Bagi para dosen yang ingin mengembangka karir akademik lewat jabatan fungsional. Maka wajib paham tata cara mengetahui jurnal discontinued Scopus. Kenapa? Sebab bisa mempengaruhi penilaian pada publikasi jurnal internasional.
Jurnal internasional karena satu dan lain hal bisa mengalami discontinued dari pihak Scopus. Jika sampai jurnal yang dipilih dosen untuk publikasi artikel ilmiah adalah jurnal discontinued maka akan memberi dampak pada pengembangan karir akademik.
Sebelum membahas bagaimana cara mengetahui jurnal discontinued Scopus, maka pahami dulu apa itu jurnal discontinued. Jadi, jurnal discontinued secara sederhana adalah jurnal yang dihapus dari database jurnal ilmiah.
Scopus sendiri merupakan database jurnal ilmiah yang memiliki jurnal-jurnal elektronik dari berbagai peneliti di dunia dan dikelola oleh penerbit terkemuka yakni Elsevier. Scopus kemudian menjadi database jurnal terkemuka.
Masyarakat ilmiah di dunia, termasuk dari Indonesia sering mengunjungi laman Scopus untuk menemukan jurnal berkualitas sebagai referensi. Baik referensi penelitian maupun penulisan karya tulis ilmiah.
Scopus yang dikenal sebagai database jurnal bereputasi di seluruh dunia diketahui memiliki kriteria ketat dalam menyaring jurnal yang masuk ke databasenya. Selain harus memenuhi kriteria yang tinggi.
Jurnal-jurnal tersebut juga diwajibkan menjaga kualitas dan kredibilitas terbitannya, karena akan dilakukan penilaian secara berkala. Dampak penilaian kinerja jurnal ini adalah memunculkan daftar jurnal discontinued Scopus.
Lewat kondisi ini maka bisa diketahui bahwa jurnal yang masuk Scopus tidak melulu menjadi jurnal kredibel sampai kiamat tiba. Ketika melanggar standar yang ditetapkan Scopus maka jurnal ini akan dihapus dari database dan tidak bisa diakses penggunanya.
Baca Juga : 4 Alasan Jurnal Terindeks Scopus Di-discontinued
Memahami cara mengetahui jurnal discontinued Scopus sangat penting bagi dosen. Alasannya adalah karena ketika jurnal ini mendadak discontinued dari laman Scopus maka akan berdampak pada dosen itu sendiri.
Dosen di Indonesia dan bahkan di dunia akan mempublikasikan hasil penelitian ke jurnal internasional bereputasi. Di Indonesia sendiri, publikasi ke jurnal internasional bereputasi yang terindeks di Scopus maupun WoS sudah menjadi standar.
Bahkan untuk kenaikan jabatan fungsional jenjang tertentu, publikasi jurnal internasional bereputasi menjadi syarat yang harus dipenuhi. Misalnya untuk mengajukan kenaikan jabfung Guru Besar.
Artinya, ketika jurnal yang tadinya terindeks Scopus dan mendadak masuk daftar jurnal discontinued. Maka publikasi dosen di jurnal discontinued tersebut tidak akan diakui oleh Dikti. Akibatnya tidak bisa masuk ke laporan BKD dan tidak memberi tambahan KUM.
Baca Juga : Cara Mengecek Indeks Jurnal Scopus dan Sinta
Daripada usaha publikasi jurnal internasional bereputasi yang dilakukan dengan susah payah ternyata tidak diakui. Maka dalam memilih jurnal, dosen perlu teliti dalam memilih jurnal.
Utamakan jurnal yang jauh dari karakter predator. Misalnya review yang cepat, jumlah publikasi yang terlalu tinggi dalam waktu berdekatan, biaya yang terlalu mahal, dan sebagainya. Sebab pihak Scopus dijamin akan tahu dengan sistem mereka.
Selain itu, mencegah terjebak ke jurnal discontinued maka penting untuk mengecek jurnal mana saja yang masuk ke dalamnya. Sebab sejauh ini per tahun Scopus merilis sampai beberapa kali dalam memperbaharui daftar jurnal discontinued.
Berikut adalah tata cara mengetahui jurnal discontinued Scopus:
Dengan memahami cara mengetahui jurnal discontinued Scopus maka bisa menghindari publikasi ke salah satunya. Sehingga publikasi dijamin masuk Scopus dan diakui oleh Dikti demi bisa segera mengajukan kenaikan jabatan fungsional.
Baca Juga :
Jurnal Terindeks Scopus: Cara Mencari, Cara Submit, dan Contohnya
Cara Mencari Jurnal Ilmiah Indonesia dan Internasional
Kiat Membuat Jurnal Ilmiah Manajemen Supaya Terindeks Scopus
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…