Daftar Isi
Dalam menyusun karya tulis, khususnya yang bersifat ilmiah memang terikat oleh sejumlah aturan. Salah satunya aturan mengenai penulisan angka di awal kalimat dan judul dimana pada beberapa kondisi ditulis dengan angka ada juga dengan huruf.
Sebelum membahas lebih lanjut, Anda perlu tau bahwa judul dan topik sering disamaartikan, ketahui 4 perbedaan topik dan judul dulu sebelum melanjutkan.
Bagaimana? Jika Anda sudah memahami perbedaan keduanya, yuk, simak penulisan angka di awal kalimat dan judul berikut ini.
Aturan Penulisan Angka di Awal dan Tengah Kalimat
Aturan pertama dalam penulisan angka di awal kalimat dan judul adalah penulisan angka di awal dan di tengah kalimat. Namun sebelum dibahas, pastikan sudah paham perbedaan angka dan bilangan. Sebab meski sama-sama berupa nominal, tapi keduanya berbeda.
Dikutip melalui uksw.edu, dijelaskan bahwa angka dan bilangan adalah salah satu unsur penting dalam Matematika yang sering dijumpai. Menurut Suyanto (2005: 107) angka adalah simbol dari suatu bilangan.
Menurut Sudaryanti (2006), bilangan adalah suatu konsep Matematika yang bersifat abstrak dan sebagai landasan dasar penguasaan konsep Matematika di jenjang pendidikan selanjutnya.
Apakah masih bingung? Jadi, secara sederhana angka adalah sebuah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk melambangkan bilangan. Bilangan secara umum terdiri dari satu sampai beberapa angka yang disatukan.
Misalnya, contoh angka adalah 1, 2, 3, dst. Kemudian angka dalam Romawi adalah I, II, III, IV, dst. Namun ketika disatukan beberapa angka maka menjadi bilangan. Misalnya:
- Contoh bilangan prima = 2, 3, 5, 7, 11, …
- Contoh bilangan komposit = 4, 6, 8, 9, 10, …
- Contoh bilangan negatif = -1, -2, -3, -4, …
Lalu, bagaimana penulisan angka di awal dan tengah kalimat? Pertama, jika angka diletakan di awal kalimat maka perlu ditulis dengan huruf. Contohnya:
- Lima puluh siswa SD N 2 Palimanan berangkat ke lokasi lomba sepak bola bersama-sama.
- Tiga angkutan umum berwarna biru muda adalah milik Pak Bandi.
Kedua, jika angka ditulis di tengah kalimat maka ditulis dalam bentuk simbol atau nominal. Contohnya seperti berikut:
- Terdapat 12 korban luka-lukas atas insiden kecelakaan sepeda motor tadi pagi.
- Ibu mengambil 5 butir telur untuk dibuat dadar.
Aturan Penulisan Angka di Awal Judul
Lalu, bagaimana aturan penulisan angka di awal judul? Meski tidak dijelaskan secara rinci mengenai tata aturan penulisan angka pada judul. Namun, jika didasarkan pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) maka aturannya sama seperti pada awal dan tengah kalimat.
Dalam PUEBI juga dijelaskan bahwa penulisan angka dengan nominal perlu dihindari jika ada di awal kalimat maupun awal judul. Penulisan angka di awal judul kemudian perlu ditulis dengan huruf. Contohnya:
- Tujuh Tips Pola Makan Sehat untuk Ibu Hamil
- Lima Cara Kreatif Mengolah Sampah Plastik dari Rumah
Jika angka ada di tengah judul, maka bisa ditulis dengan angka atau nominal. Namun jika ada di awal judul, silahkan ditulis dengan huruf. Beberapa portal berita sejauh ini memang banyak melakukan kesalahan dengan menuliskan angka dengan nominal bukan huruf di awal judul. Jika sudah tahu aturan dasarnya, maka jangan lagi diikuti.
Anda sedang membuat judul? Kenali pembuatan judul agar buku Anda MENARIK dan LARIS!
- 5 Trik Menulis Judul Yang Menarik Untuk Dibaca
- Cara Penulisan Judul Buku yang Menarik, Kupas Agar Laris!
Penulisan Angka dengan Huruf Sesuai Kaidah
Penulisan angka dan bilangan tentunya tak hanya mencakup satu atau dua kondisi, melainkan banyak. Ada angka yang harus ditulis dengan angka romawi, angka Arab, dan sebagainya. Ada yang letaknya di awal kalimat ada yang di tengah, dan sebagainya.
Setiap kondisi ternyata mempengaruhi penulisan angka di awal kalimat dan judul dalam sebuah karya tulis. Berikut sejumlah kaidah atau aturan penulisan angka dan huruf dalam sejumlah kondisi:
1. Angka yang Terdiri dari Satu atau Dua Kata
Jika terdapat bilangan yang bisa dinyatakan dengan satu atau dua kata, maka bisa ditulis dengan huruf. Misalnya angka 50 yang ketika ditulis dengan huruf hanya terdiri dua kata. Maka bisa ditulis dengan huruf dibanding angka. Berikut beberapa contohnya:
- Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
- Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Namun, jika ada bilangan yang meskipun bisa ditulis dengan satu atau dua kata lalu menjelaskan suatu urutan. Maka wajib ditulis dengan nominal atau angka, seperti contoh berikut:
- Terdapat 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
- Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2. Angka di Awal Kalimat
Berikutnya adalah kaidah penulisan angka di awal kalimat dan judul, dimana di dalam EYD maupun PUEBI menyarankan penggunaan huruf dibanding angka atau nominal. Contohnya:
- Lima puluh siswa SD N 2 Palimanan berangkat ke lokasi lomba sepak bola bersama-sama.
- Tiga angkutan umum berwarna biru muda adalah milik Pak Bandi.
Sehingga tidak disarankan menuliskannya dengan bentuk angka seperti di bawah ini:
- 50 siswa SD N 2 Palimanan berangkat ke lokasi lomba sepak bola bersama-sama.
- 3 angkutan umum berwarna biru muda adalah milik Pak Bandi.
3. Angka yang Tidak Bisa Dinyatakan dalam Satu atau Dua Kata
Ada kalanya karena suatu tujuan, sebuah bilangan di awal kalimat dipandang kurang pas jika ditulis dengan huruf. Melainkan harus ditulis dengan angka atau nominal. Misalnya untuk tujuan estetika, mudah dipahami pembaca, dan sebagainya.
Maka di dalam EYD dan PUEBI disarankan untuk mengubah struktur kalimat, sehingga angka atau bilangan yang awalnya ingin ditaruh di awal dipindah ke tengah. Seperti:
- Siswa SD N 2 Palimanan sebanyak 50 siswa berangkat bersama-sama.
- Terdapat 3 angkutan umum yang menjadi milik Pak Bandi.
4. Angka yang Menunjukan Bilangan Besar
Sedangkan aturan penulisan angka di awal kalimat dan judul yang menunjukan nominal besar. Maka disarankan untuk menggunakan gabungan angka atau bilangan diikuti huruf agar mudah dipahami. Berikut contohnya:
- Biaya perawatan Ibu Ayu di RS Hermina sudah mencapai 30 miliar.
- Penyediaan anggaran 300 triliun dilakukan Kemdikbud untuk mendukung riset dosen.
5. Penulisan Bilangan Utuh dengan Huruf
Beberapa kalimat yang menuliskan angka maupun bilangan kadangkala perlu diberi penjelasan. Maka sah saja menuliskan angka diikuti dengan huruf yang menjelaskan angka tersebut akan tetapi ditempatkan di dalam kurung. Berikut contohnya:
- Terdapat 3 (tiga) pengulangan kata histori selama dialog dilakukan.
- Sekitar 12 (dua belas) bab perlu dibaca malam ini juga.
6. Penulisan Pecahan
Penulisan pecahan dan persen juga dianjurkan menggunakan huruf. Berikut contohnya:
- Angka kemiskinan di Bangladesh mencapai lima belas persen.
- Kenaikan gaji Pak Teguh sudah setengah dari gaji bulan lalu.
Melalui penjelasan detail tentang penulisan angka di awal kalimat dan judul tersebut, tentu semakin paham bagaimana penulisannya yang benar. Sehingga tidak lagi melakukan kesalahan ketika praktek membuat karya tulis.
Jika memiliki pertanyaan, maka bisa menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi. Klik juga tombol Share agar informasi menarik dan bermanfaat di artikel ini bisa sampai ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: