Daftar Isi
Kemajuan teknologi idealnya memang dimanfaatkan manusia di segala bidang, termasuk di bidang akademik. Salah satunya penggunaan atau pemanfaatan AI untuk mencari ide penelitian maupun kebutuhan lain dalam penelitian tersebut.
Teknologi AI diketahui sudah masuk di dunia pendidikan dan mendukung jalannya pendidikan di sekolah sampai perguruan tinggi. Menariknya, teknologi yang sama juga bisa diandalkan para dosen untuk menemukan ide penelitian secara efektif dan efisien.
Terdapat beberapa aplikasi berbasis AI yang bisa dimanfaatkan para dosen untuk menemukan rekomendasi ide penelitian menarik dan terkini. Lalu, apa saja pilihannya dan bagaimana memanfaatkannya? Berikut informasinya.
Teknologi AI dalam Dunia Akademik
Teknologi AI (Artificial Technology) adalah sebuah sistem kecerdasan manusia yang memungkinkan seperangkat sistem komputer atau mesin lainnya dapat berpikir dan bekerja layaknya manusia.
Teknologi AI memungkinkan perangkat atau program di komputer bisa berpikir selayaknya manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan dikembangkannya teknologi AI, yaitu untuk meniru aktivitas yang umum dilakukan manusia.
Seperti aktivitas belajar (learning), bernalar (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan bahkan pengoreksian diri (self-correction). Pengembangan teknologi ini terus dilakukan agar benar-benar bisa berpikir dan berlogika seperti manusia pada umumnya.
Lewat defisiensi ini, banyak pro kontra terkait perkembangan teknologi AI. Salah satu bentuk kontra terhadap AI adalah adanya kemungkinan teknologi AI akan menggeser peran manusia. AI memperbesar risiko hilangnya sejumlah profesi (pekerjaan), karena sudah dikerjakan oleh AI.
Meskipun begitu, teknologi AI bukan tanpa manfaat. Hingga detik ini, semakin banyak aplikasi dikembangkan dengan basis AI. Hasil pengembangan tersebut justru bisa dimanfaatkan umat manusia untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan (aktivitas).
Teknologi AI tak hanya dimanfaatkan di dunia kerja dan profesional tetapi juga dimanfaatkan di dunia pendidikan atau akademik. Bagi pendidikan tinggi, teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan tri dharma, mulai pendidikan hingga penelitian.
Sejumlah aplikasi berbasis AI bisa dimanfaatkan para dosen untuk mendukung kegiatan penelitian sampai publikasi ilmiah. Oleh sebab itu, pembahasan mengenai AI untuk mencari ide penelitian sangat menarik.
Tak hanya itu, teknologi AI juga bisa membantu pengajar membuat materi presentasi. Cek 15 Platform AI untuk Membuat Materi Presentasi, Praktis!
Peran Teknologi AI dalam Kegiatan Penelitian
Dikutip dari berbagai sumber, teknologi AI dalam pelaksanaan kegiatan penelitian memiliki banyak peran penting, diantaranya:
1. Membantu Menemukan Ide Penelitian
Teknologi AI yang hadir di dalam bentuk aplikasi maupun dalam bentuk website bisa digunakan akademisi untuk menemukan ide penelitian. Hal ini didapatkan dari semua referensi ilmiah yang direkomendasikan maupun dari sejumlah topik yang dianggap sistem aplikasi relevan dengan kata kunci yang diketik.
Pada aplikasi Chat GPT, pengguna bisa mengetik suatu kata kunci ilmiah. Lalu, sistem akan mencari jawaban. Jawaban ini akan membantu pengguna memahami topik yang sedang diteliti dan menemukan rekomendasi topik yang berkaitan. Hasil rekomendasi ini bisa dijadikan ide penelitian.
Jika website berbasis AI menyediakan layanan pencari referensi ilmiah, semua referensi yang direkomendasikan bisa digunakan untuk literature review. Dengan demikian, Anda bisa menemukan ide penelitian dari hasil pengembangan penelitian terdahulu.
Temukan alternatif cara mencari ide penelitian dari pilihan cara yang ada di 7 Cara Menemukan Ide Penelitian yang Ampuh.
2. Membantu Menemukan Referensi Ilmiah
Peran teknologi AI yang kedua di dalam kegiatan penelitian adalah membantu menemukan referensi ilmiah. Ada banyak website berbasis AI yang membantu pengguna menemukan referensi dalam bentuk jurnal, buku, maupun prosiding.
Rekomendasi ini tentunya bisa menambah pilihan referensi dengan topik yang relevan sehingga Anda tidak perlu waktu lama untuk mencari referensi yang tepat. Selain itu, Anda juga tidak perlu pindah ke banyak aplikasi untuk menemukan referensi tersebut.
Teknologi AI mayoritas dimanfaatkan untuk tujuan ini oleh kalangan akademisi karena sangat membantu memberi efisiensi pada saat mencari referensi ilmiah yang relevan sekaligus kredibel.
3. Membantu Memahami Topik Penelitian
Peran penting teknologi AI yang ketiga dalam mendukung kegiatan penelitian adalah membantu memahami topik. Setiap penelitian tentunya memiliki topik tersendiri. Meskipun penelitian tersebut pengembangan dari penelitian terdahulu, perbedaan (research gap) pasti akan ditemukan.
Website dengan teknologi AI membantu menemukan referensi ilmiah yang banyak dan kredibel berkaitan dengan topik penelitian di bidang apapun. Dengan banyaknya rekomendasi ini, Anda bisa membaca satu per satu.
Semakin banyak referensi ilmiah yang dibaca, semakin meningkat juga pemahaman Anda terhadap suatu topik. Pemahaman pada topik penelitian sangat penting untuk mendukung kelancaran jalannya penelitian, mulai dari penyusunan proposal sampai laporan hasil penelitian.
4. Kemudahan dalam Penyusunan Karya Ilmiah
Teknologi AI juga cukup sering digunakan untuk mempermudah proses penyusunan karya tulis ilmiah. Baik itu artikel ilmiah maupun tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi.
Sejumlah aplikasi berbasis AI menyediakan layanan parafrase yang sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi saat membuat kutipan tidak langsung. Sehingga, AI sering dijadikan jalan ninja agar skor similarity indeks di Turnitin rendah.
Meskipun begitu, penggunaan teknologi AI untuk parafrase dipandang sebagai langkah yang kurang tepat karena menurunkan tingkat pemahaman penulis terhadap topik, terutama kutipan yang diparafrase. Bahkan, sejumlah akademisi menyarankan cara ini tidak dijadikan pilihan utama atau bahkan dihindari.
5. Kemudahan dalam Melakukan Sitasi
Teknologi AI juga bisa membantu proses sitasi, baik pada saat penyusunan proposal penelitian sampai pelaporan hasil penelitian dan publikasi ilmiah. Sebab sejumlah aplikasi atau website berbasis AI sudah mencantumkan fitur sitasi.
Misalnya Google Scholar yang sudah ada fitur sitasi. Ketika diklik, Anda akan menemukan penulisan daftar pustaka lengkap sesuai dengan ketentuan beberapa style. Mulai dari APA Style, MLA Style, dan lain sebagainya.
Tak hanya Google Scholar, aplikasi atau website berbasis AI lain yang sangat familiar di kalangan akademisi juga menyediakan fitur ini. Fitur ini tentu sangat menolong untuk menghindari kesalahan saat mencantumkan sumber atau referensi.
Cek selengkapnya Cara Membuat Daftar Pustaka Otomatis di Google Scholar.
Teknologi AI untuk Mencari Ide Penelitian
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semakin banyak aplikasi dengan basis teknologi AI bisa digunakan para akademisi, baik itu dosen maupun mahasiswa, dengan tujuan untuk kegiatan pendidikan, penelitian, maupun proses penyusunan karya tulis ilmiah.
Bagi para dosen maupun mahasiswa yang kesulitan menemukan ide penelitian yang menarik dan memenuhi kriteria yang ditetapkan, silakan coba gunakan teknologi AI.
Berikut beberapa rekomendasi aplikasi berbasis AI yang bisa mempercepat penentuan ide penelitian:
1. Aplikasi Elicit
Aplikasi berbasis AI pertama yang bisa digunakan akademisi untuk mencari ide penelitian adalah Elicit. Secara umum, fitur utama dari aplikasi ini adalah membantu menemukan referensi ilmiah dalam bentuk jurnal kredibel.
Meskipun seringkali digunakan untuk mencari referensi ilmiah. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk menemukan ide-ide penelitian baru. Sebab dari referensi yang direkomendasikan saat mengetik pertanyaan di kolom yang tersedia.
Pengguna bisa menemukan hasil penelitian terdahulu yang tentu beberapa diantaranya bisa dikembangkan. Suatu penelitian memiliki kelemahan karena beberapa faktor. Kelemahan dan keterbatasan ini adalah sumber research gap.
Jadi, dengan referensi yang direkomendasikan Elicit, akademisi bisa menemukan ide penelitian yang segar karena bisa menyempurnakan atau mengembangkan penelitian terdahulu. Tentunya dengan perbedaan khas agar tetap memiliki novelty.
2. Aplikasi ScisSpace
Pilihan kedua dari aplikasi AI untuk mencari ide penelitian adalah ScisSpace. ScisSpace bisa disebut sebagai aplikasi dengan teknologi AI yang bersifat palugada (apa lu mau gua ada) alias serba ada.
Disebut demikian karena tersedia 4 fitur unggulan di halaman utama website resminya. Mulai dari pencarian literatur ilmiah, menjawab pertanyaan dengan jawaban berupa dokumen PDF, ekstrak data, dan juga parafrase.
ScisSpace bisa dimanfaatkan akademisi untuk menemukan ide penelitian baru yang unik dan lebih segar. Dalam fitur “Literature Review”, Anda bisa mengetik kata kunci sesuai bidang keilmuan atau topik penelitian.
Selanjutnya sistem berbasis AI akan merekomendasikan beberapa jurnal ilmiah dan publikasi ilmiah dalam bentuk lain. Pada hasil pencarian ada kolom bertajuk “Insight” yang menyuguhkan pilihan judul penelitian yang relevan.
Beberapa rekomendasi ini bisa dijadikan ide penelitian yang sudah lengkap dan bisa dijalankan. Referensi ilmiahnya bahkan bisa dicari langsung di ScisSpace tanpa perlu pindah aplikasi lain.
Cek dan anti bingung lagi dengan referensi : 10 Platform Berbasis AI untuk Mencari Referensi Jurnal
3. Aplikasi Consensus
Aplikasi Consensus juga menjadi aplikasi AI untuk mencari ide penelitian. Aplikasi ini pada dasarnya sama seperti dua aplikasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sama-sama punya fitur utama memberi rekomendasi referensi ilmiah.
Lewat fitur utamanya ini, pengguna bisa memperdalam pemanfaatkan hasil pencarian yang diberikan. Salah satunya mencari ide penelitian yang menarik dan segar (novelty).
Prinsipnya adalah dari semua referensi ilmiah yang direkomendasikan maka bisa dianalisis dan dikembangkan menjadi ide penelitian baru. Anda bisa menambahkan aspek tertentu dari ide penelitian sebelumnya sehingga lebih unik dan juga ada novelty.
Semakin spesifik kata kunci yang diketik di awal, semakin relevan hasil pencarian dengan kebutuhan. Sekaligus lebih banyak hasil pencarian yang disediakan oleh sistem. Jadi, silakan memanfaatkan aplikasi ini untuk menemukan ide penelitian baru.
4. Aplikasi Research Rabbit
Pilihan aplikasi AI untuk mencari ide penelitian selanjutnya adalah aplikasi Research Rabbit. Aplikasi atau website berbasis AI ini ditujukan pengguna untuk mencari referensi yang relevan dan topik-topik penelitian yang sesuai kebutuhan.
Meskipun menghadirkan referensi ilmiah yang bisa digunakan. Hasil pencarian ini bisa menjadi sumber ide penelitian baru karena pengguna dibantu melakukan literature review dan menganalisis ide penelitian baru dari penelitian terdahulu (sebelumnya).
Jadi, prinsipnya sama seperti 3 aplikasi berbasis AI yang sudah dijelaskan. Referensi ilmiah yang direkomendasikan bisa memberi ide penelitian. Tentunya Anda perlu memperhatikan research gap agar ada novelty dan tidak mengulang penelitian terdahulu.
Jadi, silahkan mengeksplorasi pilihan aplikasi dengan fungsi serupa. Namun, pastikan untuk digunakan dengan bijak agar mencegah bias atau dampak dari teknologi AI tersebut. Secanggih suatu teknologi, tentu hanya bisa membantu bukan menggantikan dan perlu dimanfaatkan sebijak mungkin.
Jangan lewatkan tools sumber ide penelitian lain. Cek Open Knowledge Maps dalam Mencari Ide Penelitian dan Fiturnya
Tips Memanfaatkan Teknologi AI untuk Mencari Ide Penelitian
Kehadiran teknologi AI untuk mencari ide penelitian sampai referensi ilmiah dan parafrase memang menarik. Hal ini bisa meningkatkan efisiensi dalam kegiatan penelitian dari awal sampai proses publikasi hasilnya.
Meskipun begitu, penggunaan teknologi AI tidak selalu berakhir sempurna 100%. Sebab masih bisa ditemukan kesalahan karena ada kegagalan membaca data, koneksi internet tersendat, dan faktor lainnya.
Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan saat memanfaatkan teknologi AI:
1. Menggunakan Aplikasi yang Tepat
Tips yang pertama adalah selalu menggunakan aplikasi atau website berbasis AI yang tepat. Ada banyak website yang sering digunakan akademisi untuk membantu kegiatan penelitian dan penyusunan karya ilmiah.
Setiap aplikasi tentu memiliki cara pakai dan syarat maupun ketentuan tersendiri. Selain itu, fungsi masing-masing juga bisa beragam sesuai dengan layanan yang disediakan pihak pengembang. Jadi, pilih aplikasi AI yang sesuai kebutuhan dan banyak direkomendasikan agar lebih aman serta nyaman saat dimanfaatkan.
2. Melakukan Pengecekan Ulang
Khusus untuk penggunaan teknologi AI dengan tujuan melakukan parafrase, Anda disarankan melakukan pengecekan ulang dengan membaca hasil parafrase yang dibuatkan oleh sistem aplikasi tersebut.
Hasil parafrase bisa saja masih keliru dan masih ada persamaan dengan sumber utama yang diubah. Memastikan hal tersebut tentu perlu di cek secara manual. Baru kemudian bisa dimasukan ke dalam naskah.
3. Memahami Batas Penggunaan Teknologi AI
Teknologi AI memberi kepraktisan, kemudahan, dan kecepatan. Sifat ini membuat teknologi ini rawan memberi efek candu kepada penggunanya. Semakin sering mengandalkan teknologi AI, semakin gagap saat teknologi ini tidak bisa diakses.
Misalnya saat perangkat elektronik rusak, jaringan internet bermasalah, website AI tersebut down, dan sebagainya. Hal ini bisa menghambat kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Maka penggunaannya harus bijak dan tidak berlebihan.
4. Mencegah Ketergantungan pada Teknologi AI
Sejalan dengan tips sebelumnya, pengguna teknologi AI untuk mencari ide penelitian, referensi, maupun parafrase harus mencegah efek candu yang ditimbulkan. Kunci utamanya adalah tidak berlebihan dalam penggunaan.
Selain mengandalkan teknologi AI, sempatkan waktu untuk tetap melakukan pencarian referensi dan ide penelitian secara manual. Tujuannya agar teknologi AI dijadikan alternatif bukan sebagai pilihan utama.
5. Memahami Etika Penggunaan AI dalam Penelitian
Tips yang terakhir adalah memahami etika dalam penggunaan AI untuk kegiatan penelitian. Mulai dari menjaga keamanan data, sebab bisa jadi data penelitian sangat sensitif dan tidak bisa dipublikasikan lewat website berbasis AI.
Etika kedua adalah mencegah bias data yang diolah dengan teknologi AI. Sebab bias data tersebut sangat mungkin terjadi dan bisa berdampak pada kegiatan penelitian dan hasil yang disimpulkan.
Etika yang ketiga adalah tanggung jawab pengambilan keputusan. Dikutip dari website resmi LPPM Universitas Tazkia Bogor, tanggung jawab pengambilan keputusan menjadi bias saat menggunakan teknologi AI.
Sebab data yang didapatkan dan disajikan di karya ilmiah hasil buatan teknologi AI tersebut. Sementara penyusunnya adalah pengguna. Kondisi ini membuat pihak yang bertanggung jawab menjadi tidak jelas.
Itulah penjelasan secara detail mengenai teknologi AI untuk mencari ide penelitian yang ternyata pemanfaatannya mudah. Namun, pastikan memanfaatkan teknologi ini dengan bijak dan paham atau sadar batas sehingga mencegah masalah di kemudian hari.
Apakah Anda sudah menggunakan AI dalam kegiatan sehari-hari? Apa platform yang Anda gunakan?
Yuk, share pengalaman Anda di kolom komentar dan bagikan informasi ini ke rekan Anda agar semakin aware dengan teknologi dan bisa memanfaatkannya secara bijak. Semoga bermanfaat!