Dalam Bahasa Indonesia ada beberapa aturan dalam penulisan kata berimbuhan, salah satunya imbuhan me- dan pe-. Imbuhan ini akan bersinggungan dengan KPTS dan hukum atau aturan penulisannya dalam Bahasa Indonesia.
Terdapat beberapa contoh kata awalan huruf KPTS yang lulus dan tidak luluh, artinya akan ada kata dasar yang luluh atau melebur. Namun ada juga yang tidak, sehingga bentuk kata dasar tidak berubah meski ada imbuhan me- dan pe- pada kata tersebut. Berikut penjelasan detailnya.
Istilah KPTS merujuk pada kata dasar yang diawali dari huruf K, P, T, dan juga huruf S. Sebagai kata dasar maka istilah ini diikuti oleh imbuhan me-. Kenapa muncul istilah ini? Sebab adanya me- bisa mengubah bentuk kata dasar dan bisa juga tidak.
Khusus untuk kata dasar dengan huruf awal K, P, T, dan S biasanya akan melebur atau luluh. Meskipun ada juga beberapa kondisi kata dasar menjadi utuh, yakni hanya pada dua kata saja. Sisanya akan luluh atau melebur.
Jika membahas mengenai me- + KPTS maka akan membahas mengenai hukum penggunaannya dalam Bahasa Indonesia. Hukum yang dimaksud disini adalah aturan khusus untuk imbuhan me- tersebut, dimana ada yang luluh dan tidak.
Jika Anda membaca beberapa karya tulis, maka akan dengan mudah mendapati beberapa contoh kata KPTS luluh dan tidak luluh. Kenapa hal ini terjadi? Hal ini sejalan dengan hukum KPTS itu sendiri dalam Bahasa Indonesia. Berikut penjelasannya:
Hukum pertama dalam Bahasa Indonesia untuk kata dasar KPTS dengan imbuhan me- adalah melebur jika huruf kedua kata dasar tersebut merupakan huruf vokal. Huruf vokal mencakup a, i, u, e, dan o.
Jadi, ada beberapa kata dasar yang huruf pertamanya k, p, t, dan s yang diikuti huruf vokal dan diikuti huruf konsonan. Jika diikuti huruf vokal maka kata dasar ini akan melebur. Misalnya kata kukus, kontrak, kawan, teman, sapu.
Berikut beberapa contoh dalam bentuk kalimat dan penjelasannya:
Kata yang Anda tulis sudah baku belum?
Seperti penjelasn sebelumnya, dalam contoh kata KPTS luluh dan tidak luluh memang ada beberapa kata yang tidak luluh. Kata ini adalah kata yang huruf kedua dalam kata dasar merupakan huruf konsonan.
Misalnya kata kritik, meski kata dasar ini memiliki huruf awal K, akan tetapi ketika mendapat me- maka bentuknya utuh atau tidak luluh. Yakni menjadi mengkritik. Sehingga setiap kata dasar KPTS yang huruf kedua adalah huruf konsonan maka tidak luluh. Berikut penjelasan dalam beberapa contoh:
Hukum KPTS ketiga adalah melebur jika huruf kedua merupakan huruf konsonan dan mendapat imbuhan pe-. Misalnya pada kata protes yang menjadi pemrotes bukan peprotes.
Berikut beberapa contoh kata KPTS luluh dan tidak luluh yang masuk ke dalam aturan satu ini:
Aturan atau hukum KPTS yang keempat adalah luluh atau melebur jika mendapatkan imbuhan bertingkat, yakni imbuhan me- dan pe- sekaligus. Berikut contoh dan penjelasannya:
Ibu memperhatikan kebersihan rumah dengan sangat teliti. (me- dan pe- + hati, kata dasar memperhatikan adalah hati bukan perhati. Sehingga kata dasar tidak luluh atau tidak melebur).
Aturan terakhir dari KPTS dalam Bahasa Indonesia adalah kata dasar KPTS tidak luluh untuk dua kata saja meskipun huruf kedua adalah huruf vokal, yakni untuk kata dasar kaji dan punya. Berikut contoh dalam kalimat:
Dari penjelasan dan sejumlah contoh kata KPTS luluh dan tidak luluh tersebut, tentunya bisa memiliki pemahaman lebih dalam. Sebab tidak semua kata dasar KPTS dengan imbuhan me- akan melebur atau luluh, meskipun kebanyakan kata akan luluh.
Baca Juga:
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan isi artikel ini, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi.
Klik tombol Share dan bagikan artikel ini ke teman Anda agar semakin memahami cara penulisan kata berawalann KPST. Semoga bermanfaat!
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…