Daftar Isi
Masyarakat di negara Indonesia sampai saat ini masih menjadi pemilik minat baca yang rendah dari hasil survei beberapa lembaga dunia. Lalu, apa saja indikator minat baca sehingga bisa diketahui masuk kategori rendah atau tinggi?
Hal ini tentu menarik untuk dibahas, sebab memahami indikator ini bisa membantu membangun solusi untuk meningkatkan minat baca tersebut. Membahas mengenai minat baca ternyata perlu dihubungkan dengan daya baca. Berikut penjelasan detailnya.
Minat Baca, Bedanya dengan Daya Baca
Sebelum membahas mengenai indikator minat baca, maka penting untuk membahas mengenai minat baca itu sendiri dengan daya baca. Secara terminologi, minat adalah keinginan, kesukaan, dan kemauan terhadap suatu hal.
Dikutip dari repository.stkippacitan.ac.id, Mansyur (2019) menjelaskan bahwa minat baca adalah kesadaran individu untuk membaca yang berawal dari dorongan diri masing-masing yang didukung dengan lingkungan.Â
Sedangkan menurut Nurdiansyah dalam salah satu tulisannya yang dimuat di kompasiana.com menjelaskan bahwa minat baca adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk mengeksplorasi dunia tulisan, mulai dari karya sastra hingga bahan bacaan nonfiksi.Â
Adanya dorongan dari diri sendiri untuk membaca tanpa ada paksaan, membuat seseorang menikmati aktivitas membaca tersebut. Hasilnya, apa yang dibaca akan dipahami dan bahkan diingat sampai kapanpun.
Semakin tinggi minat baca seseorang, semakin sering membaca dan memahami apa yang selama ini sudah dibaca. Minat baca yang tinggi inilah kunci masyarakat suatu negara memiliki budaya membaca yang baik dan merasakan manfaatnya secara langsung.
Lalu, apa itu daya baca? Menurut Nurdiansyah, daya baca adalah kemampuan seseorang dalam memahami, menafsirkan, dan mengevaluasi teks dengan kritis. Artinya, seseorang dengan minat baca yang tinggi membutuhkan juga daya baca yang tinggi.Â
Sebab daya baca yang tinggi membantu pembaca tersebut untuk memahami apa yang sedang dibaca dengan baik. Sehingga minat baca dengan daya baca saling berkesinambungan. Keduanya bisa dikembangkan, hanya saja tidak instan, butuh proses.Â
Indonesia memiliki minat baca yang masih rendah, kenali 5 faktor yang mempengaruhi minat membaca agar Anda tahu pengaruhnya.
Indikator Minat Baca Menurut Para Ahli
Untuk mengetahui seberapa besar minat baca seseorang, ternyata cukup mudah. Sebab sejumlah ahli memaparkan indikator yang menjadi penentunya. Pertama adalah yang dikemukakan oleh Sudarsana dan Bastiano (2010: 427).Â
Dijelaskan bahwa ada setidaknya empat aspek yang menjadi indikator minat baca seseorang, yaitu:Â
1. Kesenangan Membaca
Indikator yang pertama adalah dari kesenangan membaca. Artinya, semakin senang dan menyukai kegiatan membaca. Maka semakin menunjukan jika minat baca seseorang cukup tinggi.
2. Kesadaran akan Manfaat Membaca
Indikator kedua adalah kesadaran mengenai adanya manfaat membaca. Seseorang yang menyadari betul manfaat besar dari kebiasaan membaca menunjukan minat baca yang dimiliki juga besar.
3. Frekuensi Membaca
Indikator minat baca ketiga menurut Sudarsana dan Bastiano adalah frekuensi membaca. Semakin sering seseorang membaca, semakin tinggi minat baca yang dimiliki.
4. Kuantitas Bacaan
Terakhir adalah kuantitas bacaan. Artinya, ketika seseorang membaca berbagai jenis bacaan dari berbagai sumber. Maka menunjukan minat bacanya yang tinggi, karena secara alami memiliki ketertarikan atau minat untuk membaca lebih banyak bacaan.Â
Anda sedang melakukan studi peningkatan minat baca, jangan lewatkan tips dan upaya menumbuhkan minat baca berikut:
- 10 Tips Menumbuhkan Minat Baca untuk Kaum Rebahan
- Panduan Menumbuhkan Minat Baca Siswa dan Mahasiswa
Sedangkan menurut Safari (2007) menyebut juga ada empat indikator minat baca seorang siswa. Yaitu:
1. Perasaan Senang Membaca
Menurut Safari, indikator pertama yang menunjukan tingkat minat baca seseorang adalah perasaan senang yang dimiliki terhadap membaca. Semakin menyukai kegiatan membaca, semakin menunjukan minat baca yang tinggi.
2. Ketertarikan Siswa untuk Membaca
Indikator minat baca kedua menurut Safar adalah ketertarikan untuk membaca. Seseorang akan memiliki ketertarikan tinggi menghabiskan waktu luang dengan membaca ketika minat bacanya tinggi dibanding melakukan hal lain.
3. Perhatian Siswa dalam Membaca
Indikator ketiga adalah perhatian seseorang atau siswa ketika membaca. Ketika seseorang fokus pada apa yang dibaca dan tidak mudah terdistraksi hal lain. Maka menunjukan minat baca yang dimiliki sangat tinggi.
4. Keterlibatan Siswa dalam Membaca
Indikator terakhir adalah adanya keterlibatan siswa atau seseorang dalam membaca. Artinya, semakin terlibat dari berbagai kegiatan membaca dan yang berhubungan. Maka semakin menunjukan minat baca yang tinggi.
Ahli lain yang mengemukakan indikator minat baca adalah Anjani, Dantes, dan Artawan (2019). Dimana ada empat indikator minat baca, yaitu:Â
- Siswa atau seseorang memiliki semangat membaca.
- Siswa memiliki kesadaran akan pentingnya membaca.
- Siswa memiliki daya tarik untuk membaca.
- Siswa memiliki keinginan sendiri untuk mencari bahan bacaan.
Pihak yang Berperan Tingkatkan Minat Baca Seseorang
Lalu, pihak mana saja yang bisa ikut berperan dalam meningkatkan minat baca seseorang? Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah pihak yang memiliki peran cukup signifikan, mulai dari keluarga, lingkungan, perpustakaan, penerbit buku, dan pemerintah.
1. Keluarga
Dalam berbagai sumber, disebutkan bahwa anak adalah peniru yang ulung dari apa yang dilakukan dan diucapkan orang tua di rumah. Maka pihak pertama yang memiliki peran cukup besar dalam meningkatkan minat baca seseorang adalah keluarga, terutama orang tua sendiri.
Ketika sejak kecil anak tumbuh dengan orang tua yang suka membaca, menyediakan koleksi buku di rumah, dan bahkan membacakan buku cerita sebagai pengantar tidur. Anak akan memiliki ketertarikan membaca, minat baca akan semakin tinggi seiring pertumbuhannya dan bertahan sampai dewasa.
2. Lingkungan
Pihak kedua yang mempengaruhi pencapaian indikator minat baca bisa meningkat adalah lingkungan. Mencakup, orang-orang di sekitarnya. Ketika orang di circle pertemanan seseorang suka membaca maka akan menularkan kebiasaan tersebut.
Kedua, mencakup juga kondisi lingkungan. Apakah mampu menciptakan kondisi yang kondusif untuk membaca? Misalnya suasana tenang. Kemudian, apakah mudah mengakses perpustakaan atau toko buku?
3. Perpustakaan
Pihak ketiga adalah perpustakaan yang menyediakan akses ke buku sampai media massa seperti koran maupun majalah. Koleksi yang lengkap menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Sehingga ikut mendorong minat baca masyarakat di sekitarnya.Â
Untuk semakin mendorong minat baca, begini 5 teknik pengadaan bahan pustaka yang sering dipakai.
4. Penerbit Buku
Pihak berikutnya adalah penerbit buku. Kenapa? Sebab menjadi pihak yang akan menentukan kuantitas dan kualitas bahan bacaan di tengah masyarakat. Penerbit perlu memprioritaskan kualitas, sebab ketika seseorang membaca buku bagus mereka akan tertarik untuk membaca lagi dan lagi.
5. Pemerintah
Pihak terakhir adalah pemerintah. Pemerintah memiliki kewenangan membangun kebijakan. Beberapa bisa mendukung peningkatan minat baca. Misalnya menyediakan pendanaan untuk penyediaan buku di perpustakaan, membangun perpustakaan maupun taman baca, kampanye membaca, dll.Â
Pojok/taman baca juga berperan dalam menumbuhkan minat baca di lingkungan Anda, berikut referensi yang bisa Anda ikuti:
Itulah penjelasan mengenai definisi sampai indikator minat baca yang tentu penting sekaligus menarik untuk dipahami. Apakah Anda menemukan indikator di atas di sekitar Anda? Jika iya, coba share di kolom komentar, ya.
Klik tombol Share ke komunitas baca Anda untuk berbagi insight seputar indikator ini. Semoga bermanfaat!