Daftar Isi
Dosen maupun mahasiswa tentu penting sekali untuk mengetahui cara menambahkan buku di Google Play Book dan terindeks Google Scholar. Sebab lewat pemahaman ini maka akan memudahkan akses publikasi tersebut oleh masyarakat luas.
Khususnya masyarakat ilmiah dan termasuk kalangan akademisi yang menjadi target pembaca. Hal ini bisa memaksimalkan sitasi dan menaikan reputasi publikasi karya dosen. Namun, sudahkah paham tata caranya? Jika belum bisa menyimak penjelasan berikut.
Sebelum membahas tata cara menambahkan buku di Google Play Book dan terindeks Google Scholar. Maka dibahas dulu mengenai apa itu Google Play Book yang bagi kalangan milenial tentu tidak lagi asing.
Secara umum, Google Play Book adalah aplikasi buku elektronik yang ditawarkan oleh Google yang dapat digunakan untuk membaca buku, mengunduh buku, maupun membeli buku secara resmi (bukan buku bajakan).
Lewat aplikasi atau situs ini, para pengguna bisa menemukan referensi buku yang menarik. Beberapa sifatnya dijual dengan harga tertentu, beberapa lagi hanya di tampilan beberapa bagian untuk membantu pembaca mengenal buku, sebagian isi, dan melakukan sitasi.
Banyak penulis buku memanfaatkan Google Play Book untuk menerbitkan karyanya, yakni melalui jalur self publishing. Hanya saja, jika mengandalkan platform ini maka buku tersebut tidak memiliki ISBN.
Bagi akademisi seperti dosen, sangat disarankan untuk menerbitkan buku ke penerbit resmi. Tujuannya agar memiliki ISBN dan memenuhi kriteria lain dari Ditjen Dikti agar bisa masuk BKD dan PAK, atau diakui oleh Ditjen Dikti.
Baru kemudian menerapkan cara menambahkan buku di Google Play Book dan terindeks Google Scholar. Selama buku sudah resmi dan sudah disitasi paling tidak dua kali, maka buku tersebut otomatis terindeks di Google Scholar.
Baca Juga:
Meskipun penerbitan buku karya dosen sudah cukup dengan bantuan penerbit. Ada kalanya pihak penerbit tidak membantu publikasi online melalui Google Play Book. Maka dosen bisa melakukannya secara mandiri maupun menggunakan jasa profesional.
Saat ini sudah ada banyak jasa yang menawarkan layanan untuk menambahkan buku karya para penulis ke dalam Google Play Book. Langkah ini bisa dipertimbangkan jika mengalami kesulitan melakukannya sendiri. Misalnya karena tak ada waktu, tidak paham, dll.
Dosen yang mempublikasikan atau menambahkan buku karya miliknya ke Google Play Book tentu bukan tanpa keuntungan atau manfaat. Jika dilakukan maka bisa mendapat beberapa manfaat berikut ini:
Manfaat pertama adalah bisa terindeks di Google Scholar. Khususnya jika sudah ada sitasi dari buku yang masuk ke Google Play Book. Hal ini akan otomatis membuatnya masuk ke database Google Scholar.
Seperti yang diketahui, akun Google Scholar dosen akan terhubung langsung dengan akun SINTA yang menjadi portofolio online dosen. Sehingga saat terindeks maka akan ikut terindeks di SINTA dan mendorong peningkatan reputasi publikasi.
Bagi dosen yang ingin mendapat manfaat ekonomi maka bisa menambahkan buku yang dibuat ke Google Play Book. Sebab disini, dosen bisa menjual kepada para pengguna dengan kisaran harga yang ditentukan sendiri.
Sejalan dengan manfaat di poin sebelumnya, maka ketika buku sudah terindeks di Google Scholar bisa mendorong sitasi. Pasalnya, Google Scholar sering menjadi destinasi masyarakat ilmiah mencari referensi kredibel.
Sehingga ada lebih banyak orang yang memang mencari referensi untuk dikutip maupun menjadi dasar penyusunan KTI, dasar penelitian, dll. Sehingga bisa masuk daftar pustaka dan meningkatkan sitasi yang mengembangkan kredibilitas buku.
Manfaat berikutnya dari penerapan cara menambahkan buku di Google Play Book dan terindeks Google Scholar adalah meningkatkan manfaat buku. Sebab akan semakin banyak yang membaca dan memetik manfaat dari isi di dalamnya.
Sesuai penjelasan sebelumnya, publikasi karya tulis dalam bentuk buku elektronik memang sangat mudah dilakukan di Google Play Book. Penulis dalam hal ini tidak dipungut biaya dan tetap bisa mendapatkan pembeli, sehingga tetap mendapatkan royalti.
Hanya saja, buku yang dipublikasikan lewat Google Play Book sampai saat ini belum diketahui bisa memberikan ISBN. Hal ini sejalan dengan aturan yang menyebutkan bahwa pengajuan ISBN hanya bisa dilakukan penerbit resmi.
Inilah alasan, jika mempublikasikan buku ke Google Play Book tidak diwajibkan mengisi ISBN. Namun, bagi dosen tentu semua buku karyanya wajib ber-ISBN agar bisa masuk BKD dan dinilai oleh Tim PAK untuk kenaikan jabatan fungsional.
Maka cara menambahkan buku di Google Play Book dan terindeks Google Scholar sebaiknya buku sudah memiliki ISBN. Caranya dengan menerbitkan naskahnya melalui penerbit resmi, misalnya anggota IKAPI. Jika sudah, tinggal menerapkan langkah-langkah berikut:
Mengecek buku sudah masuk ke indeks Google Scholar maka bisa masuk ke laman resminya. Kemudian ketik nama dosen maupun judul buku tersebut, maka Google Scholar akan menampilkan hasil pencarian. Jika sudah terindeks maka akan tampil di layar perangkat.
Itulah penjelasan mengenai tata cara menambahkan buku di Google Play Book dan terindeks di Google Scholar. Prinsipnya adalah buku dipublikasikan dulu ke Google Play Book, baru kemudian menunggu sitasi minimal 2 kali agar bisa terindeks di Google Scholar.
Bagaimana jika tidak juga disitasi oleh dosen lain maupun mahasiswa? Maka dosen yang bersangkutan bisa mengutip karya sendiri untuk publikasi ilmiah atau memperkenalkan jurnal pada rekan atau mahasiswa untuk meningkatkan pengutipan. Misalnya ada topik di artikel ilmiah sesuai topik di buku, maka silakan dikutip dan dipublikasikan. Hal ini akan mendorong indeksasi di Google Scholar dan mendorong sitasi dari pihak lain.
Baca Juga:
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…