Contoh Kalimat Rancu, Penyebab & Perbaikannya

kalimat rancu

Dalam menyusun karya tulis, ada proses penyuntingan yang perlu dilakukan penulis itu sendiri sebelum dilanjutkan oleh editor penerbitan. Penyuntingan ini bisa untuk menyunting atau memperbaiki kalimat rancu menjadi kalimat efektif. 

Kalimat menjadi rancu ternyata sering sekali dijumpai, sebab tanpa sadar para penulis menambahkan kosakata yang sebenarnya tidak perlu ditambahkan. Bisa juga karena penyebab lain sehingga kalimat tersebut menjadi rancu dan susah dipahami. 

Apa Itu Kalimat Rancu?

Dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran karya Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd. (2019), kalimat rancu didefinisikan sebagai kalimat yang kacau susunannya. 

Susunan suatu kalimat disebut kacau karena tidak sesuai dengan susunan atau struktur kalimat sesuai kaidah bahasa Indonesia. Seperti yang diketahui, suatu kalimat minimal memiliki struktur SPO (Subjek Predikat dan Objek). 

Jika struktur SPO ini dibolak-balik maka bisa saja menjadi kalimat aktif yang berubah kalimat pasif atau sebaliknya. Namun, pada beberapa kondisi ada penambahan dan penempatan kata yang keliru sehingga susunan menjadi kacau atau berantakan. 

Kondisi ini yang membuat kalimat tersebut disebut sebagai kalimat yang rancu. Dampaknya, kalimat menjadi tidak enak untuk dibaca dan maksud dari kalimat tersebut tidak dapat dipahami. Pembaca kadang harus membaca beberapa kali agar bisa paham makna kalimat tersebut dan tentu hal ini tidak efisien. 

Penyebab Kalimat Rancu 

Bambang Trim (2023) dalam buku Taktis Menyunting menjelaskan bahwa kalimat rancu bisa terbentuk karena adanya penggunaan dua kata penghubung yang mengandung makna atau fungsi yang sama.

Sementara itu, menurut Badudu (1983), kalimat menjadi rancu memiliki beberapa penyebab. Berikut penyebab kalimat rancu:

1. Penulis Tidak Menguasai Struktur Kalimat yang Benar 

Hal pertama yang menjadi penyebab penulis menyusun kalimat yang rancu adalah karena tidak menguasai struktur kalimat yang benar. Struktur suatu kalimat yang kacau dan tidak sesuai kaidah biasanya disebabkan oleh penulis belum memahami struktur yang benar seperti apa. 

Hal ini bisa saja terjadi dan disebabkan oleh banyak hal, termasuk belum mempelajari dan memahami struktur kalimat yang benar. Struktur kalimat minimal ada subjek dan predikat sementara struktur lengkap kalimat tersusun dari subjek, predikat, objek, dan keterangan. 

Meski tampak sederhana, struktur umum dan baku ini sering tidak dipahami. Alhasil ketika menyusun kalimat akan cenderung serampangan dan tidak sesuai struktur baku tersebut. Jika struktur sudah kacau, kalimat menjadi rancu. 

2. Penulis Tidak Memiliki Cita Rasa Bahasa 

Penyebab kedua dari seorang penulis bisa menyusun kalimat rancu menurut Badudu adalah karena tidak memiliki cita rasa bahasa. Artinya, menjadi seorang penulis harus memiliki cita rasa bahasa yang baik. 

Tujuan memiliki cita rasa bahasa adalah agar setiap kalimat dan paragraf yang disusun bisa memiliki rasa. Mengapa demikian? Karena saat ada pemilihan kata (diksi) yang keliru, penulis akan merasakan kesalahan tersebut. Lalu, penulis bisa mengganti diksi tersebut dengan diksi lain yang dirasa lebih sesuai. 

Sayangnya, tidak semua penulis bisa merasakan kekeliruan atas kalimat dan paragraf yang disusun. Penulis merasa semua tulisannya sudah bagus dan sesuai dengan aturan, meskipun yang terjadi adalah sebaliknya. Hal ini yang membuat kalimat rancu sering terbentuk. 

3. Tidak Sengaja Menyusun Kalimat Rancu 

Penyebab yang ketiga kenapa kalimat yang rancu bisa disusun seorang penulis adalah karena faktor ketidaksengajaan. Seorang penulis bisa saja tanpa sengaja menyusun kalimat dengan struktur yang tidak sesuai kaidah. 

Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Misalnya penulis sudah kelelahan atau mengantuk sehingga tidak sadar kalimat yang disusun strukturnya kacau. Kerancuan kalimat bisa juga karena penulis tidak memiliki waktu untuk melakukan editing mandiri. 

Hal tersebut mengakibatkan kesalahan struktur kalimat tidak diketahui dan tidak sempat diperbaiki atau disunting. Ketidaksengajaan inilah yang membuat karya penulis bisa terdapat kalimat yang rancu dan susah untuk dipahami pembacanya. 

Struktur Kalimat Rancu

Kalimat rancu bisa terjadi karena penulis menggabungkan dua kalimat menjadi satu. Selain itu, jika dilihat dari segi struktur, kalimat dikatakan rancu ketika dua struktur kalimat digabung menjadi satu. 

Secara umum, dalam satu kalimat hanya ada satu subjek dan satu objek. Mengenai unsur lain seperti predikat, biasanya juga ada satu atau tunggal. Namun bisa juga dibuat dua predikat jika memang diperlukan. Mengenai keterangan dalam kalimat, sifatnya fleksibel, bisa ditambahkan bisa juga sebaliknya. 

Jika suatu kalimat memiliki dua subjek maka artinya ada dua struktur kalimat yang digabung. Hal ini tentu tidak lumrah dan membuat kalimat tersebut rancu. Makna kalimat tidak mudah dipahami dan ketika dibaca juga membuat kepala pusing. 

Maka secara garis besar, kalimat rancu terbentuk karena ada proses menggabungkan dua struktur kalimat yang seharusnya dipisah sehingga kalimat tersebut bisa memiliki dua subjek maupun dua objek. Berikut contohnya: 

  • Menurut para pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa Kerajaan Syailendra.

Pada contoh tersebut, bisa ditemukan penyebutan dua subjek, yakni dari kata “menurut” yang menjelaskan subjek kalimat adalah para pakar. Kemudian diikuti kata “mengatakan” yang menjelaskan subjek kalimat juga para pakar. 

Dalam hal ini ditemukan dua subjek dalam satu kalimat sehingga menjadi kalimat yang rancu. Idealnya salah satu kata yang menjelaskan subjek dihapus agar menjadi kalimat yang tepat dan sesuai kaidah bahasa Indonesia. Misalnya: 

  • Menurut para pakar sejarah Candi Borobudur dibangun pada masa Kerajaan Syailendra.
  • Para pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa Kerajaan Syailendra.

Kesalahan dalam penulisan berikut sebaiknya tak terjadi pada Anda, cek kesalahan dan perbaikannya:

Struktur Kalimat yang Benar agar Mudah Dipahami

Setelah memahami struktur kalimat rancu, maka penting juga untuk memahami struktur kalimat yang benar dan sesuai kaidah bahasa Indonesia. Struktur umum dan lengkap dari kalimat adalah SPOK, berikut penjelasan unsur-unsurnya: 

1. Subjek 

Unsur yang pertama di dalam struktur kalimat yang benar adalah subjek. Subjek sendiri adalah kata benda yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan dalam suatu kalimat dan biasanya ditempatkan di awal. 

Kata benda di sini bisa menyebut nama benda, nama orang baik nama langsung maupun dengan kata ganti orang, dan sebagainya. Jadi, subjek tidak selalu nama orang melainkan bisa juga nama benda atau barang. 

2. Predikat 

Unsur kedua di dalam struktur kalimat yang baik dan benar adalah predikat. Predikat diketahui merupakan unsur yang menjelaskan suatu subjek yang sedang dibicarakan dalam suatu kalimat. 

Secara sederhana, predikat merupakan aktivitas yang dilakukan atau kondisi yang dialami subjek kalimat. Misalnya subjek yang sedang menyapu, maka predikat bisa dari kata “menyapu”. 

Jika predikat menjelaskan suatu kondisi, misalnya subjek berupa buah dan predikat adalah membusuk. Predikatnya adalah buah yang dibicarakan di kalimat mengalami proses pembusukan. 

3. Objek dan Keterangan 

Unsur yang ketiga dari kalimat yang baik dan sesuai kaidah bahasa Indonesia adalah objek dan diikuti keterangan. Objek adalah kalimat yang melengkapi predikat atau unsur kalimat yang dikenai pekerjaan dan umumnya adalah kata benda. 

Sementara itu, keterangan pada kalimat adalah suatu kata yang digunakan untuk menjelaskan kata sifat atau memperjelas keadaan suatu benda, baik yang menjadi subjek maupun objek dalam kalimat. 

Objek dan keterangan cenderung mirip dan beberapa orang kesulitan untuk membedakan keduanya. Kuncinya adalah objek bisa berperan sebagai subjek. Saat kalimat aktif diubah menjadi pasif, ada perubahan objek menjadi subjek. 

Lain halnya dengan keterangan yang tidak bisa berubah posisi. Diubah seperti apapun kalimatnya, unsur keterangan akan tetap menjadi keterangan. Sehingga jika mendapati suatu kata dalam kalimat bisa berubah dari objek menjadi subjek maka pastilah objek bukan keterangan. Begitu juga sebaliknya. 

Membahas mengenai struktur kalimat yang benar dan mudah dipahami, juga akan ikut membahas pola kalimat tersebut. Seperti yang dijelaskan di awal, struktur kalimat dikatakan benar minimal memiliki unsur SPO dan bahkan SP saja sudah dikatakan benar. 

Pola Pengembangan Struktur Kalimat

Supaya tidak bingung, berikut adalah pola pengembangan struktur kalimat yang baik dan benar sesuai kaidah dalam bahasa Indonesia: 

1. Pola Subjek Predikat (SP) 

Pola yang pertama dalam menyusun kalimat sesuai struktur baku adalah SP atau Subjek-Predikat. Artinya, kalimat tersebut berbentuk kalimat pendek yang hanya terdapat unsur subjek dan predikat. 

Dalam bahasa Indonesia, kalimat yang menyebutkan dua unsur saja dalam strukturnya masih dianggap benar karena tetap menjadi kalimat efektif yang enak dibaca dan juga bisa dipahami. Berikut contohnya: 

  • Ibu (Subjek) memasak (Predikat). 
  • Kakak (Subjek) menulis (Predikat). 
  • Ayah (Subjek) pergi (Predikat). 

2. Pola Subjek Predikat Objek (SPO)  

Pola kedua di dalam struktur kalimat yang baik dan benar adalah SPO (Subjek, Predikat, dan Objek). Pola SP cenderung pendek dan menjadi kalimat pendek yang kadang kala memberi informasi yang minim. Pola ini umumnya ada pada percakapan. 

Sementara untuk kalimat yang paling sering digunakan adalah pola SPO, dimana terdapat subjek, predikat, dan diakhiri dengan objek. Meski tidak mencantumkan adanya keterangan, akan tetapi sudah menjadi struktur kalimat yang benar. Berikut beberapa contohnya: 

  • Ibu (subjek) memasak (predikat) opor ayam (objek).  
  • Kakak (subjek) menulis (predikat) buku (objek). 
  • Ayah (subjek) pergi (predikat) keluar (objek). 

3. Pola Subjek Predikat Objek Keterangan (SPOK)  

Pola yang terakhir dari struktur kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia adalah pola SPOK. Pola ini merupakan pola dengan unsur paling lengkap dan menyajikan kalimat dengan informasi yang padat dan lebih jelas. 

SPOK merujuk pada keberadaan usnur subjek, predikat objek, dan diakhiri dengan keterangan. Sehingga tidak hanya menjelaskan aktivitas dari seseorang, tetapi juga menambahkan keterangan tambahan. Baik keterangan tempat, waktu, dan sebagainya. 

Pola ini juga akan membentuk kalimat yang lebih mudah dipahami dan tidak memunculkan pertanyaan baru dari pembaca. Supaya tidak bingung, berikut adalah beberapa contohnya: 

  • Ibu (subjek) memasak (predikat) opor ayam (objek) di dapur (keterangan).  
  • Kakak (subjek) menulis (predikat) buku (objek) puisi cinta (keterangan). 
  • Ayah (subjek) pergi (predikat) keluar (objek) dengan sepeda motor (keterangan).

Jika menyusun kalimat dan memakai salah satu dari tiga pola tersebut, Anda akan terhindar dari kalimat rancu. Sebab idealnya suatu kalimat memang terdiri dari subjek disusul oleh predikat. 

Jika ingin memberi informasi lebih rinci maka bisa ditambahkan objek, jika ingin lebih rinci lagi maka ditambahkan keterangan. Struktur umum dan baku ini menjadi acuan agar kalimat yang disusun selalu benar dan sesuai kaidah yang berlaku. 

Pahami lebih lanjut Kalimat Berpola SPOK Pelengkap dan Contoh

Contoh Kalimat Rancu dan Perbaikannya

Dari penjelasan secara detail di atas, Anda tentu sudah memiliki pemahaman lebih mengenai apa itu kalimat rancu dan bagaimana bisa terjadi. Selain itu, bisa paham juga bagaimana menghindarinya, yakni dengan selalu mengacu pada struktur kalimat yang benar. 

Supaya lebih mudah memahami lagi apa itu kalimat yang dikatakan rancu, maka berikut beberapa contoh kalimat rancu dan hasil perbaikannya: 

Kalimat Rancu Kalimat Efektif 
Mahasiswa dilarang tidak boleh memakai sandal pada waktu mengikuti perkuliahan.Mahasiswa dilarang memakai sandal pada waktu mengikuti perkuliahan. Mahasiswa tidak boleh memakai sandal pada waktu mengikuti perkuliahan. 
Meskipun presiden punya agenda besar soal demiliterisasi politik dan penegakan hak asasi tetapi itu tidak dengan mudah menuntaskan persoalan kekerasan atau militerisme di Indonesia.Presiden punya agenda besar soal demiliterisasi politik dan penegakan hak asasi tetapi itu tidak dengan mudah menuntaskan persoalan kekerasan atau militerisme di Indonesia.Meskipun presiden punya agenda besar soal demiliterisasi politik dan penegakan hak asasi, itu tidak dengan mudah menuntaskan persoalan kekerasan atau militerisme di Indonesia.
Apabila musim panen tiba, maka petani belum tentu mendapatkan kesejahteraan.Apabila musim panen tiba, petani belum tentu mendapatkan kesejahteraan.Musim panen tiba, petani belum tentu mendapatkan kesejahteraan. 
Walaupun harga BBM baru naik pada bulan April, tetapi demonstrasi menolak kenaikan terjadi jauh-jauh hari.Walaupun harga BBM baru naik pada bulan April, demonstrasi menolak kenaikan terjadi jauh-jauh hari.BBM baru naik pada bulan April, tetapi demonstrasi menolak kenaikan terjadi jauh-jauh hari.
Meskipun penelitian ini belum tuntas, tetapi kami sudah dapat mengamati beberapa kecenderungan.Meskipun penelitian ini belum tuntas, kami sudah dapat mengamati beberapa kecenderungan.Penelitian ini belum tunta, tetapi kami sudah dapat mengamati beberapa kecenderungan. 
Karena keduanya berseteru, maka musyawarah itu berlangsung kacau.Karena keduanya berseteru, musyawarah itu berlangsung kacau. Keduanya berseteru, maka musyawarah berlangsung kacau.
Departemen perusahaan yang mana merupakan tulang punggung perekonomian organisasi yang harus senantiasa ditingkatkan.Departemen perusahaan merupakan tulang punggung perekonomian organisasi yang harus senantiasa ditingkatkan. 
Manusia menggunakan berbagai macam dan bentuk alat komunikasi telepon seluler untuk saling berhubungan dalam jarak jauh.Manusia menggunakan berbagai macam dan bentuk alat komunikasi untuk saling berhubungan dalam jarak jauh. Manusia menggunakan berbagai macam telepon seluler untuk saling berhubungan dalam jarak jauh. 
Kami akan pergi sangat cepat dan meninggalkan kota dalam hitungan beberapa hari ini saja.Kami akan pergi cepat dan meninggalkan kota dalam beberapa hari ini saja. Kami meninggalkan kota dalam hitungan beberapa hari ini saja.
Dengan penataran ini dapat meningkatkan kemampuan karyawanDengan penataran ini kemampuan karyawan dapat meningkatPenataran ini dapat meningkatkan kemampuan karyawan.

Tak mau ‘kan tulisan Anda rancu? Bacaan kalimat efektif akan membantu Anda menulis kalimat dengan banar:

Itulah penjelasan mengenai apa itu kalimat rancu, hal-hal yang menjadi penyebabnya, dan juga struktur kalimat yang baik dan benar. Semakin paham struktur kalimat yang benar seperti apa maka Anda dengan mudah menghindari penyusunan kalimat yang rancu. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke rekan penulis lainnya. Semoga bermanfaat.

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama