Menulis buku akademik pada dasarnya tidak mudah dilakukan oleh sebagian orang. Bahkan hanya beberapa orang tertentu yang menguasai cara pembuatan buku tersebut. Seperti kita ketahui bersama bahwa buku akademik memiliki cakupan pada kalangan akademisi atau lingkungan pendidikan semata. Bahasa dan tipe tulisan yang digunakan juga cenderung berbeda dari buku-buku umum lain yang ada di pasaran. Meskipun demikian, buku akademik memang memiliki peran besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sifat buku tersebut yang cenderung mengacu pada disiplin ilmu tertentu. Selain itu, buku akademik juga didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Oleh karena itu, buku akademik menjadi rujukan yang tepat bagi kalangan akademisi dalam mengkaji sebuah permasalahan. Lebih jauh lagi, kebenaran dari isi buku akademik juga bisa lebih dipertanggungjawabkan karena sifatnya yang dapat dibuktikan, baik melalui praktik ataupun pengamatan di lapangan.
Satu hal penting yang perlu kita ketahui bahwa landasan teori menjadi bagian penting yang tidak dapat dilepaskan dari buku akademik. Ketika kita menulis buku yang didasarkan pada hasil penelitian, teori menjadi hal yang wajib untuk kita masukkan ke dalam konten. Secara umum, teori berguna untuk membantu peneliti dalam menganalisa berbagai data yang didapatkannya, baik yang berasal dari praktikum ataupun observasi di lapangan (masyarakat). Dengan kata lain, teori membantu penulis untuk melihat sebuah fenomena dalam perspektif tertentu, tergantung dari jenis teori yang kita pakai. Sebagai contohnya ketika kita mengamati sebuah fenomena kebakaran sebagai bencana alam, maka kita bisa menggunakan berbagai teori. Kita bisa menggunakan teori sosial yang membahas tentang dampak kebakaran tersebut secara sosial. Di sisi lain, kita juga bisa menggunakan teori ekonomi yang membahas kerugian yang kemungkinan muncul akibat bencana alam. Lebih jauh lagi, berikut beberapa fungsi teori yang bisa kita gunakan dalam menulis buku akademik.
Bagian teori di dalam sebuah buku akademik pada dasarnya memiliki peran penting dalam menciptakan citra penulisnya. Dengan kata lain, bagian teori akan menunjukkan bahwa penulis suda menguasai materi yang akan dibahas dalam penelitiannya. Ketika menulis buku akademik, tentu sesuai kaidah yang ada kita diarahkan untuk menuliskan teori yang akan kita gunakan. Selanjutnya, pada beberapa bab selanjutnya kita masuk pada pembahasan hasil penelitian yang sudah kita lakukan, termasuk analisa data yang kita dapatkan. Kondisi tersebut secara tidak langsung juga menunjukkan kemampuan peneliti atau penulis dalam menulis sebuah hasil penelitian. Tidak mengherankan apabila banyak penulis buku akademik yang memiliki tema tulisan yang sama dengan buku-bukunya yang lain. Sebagai contohnya ketika kita menulis buku tentang partai politik, maka kita cenderung menulis banyak buku dengan tema yang serupa karena kita lebih menguasai teori tentang partai politik.
Teori yang dipaparkan oleh penulis pada dasarnya juga bisa membawa dampak positif bagi penulisnya sendiri. Sebagai contohnya ketika seorang penulis menggunakan teori tentang fungsi partai politik di dalam tulisannya, maka dirinya akan dikenal sebagai orang yang memang ahli di bidang partai politik. Ketika ada seminar atau kegiatan yang membutuhkan narasumber terkait dengan ilmu politik, maka dirinya bisa ditawarkan sebagai pembicara. Dengan otomatis pembaca yang pernah membaca tulisannya akan tertarik untuk mengundangnya ke dalam sebuah kegiatan. Tentu pihak panitia akan meminta orang tersebut berbicara tentang partai politik, baik secara teori ataupun praktik sesuai dengan isi buku yang ditulisnya. Oleh karena itu, keahlian tersebut kemudian bisa dikonversikan menjadi sesuatu yang lebih tinggi lagi yaitu dikenal sebagai orang yang ahli di bidangnya.
Ketika kita sedang menulis buku akademik, banyaknya teori dari literatur yang kita gunakan menjadi dasar pijakan bahwa penelitian yang kita lakukan adalah penting. Dengan kata lain, kita menyampaikan kepada publik bahwa penelitian yang kita lakukan sedang dilakukan. Bahkan secara tidak langsung kita juga bisa menjelaskan bahwa penelitian yang kita lakukan merupakan pemutakhiran dari penelitian yang sudah ada sebelumnya. Publik nantinya bisa menilai bahwa penelitian yang kita lakukan saat ini menjadi lebih komprehensif apabila dibandingkan dengan penelitian lain yang sudah ada sebelumnya. Kondisi tersebut pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari kondisi ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang dari hari ke hari. Artinya akan selalu ada kebaruan yang ditawarkan dari sebuah penelitian yang kita tulis menjadi buku tersebut. Oleh karena itu, bagian teori menjadi salah satu alat penting yang bisa kita gunakan untuk menjustifikasi penelitian yang sedang kita lakukan.
Dalam menulis buku, kita perlu menyepakati bahwa landasan teori juga mengandung maksud kajian pustaka. Artinya kita memiliki kebutuhan untuk membaca hasil penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh orang lain, khususnya dalam lingkup ilmu atau isu yang sama. Menggunakan bagian tinjauan pustaka secara tidak langsung mengandung makna bahwa penelitian orang lain dalam isu yang sama dengan kita memiliki kontribusi yang besar bagi tulisan kita. Selain itu, bagian itu juga mengundang perhatian pembaca untuk mengapresiasikan cara dan hasil penelitian yang sebelumnya. Artinya hasil penelitian orang lain yang kita gunakan di dalam tulisan kita bisa bersifat berhubungan, sama, atau bertolak belakang dengan hasil penelitian yang kita sampaikan. Oleh karena itu, aspek penghargaan tersebut hadir ketika kita memang menggunakan hasil penelitian orang lain sebagai hasil dari kajian pustaka yang sudah kita lakukan. Selain itu, karya orang lain itu secara tidak langsung juga menguatkan hasil penelitian yang kita lakukan selama ini, baik yang mendukung ataupun bertolak belakang.
Salah satu fungsi penting dari landasan teori yang kita gunakan ketika menulis buku yaitu memberikan konteks yang jelas atas hasil penelitian yang kita sampaikan. Artinya landasan teori tersebut memberikan batasan tertentu terhadap tulisan kita. Hal tersebut menjadi penting supaya tulisan yang kita buat memiliki perspektif yang berbeda dengan tulisan-tulisan lain yang sebelumnya sudah ada. Terlebih lagi apabila tulisan yang kita tulis sudah banyak dibahas oleh orang lain (memiliki kesamaan tema). Sebagai contohnya ketika kita ingin menulis tentang fenomena bangkitnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di desa, maka kita bisa menggunakan sebuah teori tertentu. Contohnya ketika kita menggunakan teori modal sosial, maka bahasan yang akan kita sampaikan terkait dengan alasan mengapa masyarakat mau terlibat dalam partisipasi secara sukarela. Apabila sudah ditemukan batasnya, maka pembahasan dalam penelitian yang kita tulis tidak akan melebar pada bahasan yang lain seperti urusan ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Artinya tulisan kita akan lebih fokus dan terarah sesuai dengan landasan teori yang kita gunakan.
Referensi
Zainurrahman, 2011, Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme), Bandung: Penerbit Alfabeta.
[Bastian Widyatama]
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…