Daftar Isi
Semua akademisi, khususnya dosen tentu mengenal Google Scholar dan memanfaatkannya untuk mendukung publikasi ilmiah. Namun, publikasi jenis tertentu juga bisa dimasukkan ke Google Scholar, salah satunya dalam bentuk buku.
Namun, bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Beberapa dosen mungkin belum mengetahui bagaimana agar publikasi dalam bentuk buku bisa terindeks di Google Scholar. Berikut adalah detail penjelasan mengenai tata caranya.
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai langkah atau cara menambahkan buku ke Google Scholar. Maka pahami dulu apa itu Google Scholar dan seberapa penting menambahkan buku untuk terindeks di dalamnya.
Secara umum, Google Scholar adalah mesin pencarian publikasi ilmiah seperti artikel jurnal, artikel prosiding, buku, skripsi/tesis, dan sebagainya yang dikelola oleh Google dan bisa diakses oleh siapa saja. Baik yang memiliki akun maupun tidak.
Sehingga Google Scholar ini sama seperti perpustakaan online untuk mencari referensi ilmiah. Baik dalam bentuk buku, jurnal, dan sebagainya yang terbit secara online dan diterbitkan secara resmi. Khusus untuk jurnal, biasanya untuk jurnal open acces.
Adanya referensi dalam bentuk buku tentu menjadi angin segar bagi dosen di Indonesia agar buku yang disusun dan diterbitkan bisa terindeks. Sehingga bisa masuk ke database Google Scholar yang kemudian dibaca oleh banyak pengguna.
Bagi dosen di Indonesia, publikasi di dalam bentuk buku bersifat wajib. Setiap dosen sesuai ketentuan di dalam PO BKD diharapkan bisa menerbitkan satu judul buku per tahun. Selain itu, dosen juga wajib memiliki akun di Google Scholar yang dihubungkan ke SINTA.
Jika membahas mengenai cara menambahkan buku ke Google Scholar. Maka akan dibahas juga mengenai syarat yang harus dipenuhi. Jadi, secara sederhana pihak Google Scholar memiliki standar dalam menambahkan suatu publikasi ke database mereka.
Pada terbitan berbentuk buku ada kewajiban untuk diterbitkan secara resmi sehingga buku tersebut wajib memiliki ISBN maupun E-ISBN. Baik diterbitkan dalam versi cetak maupun elektronik, selama sesuai prosedur dan melalui penerbit maka dijamin memiliki ISBN.
Jika terbitan sudah memiliki ISBN atau E-ISBN, maka dosen baru bisa mencoba menambahkannya ke database Google Scholar. Jika belum, maka silahkan mengecek kembali alasan ISBN tidak dimiliki oleh buku yang sudah disusun dan diterbitkan tersebut.
Hal penting berikutnya yang perlu dipahami mengenai tata cara menambahkan buku ke Google Scholar adalah arti pentingnya. Bisa dikatakan sebagai, bentuk keuntungan yang didapatkan penulis buku jika terindeks di database milik Google tersebut.
Rupanya, Google Scholar yang secara khusus hanya menerima publikasi ilmiah bisa membantu memberi berbagai keuntungan bagi para dosen, mahasiswa, maupun peneliti. Yakni jika publikasinya terindeks di Google Scholar tersebut. Berikut beberapa keuntungannya:
Keuntungan yang pertama yang bisa didapatkan dosen adalah bisa meningkatkan sitasi. Sebab ketika publikasi ilmiah dosen terindeks di Google Scholar maka akan lebih mudah ditemukan siapa saja yang membutuhkan.
Misalnya dosen lain maupun mahasiswa dalam mencari referensi untuk penulisan karya tulis ilmiah dan penelitian mereka. Sehingga bisa mengutip beberapa bagian dari publikasi dosen tersebut yang masuk ke Google Scholar.
Apa arti penting sitasi? Semakin sering publikasi ilmiah yang disitasi maka akan semakin menunjukan kualitas dan kredibilitas publikasi ilmiah tersebut. Bahkan di dalam jurnal sendiri ada istilah Impact Factor.
Bagi dosen yang ingin naik jabatan fungsional Lektor Kepala maupun Guru Besar, khususnya lewat jalur loncat jabatan. Maka biasanya nilai Impact Factor ini menjadi syarat untuk bisa melakukan pengajuan tersebut.
Semua dosen maupun peneliti, ketika mempublikasikan karya mereka tentu ingin karya tersebut dimanfaatkan oleh publik luas. Misalnya untuk publikasi karya tulis, maka diharapkan bisa dibaca dan memberi manfaat kepada pembacanya.
Menerapkan cara menambahkan buku ke Google Scholar bisa membantu mengembangkan jangkauan pembaca. Pasalnya pengguna database ini cukup banyak dan meningkatkan kesempatan buku yang diterbitkan dibaca para pengguna tersebut.
Buku karya dosen yang terindeks di Google Scholar juga bermanfaat untuk mendorong branding dosen. Yakni akademik branding yang dilakukan dosen agar lebih dikenal luas melalui profesinya dan atas karya-karyanya.
Manfaat atau keuntungan ini didapatkan karena buku tersebut diketahui, dibaca, dan dimanfaatkan lebih banyak orang selaku pengguna Google Scholar. Semakin sering dimanfaatkan maka semakin banyak yang mengenal dosen dan karyanya.
Keuntungan berikutnya ketika dosen mencoba menerapkan cara menambahkan buku ke Google Scholar adalah meningkatkan reputasi publikasi yang dilakukan. Alasannya kembali ke poin pertama yang dijelaskan sebelumnya.
Yakni bisa mendorong peningkatan sitasi sehingga menunjukan kualitas publikasi dosen memang baik. Hal ini akan membangun reputasi baik atas publikasi yang dilakukan. Sehingga publikasi karya berikutnya akan dinilai kredibel juga.
Baca Juga:
Bagi para akademisi, khususnya dosen yang ingin meningkatkan sitasi sekaligus memperluas jangkauan pembaca. Maka penting untuk memastikan buku yang diterbitkan sudah terindeks di Google Scholar.
Memahami betul bahwa masuk ke database Google Scholar tidak bisa otomatis pasca buku diterbitkan. Maka para dosen bisa mencoba menambahkan buku yang sudah diterbitkan ke database mesin pencari milik Google tersebut.
Berikut cara menambahkan buku ke Google Scholar:
Buku yang diterbitkan jika sudah terindeks di Google Scholar akan membantu meningkatkan jumlah sitasi. Sehingga silahkan menerapkan cara menambahkan buku ke Google Scholar yang dijelaskan di atas.
Kuncinya adalah mengutip isi buku ke artikel ilmiah dan diterbitkan ke jurnal open acces. Jika sudah mencapai dua kali kutipan di dalam dua artikel ilmiah berbeda yang sama-sama terpublikasi. Maka secara otomatis buku tersebut akan masuk ke database Google Scholar.
Baca Juga:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…