis simpleks ini lantas paling umum digunakan dalam penyusunan karya tulis untuk dimuat di media massa (jurnalistik). Misalnya artikel berita di surat kabar maupun di portal berita daring sehingga suatu peristiwa bisa disampaikan dengan lugas dan langsung dipahami pembaca.
Meskipun begitu, kalimat jenis ini juga dianjurkan untuk berbagai kebutuhan komunikasi. Sehingga penggunaannya tidak hanya sebatas di dunia jurnalistik saja. Melainkan lebih luas, termasuk untuk komunikasi sehari-hari untuk menghindari kesalahpahaman.
Jenis Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks diketahui memiliki jenis yang cukup beragam dilihat dari berbagai aspek. Jika dilihat dari aspek jumlah predikat, maka jenisnya terbagi menjadi lima, yaitu:
1. Kalimat Simpleks Adjektival
Jenis yang pertama adalah kalimat simpleks adjektival, yaitu kalimat tunggal yang predikatnya menggunakan kata sifat. Kata sifat disini contohnya seperti kata baik, bersih, jahat, rendah hati, sombong, dan lain sebagainya. Berikut contoh kalimatnya:
- Kamar ini bersih.
- Makanan itu lezat.
- Cuaca hari ini cerah.
- Anak itu rajin.
- Tugas ini sulit.
2. Kalimat Simpleks Nominal
Kalimat simpleks nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya menggunakan kata benda. Kata benda disini contohnya seperti profesi guru, dokter, petani, bidan, perawat, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimatnya:
- Ina bercita-cita menjadi perawat.
- Ibnu bekerja sebagai pilot.
- Ibu seorang guru.
- Ayah Adi seorang petani.
- Lukanya dirawat dokter.
3. Kalimat Simpleks Numeral
Jenis ketiga adalah kalimat simpleks numeral, yaitu kalimat tunggal yang predikatnya menggunakan kata berguna atau yang ada nilainya (kata bilangan). Misalnya kata yang menyebutkan nominal uang maupun jumlah dalam bentuk angka. Berikut beberapa contoh kalimatnya:
- Jumlah pesertanya lima orang.
- Harga bukunya seratus ribu rupiah.
- Anak itu berumur sepuluh tahun.
- Tiket yang tersedia hanya dua lembar.
- Gajinya lima juta per bulan.
4. Kalimat Simpleks Preposisional
Kalimat simpleks preposisional adalah kalimat tunggal yang menggunakan predikat dengan kata depan. Kata depan disini seperti kata di, ke, dari, pada, dengan, untuk, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimatnya:
- Dia di kantor.
- Ayah ke pasar.
- Buku itu untuk adik.
- Mereka dari Bandung.
- Pertemuan itu pada hari Senin.
5. Kalimat Simpleks Verbal
Kalimat simplek verbal adalah kalimat tunggal yang predikatnya menggunakan kata kerja. Kata kerja disini seperti membaca, mencuci, menyapu, membersihkan, merangkum, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kalimatnya:
- Ibu memasak sayur.
- Andi membaca buku.
- Kami berjalan kaki ke sekolah.
- Surat itu dibaca oleh guru.
- Makanan sudah dimasak ibu.
Ciri-Ciri
Kalimat simpleks tentunya memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya berbeda dengan kalimat lain. Misalnya, membuatnya berbeda dari kalimat kompleks. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari kalimat tunggal ini:
1. Hanya Memiliki Satu Klausa
Ciri khas yang pertama dari kalimat tunggal adalah sifatnya sederhana. Sehingga di dalam kalimat jenis ini hanya ada satu klausa. Tidak ada klausa tambahan seperti pada kalimat kompleks.
Kesederhanaan ini menjadikan bentuk kalimat sangat sederhana dan tidak panjang. Makna dari kalimat bisa lebih mudah disampaikan dan lebih mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Sebab, semakin panjang suatu kalimat maka semakin butuh waktu untuk memahami makna di dalamnya.
2. Menjelaskan Satu Peristiwa atau Kejadian
Ciri-ciri yang kedua dari kalimat tunggal adalah kalimat tersebut hanya menjelaskan satu peristiwa, atau kejadian. Bisa juga dipahami bahwa kalimat tunggal hanya menjelaskan satu informasi saja.
Tidak semua kalimat fokus menyampaikan satu peristiwa atau kejadian. Misalnya pada kalimat majemuk, dimana bisa menyampaikan dua dan bahkan tiga peristiwa sekaligus sehingga adanya satu peristiwa saja pada kalimat menjadi ciri khas dari kalimat tunggal.
3. Tidak Menggunakan Konjungsi
Poin ketiga yang menjadi ciri khas dari kalimat tunggal adalah tidak ada konjungsi atau kata hubung di dalam kalimat. Bentuknya yang sederhana dan terlihat sebagai kalimat pendek, membuat konjungsi tidak diperlukan.
Apalagi dengan ciri khas lain yang sudah dijelaskan. Dimana kalimat tunggal hanya memiliki satu klausa dan fokus menjelaskan satu peristiwa. Sehingga konjungsi tidak dibutuhkan pada kalimat jenis ini.
Ketika konjungsi masuk di dalam sebuah kalimat, maka artinya bukan kalimat tunggal. Melainkan bisa masuk kategori kalimat majemuk. Dimana ada dua klausa yang dihubungkan dengan konjungsi.
4. Tidak Menambahkan Tanda Baca di Tengah Klausa
Ciri khas yang keempat dan yang terakhir dari kalimat tunggal adalah tidak ada tambahan tanda baca di dalamnya. Kalimat tunggal yang terdiri dari satu klausa membuatnya fokus menyampaikan satu peristiwa.
Sehingga kalimat tersebut merupakan kalimat pendek, yang bahkan tidak membutuhkan tand akoma di tengah kalimat. Dimana salah satu fungsinya adalah memberi jeda untuk membaca lanjutan kata atau klausa berikutnya.
Jika mendapati kalimat yang bentuknya pendek dan sederhana serta tidak ada tanda baca di tengah kalimat. Kecuali tanda baca di akhir kalimat. Maka artinya kalimat tersebut termasuk kalimat tunggal.
Struktur Umum Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks atau kalimat tunggal pada dasarnya adalah kalimat efektif. Sehingga struktur membentuk pola standar dari kalimat efektif itu sendiri. Dimana minimal terdapat unsur Subjek disusul dengan Predikat.
Sementara pada struktur lebih lengkap, subjek dan predikat kemudian diikuti oleh objek dan keterangan. Jadi secara umum, struktur dari kalimat tunggal terdiri dari 4 pola. Berikut penjelasannya:
1. Kalimat Simpleks Subjek + Predikat
Pola pertama di dalam kalimat tunggal adalah Subjek + Predikat. Pola ini menjadi pola paling pendek dan paling sederhana dibanding pola atau struktur umum lainnya. Sebab di dalam kalimat hanya ada subjek dan predikat. Berikut contoh kalimatnya:
- Ayah tidur. (Subjek: Ayah. Predikat: Tidur).
- Adik belajar. (Subjek: Adik. Predikat: Belajar).
- Kakak menyapu. (Subjek: Kakak. Predikat: Menyapu).
- Ibu memasak. (Subjek: Ibu. Predikat: Memasak).
- Ida menyanyi. (Subjek: Ida. Predikat: Menyanyi).
2. Kalimat Simpleks Subjek + Predikat + Objek
Struktur kalimat tunggal yang kedua adalah menggunakan pola Subjek + Predikat + Objek. Struktur ini sedikit lebih panjang dibanding pola yang pertama dijelaskan sebelumnya.
Sebab selain ada subjek dan predikat, juga dilengkapi objek. Berikut beberapa contoh kalimatnya:
- Ibu memasak nasi. (Subjek: Ibu, Predikat: memasak, Objek: nasi)
- Andi membaca buku.(Subjek: Andi, Predikat: membaca, Objek: buku)
- Mereka membeli sepeda. (Subjek: Mereka, Predikat: membeli, Objek: sepeda)
- Sinta menulis surat. (Subjek: Sinta, Predikat: menulis, Objek: surat)
- Pak guru menjelaskan pelajaran. (Subjek: Pak guru, Predikat: menjelaskan, Objek: pelajaran).
3. Kalimat Simpleks Subjek + Predikat + Keterangan
Pola ketiga di dalam struktur kalimat tunggal adalah Subjek + Predikat + Keterangan. Sesuai dengan pola tersebut, maka di dalam satu kalimat terdapat subjek, predikat, dan disusul dengan keterangan.
Pada pola ini, tidak lagi ada penambahan objek melainkan digantikan oleh keterangan. Keterangan disini bisa keterangan tempat, waktu, cara, dan bisa juga berupa keterangan tujuan. Berikut beberapa contoh kalimat tunggal dengan pola ini:
- Ayah bekerja di kebun. (Subjek: Ayah, Predikat: bekerja, Keterangan: di kebun)
- Mereka bermain di taman. (Subjek: Mereka, Predikat: bermain, Keterangan: di taman).
- Dia tidur sejak tadi malam. (Subjek: Dia, Predikat: tidur, Keterangan: sejak tadi malam).
- Kami belajar dengan giat. (Subjek: Kami, Predikat: belajar, Keterangan: dengan giat).
- Ibu belanja setiap pagi. (Subjek: Ibu, Predikat: belanja, Keterangan: setiap pagi).
4. Kalimat Simpleks Subjek + Predikat + Objek + Keterangan
Pola keempat dan yang terakhir di dalam struktur umum kalimat tunggal adalah Subjek + Predikat + Objek + Keterangan. Pola ini adalah pola kalimat lengkap dengan semua unsur di dalamnya.
Mencakup subjek, predikat, objek, dan juga keterangan. Berikut beberapa contoh kalimat tunggal dengan pola ini:
- Ibu memasak sayur di dapur. (Subjek: Ibu, Predikat: memasak, Objek: sayur, Keterangan: di dapur).
- Rina menulis surat tadi malam. (Subjek: Rina, Predikat: menulis, Objek: surat, Keterangan: tadi malam).
- Ayah membeli buah di pasar. (Subjek: Ayah, Predikat: membeli, Objek: buah, Keterangan: di pasar).
- Kami menyelesaikan tugas dengan cepat. (Subjek: Kami, Predikat: menyelesaikan, Objek: tugas, Keterangan: dengan cepat).
- Guru menjelaskan materi pada pagi hari. (Subjek: Guru, Predikat: menjelaskan, Objek: materi, Keterangan: pada pagi hari).
Kapan Kalimat Simpleks Digunakan atau Disusun?
Kalimat simpleks bisa disebut sebagai kalimat yang paling sering digunakan dalam keseharian. Baik ketika berkomunikasi untuk tujuan menyampaikan informasi, memberikan perintah, atau tujuan dalam penyusunan karya tulis.
Lalu, kapan saja kalimat tunggal ini bisa digunakan? Berikut adalah beberapa kondisi dan situasi yang membuat kalimat tunggal perlu digunakan:
1. Menyampaikan Informasi Dasar atau Fakta Singkat
Kalimat tunggal bisa digunakan ketika ada keinginan atau kebutuhan untuk menyampaikan informasi dasar. Sehingga tidak perlu menjelaskan secara rinci mengenai informasi tersebut.
Salah satu contohnya adalah ketika menyampaikan fakta singkat mengenai suatu isu atau peristiwa. Fakta singkat ini akan disampaikan secara lugas lewat kalimat-kalimat pendek yang sifatnya terdiri dari satu klausa saja.
2. Percakapan Sehari-Hari
Kondisi kedua yang membuat kalimat tunggal cocok untuk digunakan adalah untuk percakapan sehari-hari. Ketika berkomunikasi dengan orang sekitar, baik ketika bertatap muka maupun secara jarak jauh. Maka percakapan perlu dibuat singkat, padat, dan jelas.
Oleh sebab itu, dalam percakapan sehari-hari perlu menggunakan kalimat tunggal. Minimalkan menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan orang sekitar dengan kalimat panjang karena bisa membuat komunikasi menjadi tidak lagi efektif.
3. Ketika Mengajari Anak Menulis dan Membaca
Kondisi ketiga yang ideal diterapkan atau digunakan kalimat simpleks adalah untuk mengajari anak-anak, yakni dalam menulis dan membaca. Dimana pada kondisi ini belum memungkinkan memberi contoh kalimat yang kompleks.
Sebab, kelancaran membaca masih rendah dan anak-anak perlu memahami isi kalimat yang baik seperti apa meski versi sederhana atau versi pendek. Inilah alasan kenapa buku latihan membaca dan menulis berisi kalimat-kalimat pendek.
Tak hanya itu, kalimat pendek di dalam buku latihan membaca dan menulis didominasi oleh kosakata sederhana. Misalnya hanya dua penggal kata. Sehingga memaksimalkan hasil belajar membaca dan menulis.
4. Membuat Slogan
Hal keempat yang membuat kalimat tunggal cocok digunakan adalah ketika sedang membuat slogan. Bagi perusahaan atau institusi dan lembaga keberadaan slogan sangat penting.
Dimana bisa mencerminkan lembaga atau perusahaan tersebut. Sekaligus memaparkan visi dan misinya secara singkat. Oleh sebab itu,slogan ini bisa disusun dalam bentuk kalimat tunggal.
5. Membuat Judul Berita atau Artikel Pendek
Kondisi kelima yang ideal digunakan kalimat tunggal adalah ketika membuat judul berita atau artikel pendek. Utamanya adalah judul berita atau artikel berita. Dimana perlu dibuat singkat, padat, dan jelas. Sehingga kalimat tunggal bisa memenuhi standar tersebut.
6. Memberi Instruksi atau Perintah
Pada saat menyampaikan suatu perintah atau permohonan, maka idealnya disampaikan secara lugas. Pada kondisi inilah penggunaan kalimat tunggal perlu diutamakan. Sehingga perintah atau permohonan segera dipahami dan direalisasikan atau dilaksanakan.
7. Ketika Perlu Menekankan pada Satu Ide
Kadang kala menyusun kalimat ingin hanya fokus menekankan pada satu ide. Jika ada dalam kondisi ini, maka tepat untuk menyusun kalimat tunggal. Dimana di kalimat tersebut akan fokus membahas satu ide saja.
8. Meningkatkan Keterbacaan Karya Tulis
Kondisi berikutnya adalah ketika seorang penulis ingin meningkatkan keterbacaan karya tulis yang dibuat. Seorang penulis tentu ingin karyanya bisa dipahami dengan mudah oleh para pembaca.
Mencapai hal tersebut, maka biasanya akan dianjurkan menyusun kalimat pendek atau kalimat tunggal. Sehingga satu kalimat hanya terdiri dari satu klausa saja. Hal ini akan meningkatkan keterbacaan, dimana memberi kemudahan bagi pembaca memahami makna setiap kalimatnya.
Contoh Kalimat Simpleks
Membantu lebih memahami lagi apa itu kalimat simpleks dan seperti apa penyusunannya. Maka berikut beberapa contoh lain selain contoh-contoh di atas:
- Ibu mencuci pakaian.
- Rudi membaca buku.
- Surat itu dikirim kemarin.
- Langit terlihat cerah.
- Anak itu pintar.
- Dia seorang dokter.
- Hobinya membaca buku.
- Pesertanya tiga orang.
- Harga tiketnya lima puluh ribu.
- Ayah di rumah.
- Ibu memasak sayur bayam di dapur.
- Rina menulis puisi cinta tadi malam.
- Ayah memperbaiki motor di bengkel.
- Andi membaca buku setiap pagi.
- Kami mengerjakan tugas di perpustakaan.
- Sinta membawa kue ke sekolah.
- Petugas membersihkan jalanan pada pagi hari.
- Anak-anak menyanyikan lagu dengan semangat.
- Paman mengantar nenek ke rumah sakit.
- Guru menjelaskan pelajaran di kelas.
Baca juga artikel terkait “kalimat”: