Daftar Isi
Pada saat membaca suatu tulisan atau mungkin mendengarkan suatu siaran, tentunya akan menjumpai penggunaan ragam istilah asing. Penggunaan istilah asing dalam bahasa Indonesia menjadi umum ditemukan. Hal ini memunculkan padanan istilah.
Artinya, selain menggunakan kosakata dari bahasa asing, pembicara maupun penulis juga bisa mencari kosakata dalam bahasa Indonesia. Sebab sejumlah istilah asing sudah ada padanan katanya di dalam bahasa Indonesia.
Jika ingin menghadirkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam karya tulis maupun karya nontulisan, Anda perlu mengenal lebih banyak padanan kosakata asing di dalam bahasa Indonesia. Yuk, simak penjelasan padanan istilah sampai habis!
Padanan Istilah, Apa Bedanya dengan Padanan Kata?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), padanan adalah sebagai kata-kata yang sama maknanya dalam satu bahasa atau antara dua bahasa. Dalam bahasa Indonesia terdapat dua jenis kosakata yang memakai kata “padanan”, yakni padanan kata dan padanan istilah.
Sekilas, kedua istilah ini tampak sama tetapi nyatanya berbeda. Padanan kata mengacu pada kata serapan. Sehingga, istilah atau kosakata dari bahasa asing kemudian masuk dan beradaptasi di dalam bahasa Indonesia. Misalnya istilah “koperasi” dari kata bahasa Inggris “co-operation”.
Sementara itu, padanan istilah memiliki makna berbeda. Padanan istilah secara umum adalah kata atau frasa dalam bahasa yang memiliki makna yang sama dengan kata atau frasa dalam bahasa lain.
Padanan suatu istilah bisa ditemukan di semua bahasa di dunia, termasuk di Indonesia. Istilah ini muncul karena adanya pemahaman dan penggunaan bahasa asing ketika menggunakan bahasa Indonesia.
Misalnya, ada dosen dari Warga Negara Asing mengajar di Indonesia. Pada saat belum menguasai bahasa Indonesia secara mendalam, dosen WNA tersebut memasukan kosakata bahasa ibunya.
Kondisi ini memunculkan penggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia dan menjadi apa adanya. Tidak mengalami perubahan sebagaimana dengan padanan kata (kata serapan).
Penggunaan kosakata atau istilah asing dalam bahasa Indonesia kemudian dianggap lumrah dan normal. Namun, beberapa kosakata asing tersebut sudah ada dalam versi Indonesia. Jika ingin memakai bahasa Indonesia secara penuh, maka bisa menggunakan padanannya.
Baca lebih lanjut Padanan Kata dan Contoh yang Sering Digunakan
Kenapa Penggunaan Istilah Asing Lebih Umum?
Jika diperhatikan, penggunaan padanan kata dalam komunikasi masih jarang dijumpai. Baik itu dalam karya tulis maupun komunikasi lisan atau bertutur. Banyak orang lebih sering menggunakan istilah asing dan hal ini tentu bukan tanpa alasan.
Dikutip melalui website Kantor Bahasa Maluku Kemdikbud, ada dua faktor yang membuat istilah asing lebih sering digunakan. Berikut penjelasannya:
1. Istilah Asing Dianggap Lebih Prestisius
Alasan yang pertama adalah karena penggunaan bahasa dan istilah asing dianggap lebih prestisius. Bahkan, sempat viral cara bertutur anak muda dari Jakarta Selatan yang memiliki ciri mengkombinasikan bahasa Inggris dengan bahasa indonesia.
Beberapa orang menganggap penggunaan istilah asing lebih keren, dengan kesan menguasai bahasa asing dengan baik. Hal ini masih dipandang langka dan didominasi kalangan menengah atas. Alhasil, memberi efek domino dimana diikuti oleh lebih banyak orang.
2. Ketidaktahuan Tentang Padanan Istilah
Alasan atau faktor yang kedua adalah ketidaktahuan mengenai padanan istilah. Seseorang mungkin mendapat informasi atau data dari website, tulisan, dan siaran luar negeri.
Ketika diterjemahkan atau ingin membagikan informasi, menemukan beberapa istilah yang tidak diketahui padanannya dalam bahasa Indonesia. Alhasil tetap mempertahankan istilah asing tersebut.
Baca Juga: Tesaurus, Solusi Temukan Alternatif Kata Bagi Penulis
Penulisan Padanan Istilah
Jika digunakan dalam komunikasi lisan, maka tidak ada masalah dengan pemakaian padanan istilah dalam bahasa asing. Namun, menjadi lain soal jika digunakan dalam karya tulis atau tulisan.
Dalam bahasa Indonesia sendiri ada aturan khusus dan ketat mengenai penulisan sejumlah jenis kata. Hal ini juga mencakup istilah asing yang ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Berhubung padanan istilah masih berupa istilah bahasa asing murni, bukan kata serapan. Maka aturan penulisannya menyesuaikan dengan aturan penulisan istilah asing. Dikutip melalui website Adjar Grid, ada 3 kondisi yang mengatur penulisannya, yaitu:
1. Ditulis dengan Huruf Miring (Italic)
Apabila pemasukan istilah asing tanpa padanan dalam bahasa Indonesia, maka istilah tersebut menjadi kata asing. Aturan penulisannya adalah ditulis dengan huruf miring atau dicetak Italic. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
- Pada tanggal 21 Oktober 1873, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan organisasi palang merah bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indië.
- Mengantisipasi kemungkinan penyebaran wabah penyakit, kegiatan pembelajaran dilakukan secara online.
- Berjam-jam di depan layar laptop, ternyata Anita tengah sibuk mencari situs untuk download drama Korea favoritnya.
- Memakai headset, Ari ternyata mendengarkan musik favoritnya di suatu aplikasi.
- Ada banyak sekali aplikasi streaming film bisa dipilih, salah satunya adalah Netflix.
2. Ditulis Biasa Jika Menjadi Kata Serapan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beberapa istilah bahasa asing memang sudah ada padanan istilah dalam bahasa Indonesia. Namun, beberapa istilah asing tersebut berubah menjadi kata serapan.
Sesuai dengan EYD, penulisan kata serapan adalah dibuat sama dengan kosakata asli bahasa Indonesia. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
- Semenjak berkuliah di luar negeri, Maudy Ayunda banyak dapat pujian dari netizen.
- Anak muda saat ini banyak yang menggunakan kata slang dalam kehidupan sehari-hari.
- Dia terkenal dengan fesyennya yang kekinian.
- Mendapat tugas mengikuti kegiatan sosialisasi di luar kota, bapak menerima fasilitas akomodasi gratis dari kantor.
- Indonesia memiliki layanan kereta api yang sangat modern, masyarakat bisa melakukan akses pemesanan tiket secara daring.
3. Ditulis dengan Tanda Hubung (-) Jika Ditambahkan Imbuhan
Kondisi ketiga yang memberikan aturan penulisan pada padanan istilah adalah ketika ditambahkan imbuhan. Ada banyak istilah bahasa asing yang tetap diucapkan apa adanya kemudian ditambah imbuhan. Baik di awal maupun akhir.
Adapun aturannya jika dimasukan ke dalam karya tulis adalah ditambahkan tanda hubung (-) dan istilah asing tersebut tetap wajib ditulis dengan huruf miring (italic). Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
- Hampir sejam diam di kamar, kakak ternyata sibuk men-download formulir pendaftaran mahasiswa baru.
- Dalam pertandingan voli kemarin, bola dari kiriman lawan berhasil di-smash oleh pemain dari tim Indonesia.
- Influencer tersebut rutin mem-post konten-konten menarik dan berisi materi edukasi.
- Sebagai dosen, Ibu Ika diketahui rajin menulis dan mem-publish karya tulisnya di berbagai jurnal ilmiah.
- Menyempurnakan konten yang diunggah, akun adik sengaja di-tag di konten tersebut.
Penulis kerap bingung terkait penulisan kata yang harus digabung atau dipisah, pelajari selengkapnya:
- Penulisan Pasca yang Benar, Digabung atau Dipisah?
- Penulisan Kata ‘Non’ yang Benar
- Penulisan Kata Ganti (ku, kau, mu, nya) yang Benar
- Aturan Penulisan Partikel (per, pun, lah, kah) dalam Karya Tulis
100 Padanan Istilah Asing dalam Bahasa Indonesia
Ada banyak sekali manfaat mengenal berbagai padanan istilah. Selain bisa meningkatkan perbendaharaan kata, Anda juga bisa memastikan karya tulis yang dibuat memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Siapa tahu karya tersebut diakses oleh orang dari luar negeri dan diterjemahkan. Jika menggunakan lebih banyak padanan istilah dibanding kosakata bahasa asing. Karya yang dibuat jauh lebih mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing di negara lain.
Membantu mengenal lebih banyak istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Maka berikut beberapa istilah asing dan padanan di bahasa Indonesia:
Istilah Asing | Padanan Istilah (Bahasa Indonesia) |
---|---|
Metaverse | Metamesta |
Marketplace | Lokapasar |
Mouse | Tetikus |
Netizen | Warganet, Netizen |
Network | Jaringan |
Online | Daring (Dalam Jaringan) |
Offline | Luring (Luar Jaringan) |
Outlook | Pandangan, Harapan |
Password | Kata Sandi |
Keyword | Kata Kunci |
Podcast | Siniar |
QR Code | Kode Respon Cepat |
Screenshot | Tangkapan Layar |
Slide | Salindia |
Storyboard | Papan Cerita |
Stunting | Tengkes |
Upload | Unggah |
Download | Unduh |
Username | Nama Pengguna |
Website | Situs Web |
Wireless | Nirkabel |
Work from Home | Bekerja dari Rumah |
Branding | Jenama |
Browser | Peramban |
Caption | Takarir |
Buzzer | Pendengung |
Conference Call | Panggilan Konferensi |
Door prize | Hadiah Lawang |
Drive True | Lantatur (Layanan tanpa turun ) |
Pos El (Pos Elektronik) | |
Error | Galat |
Follower | Pengikut |
Frequently asked question (FAQ) | Soal Sering Ditanya (SSD) |
Follow Up | tindak Lanjut |
Gadget | Gawai |
Homepage | Laman |
Hotspot | Kawasan Bersinyal, Area Bersinyal |
Hybrid | Hibrida |
Influencer | Pemengaruh |
Keyboard | Papan Tombol |
Link | Tautan |
Live Streaming | Alir Langsung |
Subtitle | Sulih Teks |
Catering | Jasa Boga |
Talk Show | Gelar Wicara |
Backdrop | Tirai Latar |
Tour Guide | Pramuwisata |
Meet and Greet | Temu Sapa |
Flash Disk | Diska Lepas |
Parenting | Pengasuhan |
Power Bank | Bank Daya |
Underpass | Lintas Bawah |
Blogger | Narablog |
Timeline | Lini Masa |
Trending Topic | Topik Tren |
Clickbait | Umpan Klik |
Social Media | Media Sosial |
Mention | Sebut (Disebut) |
Post, Posting, Repost | Unggah, Unggahan, Unggahan Ulang |
Follow Back | Ikuti Balik |
Tag Person | Tandai Orang |
Endorsement | Endorsemen |
Press Release | Edaran Pers |
Mute | Senyap |
Big Data | Maha Data |
Byte | Bita |
Crowdsourcing | Urun Daya |
Disclaimer | Penafian |
E-commerce | Niaga-el (Niaga Elektronik) |
Headset | Perangkat jemala |
Infinity | Ananta |
Interface | Antarmuka |
Magnum | Mahakarya |
Newsletter | Nawala |
Scroll | Gulir |
Sneak peek | Intipan |
Thread | Utas |
Workshop | Sanggar |
Bakery | Bakeri |
Baking | Pemanggangan |
Baking Powder | Puder Kue |
Boarding | Pembardiran |
Angle | Sudut |
Analog TV | TV Analog |
Audience | Khalayak |
Author | Penulis Naskah |
Back Lighting | Pencahayaan Belakang |
Balance | Imbang (Keseimbangan) |
Background | Latar |
Background Music | Latar Musik |
Backstage | Belakang Panggung |
Bandwidth | Lebar Gelombang |
Breakdown | Rincian |
Booster | Pendorong |
Box Office Hit | Rekor Penonton |
Broadcast | Siaran |
Recovery | Pemulihan |
Zoom | Zum |
Warm Up | Memanas |
Ultraviolet | Ultraungu |
Beberapa contoh padanan istilah di atas tentu hanya sebagian kecil dari padanan lain. Membantu memperkaya lebih banyak padanan dari istilah asing. Anda bisa rutin menggunakan layanan PASTI dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, akni melalui tautan https://pasti.kemdikbud.go.id/home.php.
Melalui layanan ini, masyarakat Indonesia mendapatkan akses daring secara gratis untuk mengecek padanan berbagai istilah asing. Disediakan kolom pencarian yang praktis dan hasil pencarian disertakan beberapa informasi. Sehingga memudahkan masyarakat memahami arti istilah asing tersebut.
Baca juga kumpulan penjelasan penulisan suatu kata yang benar:
- Aturan Penulisan Nama Ilmiah pada Judul dan Teks
- Aturan Penulisan Rupiah yang Benar
- Aturan Penulisan Merek dalam Teks
Dibanding menggunakan istilah asing ketika berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Tentunya lebih diutamakan menggunakan kosakata dalam bahasa Indonesia sehingga memberi informasi kepada lebih banyak orang mengenai padanan istilah.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat!