Kemajuan teknologi semakin terasa dengan hadirnya AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah. Bagi para akademisi dan peneliti, proses menyusun karya tulis tentu sangat terbantu dengan teknologi AI atau artificial intelligence ini.
Teknologi AI diketahui diadopsi sejumlah pengembang aplikasi mobile maupun pengembang website dan database. Masing-masing menyediakan layanan berbasis AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna jasanya.
Menariknya, beberapa pengembang fokus menyediakan referensi ilmiah maupun yang serupa sehingga bisa digunakan akademisi dan peneliti dalam mencari referensi saat menyusun karya tulis ilmiah maupun buku ilmiah. Lalu, apa saja rekomendasinya?
Dikutip dari berbagai sumber, ternyata ada banyak aplikasi dan situs berbasis AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah. Platform berbasis AI ini tentu bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyusunan naskah ilmiah. Berikut rekomendasi AI unutk mencari jurnal:
Rekomendasi AI yang pertama untuk membantu mendapatkan referensi ilmiah dalam bentuk jurnal adalah Semantic Scholar. Platform ini berbentuk website dan menyediakan layanan database publikasi ilmiah dengan koleksi lebih dari 200 juta.
Layanan yang disediakan gratis dan konsep penggunaannya mirip dengan Google Scholar. Pengguna tinggal mengetik kata kunci di kolom pencarian pada halaman utama. Sistem akan merekomendasikan publikasi ilmiah yang relevan.
Selain gratis, platform ini juga menyediakan fitur untuk mengecek jurnal dan prosiding dalam format PDF. Sekaligus tersedia fitur cite untuk membantu menyusun daftar pustaka secara otomatis dalam berbagai style.
Rekomendasi kedua dari AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah adalah Scite (dikenal dengan Scite AI). Platform ini berbentuk website dan layanan yang disediakan berbayar. Namun, pengguna baru diberi akun trial untuk beberapa lama.
Selebihnya, pengguna perlu berlangganan untuk bisa menggunakan AI di platform ini dalam mencari referensi ilmiah. Sebagai platform berbayar, AI jenis ini tentunya memiliki lebih banyak keunggulan dibanding platform gratis.
Misalnya, konsep pencarian tidak hanya mengetik kata kunci saja melainkan juga bisa dalam bentuk pertanyaan. Sehingga, respon sistem mirip seperti Chat GPT. Nilai tambah platform ini adalah jawaban yang diberikan sistem mengacu pada hasil penelitian sehingga lebih kredibel.
Rekomendasi ketiga dari AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah adalah Elicit. Elicit adalah platform berbasis AI yang dikembangkan sebuah organisasi. Platform ini menyediakan ratusan juta publikasi ilmiah baik dalam bentuk jurnal maupun prosiding.
Elicit juga cukup sering digunakan para peneliti dan akademisi dunia karena membantu menemukan referensi ilmiah dan menampilkan isu-isu terkini berkaitan dengan topik yang tengah dicari pengguna.
Hanya saja, Elicit sifatnya berbayar dan tersedia paket langganan untuk durasi bulanan sampai tahunan. Meskipun begitu, koleksinya yang lengkap dan konsepnya yang mampu menyuguhkan isu terkini untuk membuka cakrawala pengguna jasa. Tentu menjadi nilai tambah tersendiri.
Tak hanya untuk mencari referensi, AI bisa digunakan untuk membuat presentasi. Cek 15 Platform AI untuk Membuat Materi Presentasi, Praktis!
Platform AI berikutnya yang bisa digunakan untuk menemukan referensi ilmiah yang relevan adalah Consensus. Consensus menyediakan konsep mirip dengan mesin pencari, dimana ada kolom untuk mengetik kata kunci.
Bedanya, hasil pencarian Consensus berupa publikasi ilmiah baik dalam bentuk jurnal maupun prosiding. Pengguna bisa meninjau hasil rekomendasi dengan membaca abstrak, beberapa tersedia dalam format PDF yang langsung bisa diunduh, dan bisa disitasi otomatis.
Secara umum, layanan Consensus sudah bisa digunakan untuk mencari referensi ilmiah. Namun, platform ini terbatas bagi para pengguna gratisnya dan perlu berlangganan untuk mengakses lebih banyak fitur dan pencarian tanpa batas.
AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah selanjutnya adalah Research Rabbit. Platform ini berbentuk website dan memiliki konsep sama seperti mesin pencari. Pengguna tinggal mengetik kata kunci untuk direkomendasikan sejumlah publikasi ilmiah.
Menariknya, platform ini menyediakan fitur untuk membantu proses mind mapping ide penelitian sehingga bisa digunakan di tahap awal penelitian dan bukan sekadar media mencari referensi ilmiah untuk menulis karya ilmiah.
Selain itu, pengguna juga bisa memakai fitur koleksi pribadi sehingga semua referensi ilmiah yang ditemukan bisa disimpan dan dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai kebutuhan. Lewat fitur ini, Research Rabbit sering disebut Spotify versi ilmiah.
Bagi para akademisi dan peneliti yang mencari AI untuk mencari referensi ilmiah dan mudah digunakan, Anda bisa mempertimbangkan platform SciSpace yang berbentuk website dengan konsep mesin pencari tapi dengan fitur lebih kompleks.
Pengguna tidak hanya disediakan kolom untuk mengetik kata kunci. Namun, tersedia pula fitur untuk melakukan parafrase menggunakan teknologi AI. Sampai mendapat penjelasan dan rangkuman dari file ilmiah dalam format PDF.
Khusus untuk fitur pencarian referensi ilmiah, platform ini menyediakan koleksi sekitar 280 juta publikasi ilmiah dari berbagai negara di dunia. Tersedia pula fitur untuk melihat abstrak publikasi tersebut dan melakukan sitasi otomatis.
Website Connected Paper juga termasuk AI untuk mencari referensi jurnal dan publikasi ilmiah jenis lainnya. Sama seperti yang lainnya, platform ini juga menggunakan konsep mesin pencari.
Hasil rekomendasinya berupa sejumlah publikasi ilmiah yang terindeks atau tersimpan di database milik pengembangnya. Ada ratusan juta publikasi ilmiah bisa ditemukan di sini.
Sistemnya pun akan merekomendasikan referensi yang relevan, tentunya dengan pengguna mengetik kata kunci relevan. Selain itu, hasil rekomendasi akan membentuk grafik yang menampilkan lebih banyak topik penelitian yang relevan.
Mendeley tentu sudah tidak asing bagi akademisi dan peneliti. Sebab sering digunakan sebagai tools manajemen referensi ilmiah yang praktis. Mendeley diketahui juga menggunakan teknologi AI.
Selain membantu menyimpan koleksi referensi ilmiah dan melakukan sitasi otomatis di lembar kerja Ms Word. Platform satu ini juga bisa digunakan untuk mencari referensi ilmiah, baik dalam bentuk jurnal, prosiding, buku, sampai artikel di berbagai website.
Referensi yang berhasil didapatkan kemudian bisa disimpan di sistem Mendeley sehingga sitasi bisa dilakukan otomatis pada saat mengerjakan naskah ilmiah tetapi tidak semua format file mendukung untuk masuk ke koleksi pribadi.
Open Read juga menjadi salah satu AI untuk mencari referensi jurnal dan publikasi ilmiah dalam bentuk lainnya. Platform berbasis AI ini memiliki koleksi lebih dari 300 juta publikasi ilmiah. Referensi yang tersedia terbilang lengkap dan banyak.
Mengakses layanannya cukup mudah karena Anda tinggal mengetik kata kunci atau pertanyaan di kolom pencarian pada halaman utama. Selanjutnya, sistem akan memberi jawaban yang mengacu pada berbagai publikasi ilmiah.
Beberapa hasil rekomendasinya juga artikel dari website tertentu yang relevan dengan kata kunci yang diketik. Meski tersedia akun berbayar, pengguna tetap bisa mengakses layanannya secara gratis untuk mencari referensi ilmiah.
Selanjutnya untuk memudahkan mencari referensi ilmiah adalah menggunakan platform Open Knowledge Maps. Open Knowledge Maps juga masuk ke dalam daftar AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah.
Platform ini cukup populer di kalangan akademisi dan peneliti, terutama di Indonesia karena sering dijadikan pilihan. Pada halaman utama terdapat dua kategori pencarian, yakni bidang keilmuan umum (BASE) dan bidang medis (PubMed). Kedua kategori tersebut semakin membuat hasil pencarian lebih spesifik dan relevan.
Hasil pencarian tidak hanya menampilkan banyak referensi ilmiah dalam bentuk jurnal dan prosiding tetapi juga menampilkan diagram lingkaran yang membentuk pola. Masing-masing terdiri dari beberapa topik yang relevan dengan kata kunci pencarian sehingga memudahkan untuk menemukan lebih banyak referensi.
Penulis tak jarang menggunakan AI untuk parafrase, tetapi apakah Anda tahu Kekurangan Parafrase dengan AI yang Wajib Diperhatikan? Baca tautan tersebut untuk pembahasan lengkapnya.
Selain beberapa AI untuk mencari referensi ilmiah yang dijelaskan tersebut, tentunya masih banyak lagi platform dengan fungsi serupa. Banyaknya pilihan tentu menuntut pengguna untuk lebih teliti dalam menentukan pilihan sehingga hasil yang didapatkan sesuai kebutuhan.
Kehadiran teknologi AI di era sekarang memang patut disyukuri. Sebab membatu dosen, mahasiswa, maupun para peneliti dalam menemukan ide penelitian sampai referensi ilmiah. Dengan adanya AI, proses penyusunan karya ilmiah lebih cepat dan bahkan bisa disebut praktis.
Banyak platform mengadopsi teknologi Ai dan menawarkan banyak fitur menarik. Mulai dari pencarian referensi, ide penelitian, merangkum karya ilmiah, sampai melakukan parafrase secara otomatis. Bahkan, banyak diantaranya yang gratis.
Namun, di balik semua kelebihan teknologi AI dan segunung kemudahan serta kepraktisan yang ditawarkan. Teknologi ini juga memiliki sisi negatif atau dampak yang kurang menguntungkan bagi penggunanya.
Seperti dikutip dari website The Conversation, khusus untuk kalangan akademisi dan peneliti, penggunaan AI secara berlebihan dan salah kaprah bisa “menumpulkan” kemampuan mereka. Terutama dalam berpikir kritis dan analitis yang juga menjadi modal penting dalam penelitian maupun penulisan karya ilmiah.
Jadi, para pengguna teknologi AI ini perlu memahami rambu-rambu dalam penggunaannya. Memanfaatkan AI untuk mendapatkan kemudahan adalah sah saja dilakukan. Namun, jangan sampai menjadi ketergantungan dan tidak mampu menyusun karya ilmiah tanpa bantuan AI sama sekali.
Bagaimanapun juga kemampuan analitis dan kritis tetap perlu dimiliki dan diasah dengan tetap menggunakan kemampuan tersebut dalam meneliti maupun menulis karya ilmiah.
Selain itu, sudah ada banyak platform yang bisa mengidentifikasikan hasil karya tulis yang dikerjakan dengan AI. Dalam hal penulisan karya ilmiah, cara ini dipandang tidak etis, apalagi jika memakai AI sampai 100%.
Platform selain AI yang bisa dimanfaatkan penulis, apakah Anda sudah menggunakannya? Cek daftarnya:
Membantu meminimalkan dampak penggunaan AI untuk mencari referensi jurnal maupun untuk kebutuhan lain dalam penelitian. Anda perlu memahami dan menerapkan etika dari penggunaan AI tersebut.
Berikut etika penggunaan AI dalam penulisan karya ilmiah:
Poin pertama yang menjadi upaya penulis karya ilmiah menjaga etika dalam publikasi ilmiah adalah mencantumkan informasi penggunaan AI. Artinya, saat Anda menggunakan teknologi ini maka jangan lupa untuk dicantumkan pada naskah.
Anda bisa menjelaskan penggunaan AI untuk menyusun bagian mana dari karya ilmiah tersebut. Misalnya untuk menyusun bagian kajian pustaka, latar belakang, pembahasan, atau bagian yang lainnya.
Mencantumkan penggunaan teknologi AI di dalam naskah ilmiah ternyata bukan hal baru. Sebab sudah banyak peneliti dan akademisi yang melakukan hal ini. Anda bisa mencari referensi ilmiah, bisa dalam bentuk jurnal yang mencantumkan informasi penulis memakai teknologi AI.
Langkah ini menjadi bentuk kejujuran atau bisa disebut upaya transparansi dalam menjelaskan penggunaan AI. Sehingga penggunaan AI bukan hal yang keliru karena teknologi memang sudah sepatutnya dimanfaatkan dengan baik dan semestinya.
Upaya menjaga etika penggunaan AI untuk mencari referensi jurnal dan kebutuhan ilmiah lainnya adalah dengan membaca referensi yang direkomendasikan platform berbasis AI tersebut.
Selanjutnya, Anda bisa memahami dan memastikan referensi ini relevan dan bisa digunakan sebagai dasar penyusunan karya ilmiah. Pahami batasan dalam menggunakan AI untuk kegiatan penulisan ilmiah.
Misalnya untuk parafrase. Jika memungkinkan untuk dilakukan sendiri, silakan prioritaskan parafrase dan susun karya ilmiah jauh-jauh dari sebelum tenggat waktu. Dengan demikian, Anda memiliki waktu yang cukup untuk mencari referensi, parafrase, dan lain sebagainya untuk meminimalkan penggunaan AI agar tidak berlebihan.
Sebagai penulis, konsistensi adalah kunci naskah selesai. Berikut tips yang bisa Anda ikuti:
Tips menjaga etika yang ketiga dalam menggunakan AI untuk mencari referensi jurnal dan kebutuhan lain adalah memilih dengan tepat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pilihan platform berbasis AI sangat banyak.
Beberapa memiliki fungsi sama dan beberapa lainnya berbeda. Misalnya beberapa menyediakan layanan pencari referensi ilmiah, beberapa lagi layanan parafrase berbasis AI, dan lain sebagainya. Silakan pilih sesuai kebutuhan.
Sangat disarankan untuk menggunakan platform dengan teknologi AI yang fungsinya hanya mengecek pekerjaan. Seperti Grammarly untuk mengecek apakah karya tulis sudah benar sesuai aturan grammar atau belum. Sehingga bisa diperbaiki dan mencegah ketergantungan pada AI.
Tips yang keempat adalah selalu memilih platform dengan teknologi AI yang melindungi privasi pengguna. Salah satu ciri yang paling mudah dikenali adalah platform tersebut tidak menyimpan dan memproses data di database pusat.
Pertimbangkan pula teknologi AI yang sudah terenkripsi, sehingga data-data pengguna tetap aman. Hal ini penting untuk menghindari risiko perangkat diretas dan karya ilmiah yang disusun juga tidak ada kemungkinan terpublikasi sepihak oleh pengembang platform (terjadi pencurian).
Tips berikutnya dalam menjaga etika penggunaan AI untuk mencari referensi ilmiah adalah tetap menulis sendiri dengan gaya khas pribadi. Setiap penulis pada dasarnya memiliki gaya bahasa dan aspek lain yang bersifat khas.
Ciri khas ini menunjukan bahwa karya tulis yang disusun orisinil dan bisa dibedakan dengan penulis lain. Lewat penetapan tujuan ini, maka akan muncul motivasi dan kesadaran menulis karya ilmiah dengan kerja keras sendiri. Teknologi AI digunakan sekadar untuk membantu ketika memang dibutuhkan.
Itulah beberapa rekomendasi AI untuk mencari referensi jurnal ilmiah yang tentu perlu digunakan sebagaimana mestinya. Meskipun AI memberi kepraktisan, akan tetapi jangan sampai mengalami candu dan kesulitan dalam melakukan kegiatan ilmiah tanpa bantuan AI.
Sebab, sebaik-baiknya teknologi tentu memiliki cacat atau minus juga. Ada masa dimana teknologi AI bermasalah, akses ke website AI tidak memungkinkan karena internet bermasalah, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Menggunakan teknologi AI harus dalam kadar yang cukup dan wajar. Jangan sampai teknologi yang tujuannya mempermudah urusan penulisan karya ilmiah justru menumpulkan kemampuan menulis karya ilmiah tersebut.
Apakah Anda sudah memanfaatkan AI dalam menyusun karya ilmiah? Jika iya, apakah Anda pernah mendapatkan masalah karena telah menggunakan AI? Jika IYA, yuk, bagikan pengalaman Anda melalui kolom komentar dan berbagi ke rekan penulis lainnya.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…