Cara Membuat Buku | Pada dasarnya membuat bahan ajar dan buku ajar dapat menunjang dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan kepada mahasiswa. Bahan ajar yang sebenarnya dibuat untuk mahasiswa pun juga dapat disebarluaskan secara nasional atau bahkan secara global bila dikompilasikan menjadi buku ajar yang bermutu. Selain itu, buku ajar juga dapat dijadikan sebagai sarana berinteraksi antara dosen dengan mahasiswa melalui hasil karya tulis dosen itu sendiri. Artikel ini akan membahas bagaimana cara membuat buku ajar dengan 3 langkah mudah.
Sayangnya, untuk saat ini jumlah dosen yang menulis buku ajar di Indonesia masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan dosen yang menulis buku teks. Oleh karena itu, memasuki tahun 2016 dosen diharapkan bisa lebih produktif dalam menulis buku ajar. Mengingat bahwa pada tahun 2019 nanti, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir menargetkan Perguruan Tinggi Indonesia harus berada pada posisi tiga besar di kawasan ASEAN (Asia Tenggara). Bersaing dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Thailand dan Malaysia yang menempati posisi tiga besar untuk negara dengan sistem pendidikan terbaik se-ASEAN pada tahun 2015 versi Economic Co-operation and Development’s (OECD). Tentu dibutuhkan kerja keras dari berbagai pihak dan pembenahan di berbagai sub bidang pendidikan untuk dapat mengejar ketertinggalan serta mewujudkan cita-cita tersebut dengan cepat. Salah satunya adalah dengan mendorong dosen untuk produktif menulis dan meningkatkan jumlah tulisan buku ajar bermutu di lingkungan pendidikan tinggi yang nantinya akan menjadi salah satu tolok ukur penilaian.
Menurut Syamsul Arifin dalam buku Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi karyanya, ada tiga cara mudah yang banyak digunakan oleh dosen dalam menulis buku ajar. Dari cara yang sederhana hingga yang kompleks. Mulai dari penggunaan ide-ide, pemikiran, gaya bahasa sendiri sampai dengan penulisan yang menggunakan banyak kutipan.
Menulis dengan bahasa sendiri pada dasarnya adalah menulis dengan menggunakan gaya bahasa sendiri yang didasarkan pada hasil pemikiran dari dosen itu sendiri. Proses penulisan dengan cara ini dapat dimulai dengan pengumpulan terhadap informasi-informasi, memahaminya, kemudian melakukan kontemplasi dan kolaborasi pengertian-pengertian, kemudian menuangkannya ke dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa dosen itu sendiri.
Dosen ataupun profesi yang lain, dapat menulis dengan menggunakan cara ini, dengan asumsi bahwa dosen sebagai penulis dianggap sebagai pakar dalam bidangnya. Dalam artian memiliki kemampuan menulis sekaligus kemampuan dalam memahami kebutuhan mahasiswa, yang selanjutnya disebut sebagai pembaca.
Dosen sekaligus penulis sebagai seorang pakar dalam bidangnya dapat menulis dan menyusun bukunya sendiri. Akan tetapi dianjurkan untuk menulis dan menyusun dengan cara berkelompok atau berkolaborasi dengan beberapa dosen lain yang memiliki bidang keahlian sama (peer group). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tulisan dan pengayaan ide dalam menulis buku ajar itu sendiri.
Menulis buku dengan cara pengemasan kembali informasi adalah cara yang paling banyak digunakan oleh dosen dalam menulis buku ajar, terutama buku ajar untuk perguruan tinggi. Dimana dosen sebagai penulis tidak menulis dari awal (from nothing or from scratch), akan tetapi melalui pengemasan kembali informasi yang ada dengan kemasan baru dan melakukan penyuntingan terhadap buku-buku yang dipakai sebagai acuan. Dengan kata lain, menulis berdasarkan tulisan penulis lain atau sumber tulisan lain yang sudah ada sebelumnya.
Proses penulisan ini dimulai dengan melakukan pengkajian terhadap buku-buku acuan (buku referensi), menangkap pokok pikirannya, kemudian menuangkan dalam bentuk tulisan yang baru. Jika diperlukan dapat menampilikan satu pokok pikiran utuh dengan redaksi yang sama seperti dari sumbernya. Tentunya dengan menggunakan teknik-teknik pengutipan yang benar. Salah satu teknik pengutipan yang banyak digunakan dalam cara penulisan dengen mengemas kembali informasi adalah model Horward. Buku yang baik kutipannya tidak lebih dari 10 % dari keseluruhan isi buku itu sendiri. Selain itu, menjaga alur keseimbangan pemikiran yang diambil dari berbagai buku acuaan adalah hal yang penting dari cara penulisan buku dengan pengemasan kembali informasi.
Selain kedua cara di atas, ada cara lain dalam menulis buku ajar yang menarik yaitu dengan melakukan kompilasi dari beberapa tulisan, buku, artikel, jurnal ilmiah atau bahkan majalah dengan tema tertentu yang sesuai dengan materi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Cara ini dikenal dengan cara penataan informasi (compilation or wrap around text) atau proses pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi).
Pada dasarnya cara menulis buku ajar dengan cara penataan informasi memiliki proses penulisan yang hampir sama dengan proses pengemasan kembali informasi. Akan tetapi, dalam proses penataan informasi, dosen sebagai penulis tidak melakukan perubahan terhadap bahan tulisan diambil dari buku teks, materi audio visual dan informasi lain yang ada di lingkungan sekitar. Melainkan hanya menyusunnya kembali sesuai kebutuhan dan urutan dalam penulisan buku ajar tersebut.
Nah, penjelasan di atas adalah sedikit ulasan mengenai beberapa cara membuat buku ajar yang banyak digunakan oleh dosen. Bagi Anda yang tertarik untuk menulis buku ajar, tidak adalah salahnya jika Anda mencoba salah satu cara dari tiga cara membuat buku ajar di atas. Selamat mencoba!
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang cara membuat buku anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
[Nur Fitriana Sholikhah]
Referensi:
Arifin, Syamsul. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…