Ternyata banyak orang yang tidak tahu jika peranan ISBN dan ISSN itu dua hal yang berbeda. Selama ini, masih lumayan banyak orang beranggapan bahwa kedua hal itu sama.
Bahkan, juga masih cukup orang yang ingin mengajukan ISBN dan ISSN sendiri, tetapi binggung tidak tahu caranya. Dan memang pengajuan ISBN dan ISSN tidak bisa dilakukan secara individualis. Ulasan akan diulas di paragraph di bawah.
Lantas, apa sih kegunaannya? Saat seperti apa keduanya digunakan dan saat bagaimana? Langsung saja simak ulasan berikut. Siapa tahu dengan ulasan ini akan membukakan wawasan tentang dua kode unik tersebut. Berikut ulasannya, semoga bermanfaat.
International Standard Book Number (ISBN)
ISBN adalah sederetan angka unik. Dimana angka tersebut menunjukan identitas buku yang akan di jual belikan. Tidak semua buku memiliki ISBN loh. Rata-rata buku-buku yang diperjual belikan yang ada. Karena peranan ISBN juga untuk mengidentifikasi buku.
Meskipun berbentuk angka di sampul belakang buku. Penggunaan ISBN tidak digunakan secara sembarangan. Pertanyaannya adalah, bagaimana mendapatkan ISBN? Memang ISBN tidak bisa di dapatkan dengan mudah. Ada syarat dan ketentuannya.
Syarat mendapatkan ISBN harus diajukan terlebih dahulu ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Setelah beberapa hari, kita baru akan mendapatkan nomor unik tersebut. Sekedar info tambahan nih, proses pengajuan ISBN wajib menyertakan naskah bukunya loh.
Nah, apabila di dalam proses pengiriman buku isi buku ada tambahan dan di edit, maka nomer ISBN yang sedang di proses Perpusnas tidak berlaku. Jadi syarat mengajukan ISBN tidak ada proses editing susulan. Karena sekali menambahkan editing, maka nomor ISBN itu pun juga akan berubah.
Pengajuan ISBN hanya bisa diajukan oleh pihak/lembaga penerbit buku. Maksudnya ISBN tidak boleh diajukan secara individualism. Jadi pengajuan syaratnya memiliki susunan struktur organisasi.
International Standard Serial Number (ISSN)
Nah, persamaan keduanya tersusun oleh nomor-nomor unik yang menunjukan identitas buku. Hanya saja pada ISSN hanya dikhususkan untuk publikasi majalah secara periodic dan jurnal. Jadi, buat kamu yang sering melakukan penelitian dan menerbitkan jurnal tersebut ke dalam prosiding atau ke dalam majalah jurnal, maka bukan ISBN tetapi ISSN.
Perbedaan terletak pada tempat pengajuan. Jika ISBN diajukan ke Perpusnas, maka pengajuan ijin ISSN diajukan ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDDI) Lipi. Peran dan tugas dari PDII LIPI sekaligus bertanggungjawab melakukan pemantauan publikasi terbitan berkala.
Ada kabar menarik nih buat kamu yang ingin mengajukan. Kamu tidak perlu mengirimkan pengajuan secara surat atau datang ke sana. Sekarang pengajuan bisa dilakukan secara online. Pengurusan nomor ISBN dan ISSN pun akan segera di dapatkan sebelum satu minggu, tergantung kepadatan pengajuan.
Kemajuan teknologi memang memberikan banyak terobosan. Salah satu terobosan terkait ISBN dan ISSN. Sekarang setiap kali mengajukan ISSN kita akan mendapatkan fasilitas tambahan berupa barcode generator online. Padahal barcode generator online ini jika dijual belikan, konon katannya harganya mahal. Jadi ketika kita dapatkan ini Cuma-Cuma pastinya luar biasa. Dan tahukah kamu jika fasilitas ini adalah fasilitas yang diberikan pertama di dunia yang langsung disambungkan dengan pengelolaan ISSN.
Itulah pengertian dan pemahaman tentang ISBN dan ISSN. Semoga dengan ulasan ini semakin memberikan pemahaman kamu. Pastinya kamu pun jadi tahu bukan perbedaan dan kesamaan antara ISBN dan ISSN. Jika ternyata dua hal tersebut berbeda. Jadi keduanya memberikan kode nomor unik, namun keduanya diperuntukan untuk hal yang berbeda.
Kontributor: Novia Intan
Ayo baca juga artikel:
- Jasa ISBN – Hal-Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memilih
- Cara Mendapatkan ISBN Agar Terhindar dari Agen Penipuan!