Daftar Isi
Dosen di dalam dunia akademik memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk mengembangkan karir lewat jabatan fungsional. Salah satu upaya pengembangan karir akademik adalah produktif menulis dan melakukan publikasi ilmiah.
Publikasi ilmiah tak hanya lewat jurnal maupun prosiding, akan tetapi juga lewat buku ilmiah seperti buku referensi, monograf, dan buku ajar. Mendorong dosen menulis buku-buku ilmiah sebagai proses mendukung dosen mengembangkan karir sekaligus membangun literasi.
Penerbit deepublish berhasil bekerjasama dengan Universitas Mulawarman menggelar kegiatan coaching. Yakni Strategi Jitu Penulisan dan Penerbitan Buku Referensi, Monograf, dan Buku Ajar.
Penerbit deepublish memiliki komitmen untuk terus menyediakan buku-buku berkualitas sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Sadar betul tujuan ini tidak akan tercapai hanya mengandalkan kinerja tim penerbit deepublish.
Maka rutin digelar program yang mendorong para ahli untuk menuangkan ilmu yang dimiliki dalam bentuk buku. Sehingga bisa mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas literasi nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, penerbit deepublish menggandeng sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Kerjasama ini pada akhirnya membantu dilaksanakannya kegiatan workshop, seminar, webinar, dan pelatihan menulis sekaligus menerbitkan buku di kalangan dosen.
Memasuki minggu terakhir di bulan November 2022, penerbit deepublish menggelar kegiatan bersama Universitas Mulawarman. Acara ini sendiri adalah acara coaching yang mengangkat topik Strategi Jitu Penulisan dan Penerbitan Buku Referensi, Monograf, dan Buku Ajar.
Kegiatan coaching untuk kalangan dosen di Universitas Mulawarman (Unmul) ini sendiri diselenggarakan pada Selasa, 22 November 2022 secara offline. Acara digelar di Theatre Lecture Lantai 3 Gedung Prof H. Masjaya, M.Si (Unmul Hub).
Adapun narasumber di dalam acara coaching ini sendiri adalah Dr. Miguna Astuti, S.Si., M.M., MOS., CPM. CIRR Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dimana akan memaparkan materi mengenai strategi terbaik dalam menulis dan menerbitkan buku-buku ilmiah karya dosen.
Dalam membuka penyampaian materi inti, Bu Miguna yang juga seorang dosen sekaligus produktif menulis dan melakukan publikasi buku. Menjelaskan bahwa dosen memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk menulis dan menerbitkan buku.
Lewat buku, seorang dosen bisa menuliskan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta membagikan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Sehingga ilmu dan hasil penelitian ini bisa bermanfaat secara lebih luas di masyarakat.
Menulis dan menerbitkan buku disebutkan juga menjadi salah satu sarana bagi dosen untuk mengembangkan diri sekaligus mengembangkan karir akademik maupun non akademik. Disebut dengan istilah karir internal dan karir eksternal dosen.
Menulis buku bisa menjadi sarana bagi dosen untuk mengembangkan diri karena sebelum menulis isi naskah. Dosen harus melaksanakan penelitian, belajar hal baru, memahami topik dengan baik, dan tentunya belajar untuk menulis dengan baik dan benar.
Menulis dan menerbitkan buku dikatakan mampu menjadi sarana mengembangkan karir akademik dosen. Pasalnya setiap buku yang terbit dan memenuhi standar yang ditetapkan Ditjen Dikti maka akan diganjar dengan tambahan poin angka kredit atau KUM.
Nilai KUM pada terbitan buku pun terbilang tinggi, misalnya untuk buku referensi yang mencapai 40 poin. Maka menulis dan menerbitkan buku bisa menjadi strategi bagi para dosen untuk mempercepat pengembangan karirnya di dunia akademik.
Bu Miguna juga memaparkan tahapan penting di dalam menulis dan menerbitkan buku karya para dosen. Disebutkan bahwa hanya ada 3 tahapan yang sangat sederhana, yaitu:
Tahap pertama adalah menentukan ide tulisan atau topik tulisan, idealnya sesuai bidang keilmuan yang ditekuni para dosen. Menentukan ide bisa disesuaikan dengan ide penelitian, karena buku ilmiah mayoritas bersumber dari hasil penelitian tersebut.
Tahap kedua adalah mulai menulis, dimana dosen bisa memulainya dengan menyusun kerangka karangan lalu dikembangkan pelan-pelan. Dosen di tahap ini harus bisa manajemen waktu agar bisa menyiapkan waktu khusus untuk menulis.
Setelah naskah buku diselesaikan, maka bisa dikirimkan ke penerbit terpercaya misalnya anggota dari IKAPI. Terbitan wajib resmi memiliki ISBN agar masuk ke database Perpusnas dan diakui saat penilaian BKD maupun dari Tim PAK.
Dosen di dunia akademik, ketika memutuskan untuk menulis buku sebaiknya tidak asal menulis buku yang disukai. Melainkan disesuaikan dengan ketentuan di dunia akademik itu sendiri.
Ditjen Dikti menyebutkan jika dosen bisa dan bahkan wajib menulis buku ilmiah dengan cakupan buku ajar, buku monograf, buku referensi, dan juga book chapter atau bunga rampai. Keempat jenis buku ini bisa memberikan KUM selama memenuhi ketentuan lain.
Berbeda jika dosen menulis buku non ilmiah, maka meskipun diterbitkan secara resmi dan laris manis di pasaran. Buku tersebut tidak berkontribusi dalam pengembangan karir dosen sekaligus akademik branding dosen itu sendiri.
Supaya lebih mudah dalam menyusun buku ilmiah, Bu Miguna memaparkan daftar perbedaan dari ketiga jenis buku ilmiah. Yaitu buku referensi, buku ajar, dan buku monograf. Berikut detail perbedaan ketiganya:
Buku Ajar | Buku Monograf | Buku Referensi |
Sumber pembuatan buku dari hasil penelitian/hasil pemikiran/hasil kajian di bidang tertentu.Isi buku ditulis dan disusun menggunakan landasan pola belajar terstruktur dan fleksibel.Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber ISBN.Fokus pada cabang ilmu tertentu.Lingkup penggunaan untuk penelitian dan pengajaran dan proses pembelajaran.Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiah. | Sumber pembuatan buku dari hasil penelitian.Isi buku disusun sesuai alur logika atau urutan keilmuan. Terdapat peta keilmuan.Gaya penyajian formal.Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber-ISBN.Substansi pembahasan hanya satu hal dalam bidang keilmuan.Lingkup penggunaan untuk penelitian dan pengajaran.Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiah. | Sumber pembuatan buku dari hasil penelitian.Isi buku disusun sesuai alur logika atau urutan keilmuan. Terdapat peta keilmuan.Terdapat studi kasus dan ilustrasi.Gaya penyajian formal.Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber ISBN.Substansi pembahasan hanya satu bidang ilmu dan luas/umum.Lingkup penggunaan untuk penelitian dan pengajaran dan proses pembelajaran terbimbing (pembaca cenderung pasif).Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiah |
Meskipun sama-sama buku ilmiah, akan tetap ketiga jenis buku di dalam tabel tersebut memiliki sejumlah perbedaan signifikan. Misalnya untuk sumber tulisan, pada buku monograf dan referensi mengacu pada hasil penelitian.
Sementara buku ajar diambil dari landasan pola belajar, misalnya dari RPS (Rencana Pembelajaran Semester). Sebab buku ajar ini tidak hanya dijadikan pegangan dosen dalam mengajar tapi juga pegangan mahasiswa saat mengikuti perkuliahan dan belajar mandiri.
Ketiga jenis buku ini wajib diterbitkan, setelah terbit dan bisa ditelusuri buktinya barulah dosen mendapatkan tambahan KUM. KUM ini nanti yang bisa digunakan untuk pengembangan jabatan fungsional dosen
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…