Parafrase

Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif, Tak Susah!

Salah satu bentuk atau bahkan bisa disebut sebagai bukti sudah terampil dalam menguasai keterampilan menulis, adalah paham cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif. Kenapa? Sebab mengubah kalimat dari satu bentuk ke bentuk lainnya tidak selalu mudah. 

Apalagi jika sudah terbiasa menggunakan salah satu bentuk kalimat tersebut, maka untuk mengubah ke jenis lainnya akan terasa lebih sulit. Namun, benarkah mengubah dari kalimat aktif menjadi pasif dan sebaliknya adalah hal sulit? Berikut penjelasannya. 

Apa Itu Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif?

Sebelum sampai ke pembahasan mengenai tata cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif, maka dibahas dulu mengenai definisinya. Sebab belum semua orang paham betul pengertian kedua jenis kalimat ini dan apa yang menjadi perbedaannya. 

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan tindakan atau kata kerja yang ada dalam kalimat tersebut.  Pada jenis kalimat ini, subjek menjadi “tokoh utama” dalam kalimat. 

Dimana subjek akan melakukan sesuatu kepada objek dalam kalimat tersebut. Sehingga subjek disini aktif melakukan aktivitas atau kegiatan dengan tujuan tertentu. Oleh sebab itu, kalimat ini disebut kalimat aktif. 

Sebab subjek sendiri biasanya mengacu pada seseorang, baik dengan penyebutan nama, memakai panggilan orang pertama, maupun orang ketiga. Sehingga terbentuk suatu aktivitas yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek. Ciri khas kalimat aktif antara lain:

  • Subjek melakukan tindakan atau kata kerja.
  • Subjek berperan sebagai pelaku atau penggerak dalam kalimat.
  • Tindakan atau kata kerja yang dilakukan oleh subjek ditujukan kepada objek atau penerima tindakan.

Lalu, apa itu kalimat pasif? Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana objek dari aksi menjadi fokus utama, sedangkan pelaku aksi atau subjek cenderung tidak diungkapkan atau diungkapkan secara tersirat.

Kalimat pasif bisa disebut sebagai lawan atau kebalikan dari kalimat aktif. Sebab di kalimat ini, objek menjadi subjek pada suatu kalimat. Subjek kemudian bisa disebutkan, akan tetapi seringnya secara tersirat. 

Sehingga terkesan objek melakukan suatu aktivitas padahal sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Kalimat pasif lebih jamak dijumpai pada karya tulis ilmiah dibanding non ilmiah, sehingga menjadi jenis kalimat yang perlu dikuasai kalangan akademisi dan peneliti. 

Pelajari lebih lanjut kutipan selengkapnya:

Contoh Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Jika masih bingung membedakan antara kalimat pasif dan kalimat aktif, maka jangan buru-buru mempelajari cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif. Berikut beberapa contoh yang bisa membantu membandingkan dan memahami perbedaan keduanya: 

  1. Ani sedang menulis buku harian. (kalimat aktif)
    Sebuah buku sedang ditulis oleh Ani. (kalimat pasif)
  2. Ibu sedang menyetrika baju di ruang laundry. (kalimat aktif)
    Baju sedang disetrika oleh ibu di ruang laundry. (kalimat pasif)
  3. Kebanyakan orang berbahasa Inggris saat berkomunikasi. (kalimat aktif)
    Bahasa Inggris dipertuturkan banyak orang saat berkomunikasi. (kalimat pasif)
  4. Wara desa membangun jembatan ini. (kalimat aktif)
    Jembatan ini dibangun oleh warga desa. (kalimat pasif)
  5. Ayah bertanggung jawab menanggung biaya kuliah paman. (kalimat aktif)
    Biaya kuliah paman dibiayai oleh ayah yang bertanggung jawab penuh. (kalimat pasif)

Dari beberapa contoh tersebut, tentu bisa dipahami apa perbedaan antara kalimat aktif dengan kalimat pasif. Keduanya memang memiliki makna saja, akan tetapi penempatan subjek dan objek berbeda. Sehingga bentuk kalimat berubah meski makna tetap. 

Bisakah Mengubah Kalimat Aktif ke Pasif atau Sebaliknya?

Lalu, bisakah mengubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya? Jawabannya tentu bisa, inilah alasan kenapa cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif nyata adanya. Sekaligus bisa diakses materinya oleh siapa saja yang memang berusaha. 

Jika memperhatikan beberapa contoh yang dipaparkan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa kalimat aktif bisa diubah ke kalimat pasif. Begitu juga sebaliknya, suatu kalimat pasif bisa diubah menjadi kalimat aktif. 

Kenapa proses ini perlu dilakukan? Dalam beberapa kondisi, mengubah kalimat dari aktif menjadi pasif atau sebaliknya perlu dilakukan. Misalnya bagi kalangan dosen, pada saat menyusun laporan hasil penelitian—artikel ilmiah—maka cenderung ke kalimat pasif. 

Kemudian, dosen berencana melakukan konversi dari artikel ilmiah tersebut menjadi naskah buku. Dimana struktur isi sampai gaya bahasa berbeda, gaya bahasa cenderung memakai kalimat aktif. Maka ada proses mengubah kalimat pasif ke kalimat aktif. 

Mengubah kalimat aktif menjadi pasif juga sering dilakukan saat penulis melakukan parafrase. Yang perlu Anda perhatikan adalah Anda harus mematuhi etika publikasi saat mengubah kalimat agar tak terjerat kasus plagiasi. Ikuti panduan menulis dengan etika agar terhindari plagiarisme dan pastikan tulisan Anda aman setelah dipulikasikan.

Semakin terampil dalam menguasai struktur kalimat dan keterampilan menulis, maka proses mengubah kalimat aktif menjadi pasif semakin mudah dilakukan. Tentunya tetap dengan rajin berlatih agar terbiasa dan tidak mengalami kendala. 

Saat menyusun kalimat, pastikan sudah sesuai dengan kriteria kalimat efektif agar tulisan makin mudah dipahami. Begini syarat hingga contoh yang bisa Anda ikuti:

Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif

Jadi, setelah memahami apa itu kalimat aktif dan kalimat pasif. Kini tentu perlu memahami tata cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif dengan baik dan benar. Ada dua kaidah atau metode untuk mengubah dua kalimat ini, yaitu

1. Metode Pertama

Metode pertama dalam mengubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya adalah menukar posisi antara subjek dengan objek kalimat. Seperti yang diketahui, struktur kalimat dasar biasanya terdiri dari SPOK (subjek-predikat-objek-keterangan). 

Penempatan subjek berada di depan merupakan ciri khas kalimat aktif, sementara objek jika ada di depan maka menjadi kalimat pasif. Maka saat menemukan kalimat aktif dan ingin diubah ke kalimat pasif bisa ditukar posisi. 

Misalnya seperti pada contoh di bawah ini: 

  • Ani menyapu lantai dengan sapu. (kalimat aktif)
    Lantai disapu oleh Ani dengan sapu. (kalimat pasif)

Pada kalimat aktif tersebut, Ani sebagai subjek ada di bagian depan kalimat. Ketika diubah ke kalimat pasif maka posisinya diubah di akhir kalimat. Selain itu, predikat berubah imbuhan dari me- pada kalimat aktif menjadi di- pada kalimat pasif. 

2. Metode Kedua

Metode kedua dalam cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif adalah dengan mengganti subjek atau penyebutan subjek. Dalam metode ini perlu pemahaman mengenai kata ganti orang baik orang pertama, kedua, atau ketiga. 

Jika dalam kalimat menyebut nama, misal “Ani” maka ketika diubah ke kalimat pasif nama subjek bisa diganti menjadi “dia”. Contohnya seperti berikut ini: 

  • Ani menyapu lantai dengan sapu. (kalimat aktif)
    Lantai disapu dia dengan sapu. (kalimat pasif)

Dalam contoh ini bisa diketahui bahwa Ani diganti nama menjadi dia. 

Metode ini memang lebih cocok digunakan pada kalimat yang sudah diketahui pasti siapa subjeknya. Sehingga saat memakai kata ganti orang, pembaca atau pendengar tidak bingung. 

Selain itu, sebagai catatan tambahan. Jika memakai metode ini, maka ada beberapa predikat yang perlu dihapus dan pada kondisi lain perlu menggabung subjek dengan predikat. Misalnya pada contoh berikut: 

  • Aku mengerjakan tugas di buku petak. (kalimat aktif)
    Tugas kukerjakan di buku petak. (kalimat pasif)

Mengubah kalimat aktif menjadi pasif dan sebaliknya biasa dilakukan saat parafrase teks agar terhindar dari plagiarisme. Berikut cara lain yang bisa Anda ikuti, tak sekadar mengubah kalimat!

Itulah penjelasan mengenai bagaimana cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif dengan mudah dan hasilnya tentu benar. Harapannya dengan pemahaman ini, Anda tidak mengalami kesulitan dalam menuliskan sesuatu dan melakukan konversi karya tulis. 

Jika memiliki pertanyaan terkait topik dalam artikel ini, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share untuk membagikan artikel ini ke kolega dan orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat! 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Penulisan Satuan yang Benar (Berat, Panjang, Luas, Waktu, Jumlah)

Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…

5 hari ago

Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik

Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…

5 hari ago

6 Tips Visualisasi Data agar Mudah Dipahami Kalangan Pembaca

Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…

2 minggu ago

Penulisan Pasal dan Ayat yang Benar dalam Kalimat

Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…

2 minggu ago

Penelitian Grounded Theory : Jenis, Tahapan, Kelebihan, Contoh

Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…

2 minggu ago

Program Bantuan Akreditasi Program Studi Tahun 2024

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…

2 minggu ago