Dalam agama Islam terdapat salah satu bentuk ibadah yang disebut khotbah. Jenis dari khotbah cukup beragam mulai dari khotbah Jumat (dilakukan sebelum maupun setelah shalat Jumat), khotbah nikah, khotbah Idulfitri, Khotbah Idul Adha, dan sebagainya.
Menjelang ramadan, biasanya akan ada banyak yang mendapat amanah menyampaikan khotbah Idulfitri, seperti dosen, guru, dan profesi lainnya. Jadi, tidak ada salahnya mencari dan mempelajari berbagai contoh khotbah Idulfitri agar bisa menyampaikan topik yang tepat, berkesan, dan tentunya bermanfaat bagi jamaah.
Tata Cara Khotbah Idulfitri
Khotbah adalah pidato atau ceramah yang disampaikan oleh seorang imam atau khatib di depan jamaah. Khotbah sendiri biasanya dilaksanakan dalam kegiatan ibadah. Misalnya saat melaksanakan shalat Jumat, shalat Ied, setelah shalat Subuh, dan sebagainya.
Perlu Anda ketahui, penulisan yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah khotbah, bukan kotbah atau kutbah atau khotbah.
Dalam agama Islam sendiri, khotbah menjadi salah satu bentuk ibadah. Seseorang yang melakukan khotbah disebut sebagai khatib. Seperti penjelasan di awal, khotbah dalam Islam memiliki jenis dan bentuk beragam sehingga masing-masing memiliki syarat dan rukun berbeda-beda.
Salah satu jenis khotbah dalam Islam adalah khotbah Idulfitri. Sesuai namanya, khotbah ini disampaikan di pelaksanaan sholat Idulfitri pada 1 Syawal dalam kalender Hijriyah. Khotbah Idulfitri bisa disampaikan sebelum shalat, sesudah shalat, maupun keduanya.
Hukum khotbah Idulfitri dalam buku berjudul Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq adalah sunnah. Dasarnya adalah dari hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Sa’ib.
“Kami sekarang akan menyampaikan khotbah. Barang siapa yang ingin duduk untuk mendengarnya, duduklah, tetapi siapa yang hendak pergi, dia boleh pergi.” (HR Nasa’i, Abu Dawud & Ibnu Majah)
Sebelum mencari dan mempelajari contoh khotbah Idulfitri. Maka penting sekali untuk memahami tata cara khotbah di momen Idulfitri tersebut. Sebab seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, setiap khotbah dalam agama Islam memiliki syarat dan rukun masing-masing.
Dalam buku Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, dijelaskan bahwa rukun pelaksanaan khotbah Idulfitri maupun Idul Adha sama seperti khotbah shalat Jumat. Hanya ada satu perbedaan saja, yakni kalimat pembukanya.
Khotbah di shalat Jumat dibuka dengan kalimat tahmid (Alhamdulillah). Sementara dalam khotbah Idulfitri, dibuka dengan kalimat takbir (Allahu Akbar). Jumlah takbir saat khotbah pertama adalah 9 kali, sedangkan di khotbah kedua adalah 7 kali. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ubaidillah bin Abdullah:
“Yang sunnah pada saat membuka khotbah adalah mengucapkan sembilan takbir terus menerus pada khotbah pertama dan tujuh takbir terus menerus pada khotbah kedua.” (HR Baihaqi)
Masih berkaitan dengan tata cara khotbah Idulfitri, adalah berkaitan dengan isi khotbah tersebut. Dalam rukun khotbah Idulfitri sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, isi urutan khotbah adalah 4, yaitu:
1. Bersholawat
Isi khotbah Idulfitri yang pertama adalah bershalawat atau membaca shalawat. Membaca shalawat adalah bentuk umat muslim mendoakan Nabi Muhammad SAW yang sudah menjadi cahaya. Sebab menuntun umat dari kegelapan kepada cahaya terang (agama Islam).
“Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin”
Artinya: “Semoga selawat dan salam tercurah kepada Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam amal sampai hari kiamat.”
2. Berwasiat kepada Jamaah untuk Bertakwa kepada Allah SWT
Isi kedua dari contoh khotbah Idulfitri adalah berwasiat kepada jamaah untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dalam momen ini, khotib juga bisa membacakan doa agar para jamaah senantiasa menjaga iman dan takwa kepada Allah SWT.
“Yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun”
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
3. Membacakan Ayat Al’Qur’an
Isi ketiga dari khotbah Idulfitri adalah membacakan ayat Al’Qur’an. Dalam hal ini, khotib memiliki kebebasan hendak membaca surat apa dan ayat ke berapa. Bisa hanya satu ayat, bisa juga beberapa ayat dari beberapa surat.
4. Memanjatkan Doa untuk Kaum Mukmin
Isi keempat dan terakhir di dalam khotbah Idulfitri adalah memanjatkan doa untuk kaum mukmin. Pembacaan doa ini dilakukan pada khotbah kedua (setelah shalat Ied).
Mau mengucapkan selamat hari raya Idulfitri? Berikut referensi 55 Ucapan Selamat Hari Raya Idulfitri yang Menyentuh Hati.
Contoh Khotbah Idul Fitri
Berikut adalah beberapa contoh khotbah Idulfitri dalam berbagai tema yang bisa dijadikan rujukan untuk penyusunan khotbah yang akan disampaikan di hari raya nanti:
1. Khotbah Idulfitri Tentang Orang Tua
Khotbah Idulfitri: Berbakti kepada Orang Tua
Khotbah Pertama
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk merayakan hari kemenangan ini. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabatnya.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,
Hari ini kita berkumpul dalam kebahagiaan Idulfitri, hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Namun, di balik kebahagiaan ini, ada sebuah amanah besar yang harus selalu kita ingat, yaitu kewajiban berbakti kepada kedua orang tua.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa salah satu bentuk syukur kepada Allah adalah dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Mereka telah merawat kita sejak kecil, mengasuh dengan penuh kasih sayang, dan mendidik kita hingga dewasa. Sudahkah kita membalas kebaikan mereka dengan ketaatan dan penghormatan?
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi)
Maka, jika kita ingin mendapatkan keberkahan dalam hidup, janganlah melupakan bakti kepada orang tua. Baik mereka masih hidup maupun sudah wafat, kita tetap memiliki kewajiban untuk mendoakan dan berbuat kebaikan atas nama mereka.
Khotbah Kedua
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Dalam momen Idulfitri ini, mari kita jadikan hari kemenangan ini sebagai kesempatan untuk kembali kepada fitrah kita, yaitu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Jika selama ini ada kesalahan kita terhadap mereka, mintalah maaf. Jika selama ini kita kurang memberikan perhatian, perbaikilah. Jangan menunggu mereka tiada, karena kesempatan untuk berbakti tidak selamanya ada.
Bagi yang orang tuanya telah wafat, Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar kita tetap berbuat baik kepada mereka dengan cara mendoakan, menyambung silaturahmi dengan kerabat mereka, dan melakukan amal shaleh atas nama mereka.
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa berbakti kepada orang tua, sehingga mendapatkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
Taqabbalallahu minna wa minkum, wa ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.
2. Khotbah Idulfitri Singkat Padat dan Mengharukan
Berikut adalah beberapa contoh khotbah Idulfitri yang singkat dan padat tapi mengharukan yang bisa dijadikan referensi:
a. Contoh Khotbah Idulfitri Mengharukan 1
Khotbah Idulfitri: Tangisan di Hari Kemenangan
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Di hari yang penuh kebahagiaan ini, ada rasa haru yang menyelimuti hati. Satu bulan penuh kita berjuang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu. Kita bangun di tengah malam untuk bersujud dan menangis memohon ampunan. Dan hari ini, kita berharap kembali dalam keadaan suci, sebagaimana bayi yang baru lahir.
Namun, di balik kebahagiaan ini, mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah amal kita diterima? Apakah dosa-dosa kita telah diampuni? Ataukah Ramadhan kita berlalu tanpa makna? Jika Allah masih memberi kita umur, akankah kita bertemu Ramadhan lagi?
Betapa banyak saudara kita yang tahun lalu masih bersama kita, namun kini telah tiada. Berapa banyak orang tua yang rindu pelukan anaknya, tetapi tak kunjung datang. Maka, di hari yang fitri ini, mari kita saling memaafkan, merajut kembali kasih sayang, dan memperbaiki hubungan yang retak.
Ya Allah, terimalah amal kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan pertemukan kami kembali dengan Ramadhan di tahun-tahun mendatang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
b. Contoh Khotbah Idulfitri Mengharukan 2
Khotbah Idulfitri: Kembali dalam Keadaan Suci
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hari ini adalah hari kemenangan, tetapi juga hari perpisahan. Perpisahan dengan bulan suci yang penuh berkah. Ramadhan mengajarkan kita tentang kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian. Kini, ia telah pergi. Pertanyaannya, apakah kita tetap menjaga ibadah dan akhlak kita setelahnya?
Betapa indahnya jika kita keluar dari Ramadhan dengan hati yang lebih bersih, lebih lembut kepada sesama, dan lebih dekat dengan Allah. Namun, betapa ruginya jika kita kembali kepada kebiasaan buruk, seakan Ramadhan tak pernah datang.
Di hari yang suci ini, mari kita renungkan: Sudahkah kita memohon maaf kepada orang tua kita? Sudahkah kita membahagiakan mereka? Sudahkah kita meminta ampun kepada orang-orang yang pernah kita sakiti?
Wahai saudara-saudaraku, dunia ini hanya sementara. Jangan menunda kebaikan. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk berubah, karena kita tak tahu kapan ajal menjemput.
Ya Allah, jadikan hari ini awal dari kehidupan kami yang lebih baik. Kabulkan doa dan harapan kami. Aamiin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
c. Contoh Khotbah Idulfitri Mengharukan 3
Khotbah Idulfitri: Menjemput Ampunan, Merajut Kembali Kasih Sayang
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita berkumpul dalam kebahagiaan, merayakan Idulfitri setelah sebulan penuh beribadah. Air mata haru mengalir, bukan karena sedih, tetapi karena kita menyadari betapa besar nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.
Ramadhan telah pergi, meninggalkan hati yang lebih bersih dan jiwa yang lebih tenang. Namun, satu pertanyaan harus kita renungkan: Apakah kita benar-benar telah diampuni? Apakah kita benar-benar kembali dalam keadaan suci?
Hari ini bukan sekadar hari kemenangan, tetapi juga hari untuk menjemput ampunan dan merajut kembali kasih sayang yang mungkin pernah terputus. Ada orang tua yang merindukan pelukan anaknya, ada saudara yang berharap rekatan silaturahmi kembali terjalin, ada sahabat yang menanti ucapan maaf dari kita.
Wahai saudara-saudaraku, dunia ini sementara. Jangan biarkan kesalahan kecil merusak hubungan yang telah lama terjalin. Jangan biarkan gengsi menghalangi kita untuk meminta maaf. Sebab kita tidak tahu, apakah ini Idulfitri terakhir kita?
Hari ini, mari kita ulurkan tangan, kita rangkul kembali mereka yang pernah kita sakiti, kita ucapkan maaf dengan penuh ketulusan. Karena hakikat Idulfitri bukan hanya tentang baju baru atau hidangan lezat, tetapi tentang hati yang kembali suci dan jiwa yang penuh kasih sayang.
Ya Allah, bersihkan hati kami, satukan kami dalam kebaikan, dan jadikan kami hamba-Mu yang selalu menjaga silaturahmi. Aamiin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
3. Khotbah Idulfitri Singkat Tentang Silaturahmi
Khotbah Idulfitri: Indahnya Silaturahmi di Hari Kemenangan
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di hari yang penuh berkah ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah yang telah memberi kita kesempatan merasakan nikmat Ramadhan dan kini menyambut Idulfitri dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita.
Hari ini bukan sekadar hari kemenangan, tetapi juga hari untuk mempererat tali silaturahmi. Sebulan penuh kita berlatih menahan diri, membersihkan hati, dan kini tiba saatnya kita kembali kepada fitrah: saling memaafkan dan memperbaiki hubungan yang mungkin pernah retak. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa besar keutamaan silaturahmi. Ia bukan hanya mendatangkan keberkahan hidup, tetapi juga menjadi bukti ketakwaan kita kepada Allah. Jangan biarkan dendam dan kesalahpahaman menghalangi kita untuk berbuat baik kepada saudara, kerabat, dan sahabat.
Hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengetuk pintu hati, mengulurkan tangan, dan berkata, “Maafkan aku.” Jangan tunggu esok, karena kita tak tahu apakah masih diberi kesempatan. Jangan biarkan ego menghalangi kita dari kebahagiaan yang sejati.
Ma’asyiral Muslimin,
Mari jadikan Idulfitri ini sebagai awal untuk memperkuat silaturahmi, menebar kasih sayang, dan mengukuhkan ukhuwah Islamiyah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan menjadikan kita hamba yang selalu menjaga persaudaraan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.
Selain beberapa contoh khotbah Idulfitri tersebut. Tentunya masih banyak contoh khotbah lain bisa ditemukan dan dipelajari. Semakin banyak membaca contoh khotbah, maka semakin baik.
Sebab bisa membantu menyusun khotbah yang tepat, terstruktur, dan fokus pada satu topik. Apalagi dalam khotbah Idulfitri sendiri memang tidak bisa dibuat terlalu panjang. Apalagi jika khotbah dilakukan dua kali, yakni sebelum dan sesudah shalat Ied. Sehingga perlu mempelajari contoh yang beragam agar khotbah yang disiapkan berkesan.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik contoh khotbah Idulfitri. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.