Uncategorized

11 Jenis Kelas Kata untuk Meningkatkan Kualitas Tulisan

Salah satu kunci untuk menghasilkan karya tulis yang baik dan mudah dipahami pembaca adalah menggunakan pilihan kelas kata atau golongan kata yang tepat. Selain kunci ini, masih banyak lagi kunci lainnya. Misalnya tepat dalam menentukan kosakata yang akan digunakan. 

Dalam bahasa Indonesia sendiri, golongan kata memiliki fungsi yang sangat krusial dalam membentuk kalimat yang efektif. Jenis dari kata satu ini sangat beragam, dimana total keseluruhan ada 11 jenis kata. 

Masing-masing diketahui memiliki fungsi yang berbeda, sehingga pemilihan golongan kata yang tepat akan memperlihatkan konteks kalimat dengan lebih jelas. Bagi Anda yang terjun di dunia kepenulisan, mengenal kelas kata menjadi sangat penting. 

Mengenal Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia

Kelas kata memiliki definisi sebagai kategori kata berdasarkan bentuk, fungsi, atau maknanya. Dengan kata lain, kelas kata merupakan golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem tata bahasa.

Golongan kata menjadi sangat penting dalam menyusun suatu kalimat, baik secara lisan maupun tulisan. Jenisnya cukup beragam, dimana total keseluruhan terbagi menjadi dua kategori utama, yakni enam kelas kata penuh dan lima jenis kata tugas. 

Setiap golongan atau kelompok kata disini memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Beberapa diantaranya bisa ditemukan di semua jenis kalimat, beberapa lagi yang lainnya hanya ditemukan pada kalimat tertentu. 

Sebagai contoh adalah kelompok kata benda yang menunjukan suatu benda, orang, makhluk hidup, dll. Dalam suatu kalimat, kata benda berperan sebagai subjek maupun objek kalimat. Praktis, kelompok kata ini akan ditemui di semua kalimat. 

Sebab struktur dasar dari kalimat adalah S-P-O-K, dimana minimal kalimat terdiri dari Subjek, Predikat, dan Objek. Sementara Keterangan bisa ditambahkan dan bisa juga sebaliknya yang disesuaikan dengan kebutuhan penulis atau penutur. 

Mengenal 11 Jenis Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia

Seperti yang dijelaskan di awal, kelas kata dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi 11 jenis yang terbagi menjadi dua kategori utama. Hal ini sejalan dengan isi dari Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi IV (TBBBI) dari Badan Bahasa (2017). 

Mengenal dan memahami fungsi kelompok kata dalam menyusun kalimat sangatlah penting, terutama untuk Anda yang merupakan seorang penulis. Sebab bisa menentukan kalimat yang disusun sudah menjadi kalimat efektif atau sebaliknya. 

Jadi, apa saja yang termasuk ke dalam kelompok kata sesuai TBBBI tersebut? Berikut penjelasannya: 

1. Kata Benda (Nomina)

Jenis kelompok kata yang pertama adalah kata benda atau disebut juga dengan istilah nomina. Nomina adalah kata yang mengacu pada entitas (misalnya manusia) atau konsep (misalnya akal).

Seperti penjelasan sekilas sebelumnya, kata benda dalam suatu kalimat bisa berfungsi sebagai subjek maupun objek. Namun, pada beberapa momen kata benda juga bisa berfungsi sebagai pelengkap, keterangan, dan predikat. 

Kata benda kemudian terbagi lagi menjadi beberapa jenis, dimana secara umum terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 

1. Berdasarkan Acuan

Berdasarkan acuannya, kata benda terbagi menjadi tiga kelompok yang satu sama lain memiliki lawan kata benda. Agar tidak bingung, berikut penjelasan dan contoh kata benda dari kategori ini: 

  1. Nomina konkret (contoh: meja, kursi, mawar, kucing) dengan nomina abstrak (contoh: masalah, kesalahan, kejujuran, kebenaran).
  2. Nomina umum atau nama jenis (pasar, hewan) dengan nomina nama diri (menyebut nama spesifik, contoh: Amir, Ita, kelinci).
  3. Nomina terbilang (contoh: guru, pensil) dengan nomina tak terbilang (contoh: air, rasa hormat, rasa cinta)

2. Berdasarkan Bentuk

Kata benda berdasarkan bentuk terbagi menjadi dua, yaitu: 

  1. Nomina dasar

Nomina dasar adalah kata-kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contohnya meja, kursi. 

  1. Nomina turunan

Nomina turunan adalah nomina yang mengalami proses morfologis, misalnya sudah mendapat imbuhan. Contohnya seperti kata memasak, anaknya, kewajiban. 

Lebih detail cek Nomina: Definisi, Ciri, Jenis, Contoh

2. Kata Kerja (Verba)

Jenis kelas kata kedua adalah kata kerja atau verba yang merupakan adalah kata yang mengandung makna perbuatan, proses, dan keadaan. Secara umum, kata kerja berfungsi sebagai predikat dalam struktur kalimat. 

Berdasarkan bentuknya, kata kerja terbagi menjadi dua. Yakni kata kerja dasar dan kata kerja turunan. Kata kerja dasar adalah verba yang berupa kata dasar sehingga tidak mendapat imbuhan. Contohnya kata makan, minum, lari, dll. 

Sementara kata kerja turunan adalah kata kerja yang sudah mengalami perubahan bentuk, misalnya sudah mendapat imbuhan. Contohnya adalah kata memakan, berlari, meminum, diminum. 

Lebih detail cek Kata Kerja: Ciri, Jenis, Contoh

3. Kata Sifat (Adjektiva)

Jenis kelas kata ketiga adalah kata sifat. Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang menerangkan nomina atau menjadi atribut nomina. Kata sifat dalam kalimat bisa berfungsi sebagai atributif maupun predikatif. 

Jika dilihat dari segi makna, kata sifat terbagi menjadi dua jenis, yaitu kata kerja bertaraf (penunjuk kualitas, misalnya kata ringan) dan kata kerja tak bertaraf (penunjuk keanggotaan dalam golongan, misalnya kata buntu).

Sedangkan jika dilihat dari bentuk, kata sifat terbagi menjadi dua yaitu kata sifat dasar dan kata sifat turunan. Contohnya pada kata “megah” yang menunjukan kata sifat dasar, ketika ada imbuhan menjadi “termegah” maka menjadi kata sifat turunan. 

4. Kata Keterangan (Adverbia)

Jenis kelas kata yang keempat adalah kata keterangan atau adverbia. Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata kerja, kata sifat, dan bisa juga pada kata keterangan lainnya. 

Misalnya ketika menerangkan kata sifat “marah” maka menjadi “sedang marah”. Meskipun begitu kata keterangan bukan dalam bentuk imbuhan. Melainkan ada tambahan kata yang memberi penjelasan pada kata di depannya. 

Jika dilihat dari segi makna, kata keterangan terbagi menjadi delapan jenis, yaitu kata keterangan kualitatif, kuantitatif, limitatif, frekuentatif, kewaktuan, kecaraan atau cara, kontrastif, dan keniscayaan. 

Sementara jika dilihat dari bentukya, kata keterangan terbagi menjadi dua. Yakni kata keterangan tunggal dan kata keterangan gabungan. Kata keterangan tunggal contohnya kata: akan, sebaiknya, dll. Sementara contoh kata keterangan gabungan seperti: hampir saja, bukan….saja. 

5. Kata Ganti (Pronomina)

Jenis kelas kata kelima adalah kata ganti atau pronomina, yaitu kata yang berfungsi sebagai pengganti nomina. Dalam kalimat fungsinya adalah sama seperti kata benda atau nomina, yang bisa menjadi subjek, objek, maupun pelengkap.  

Kata ganti kemudian terbagi menjadi tiga jenis. Yaitu kata ganti persona (contohnya: saya, aku, dll), kata ganti tanya (contoh: apa, siapa, bagaimana), kata ganti penunjuk (contoh: ini, disini, begini). 

Penjelasan lebih detail cek Kata Ganti: Ciri, Jenis, Contoh

6. Kata Bilangan (Numeralia)

Selanjutnya adalah kata bilangan atau numeralia, yaitu kata yang digunakan untuk menghitung banyaknya nomina, misalnya lima dan beberapa. Kata bilangan kemudian terbagi menjadi dua jenis. 

Pertama, kata bilangan pokok yang menjawab pertanyaan, contohnya pada kata “berapa”. Kedua, kata bilangan tingkat yang menjawab pertanyaan, contohnya kata “keberapa”. 

7. Kata Depan (Preposisi)

Kelas kata selanjutnya adalah kata depan atau disebut juga sebagai preposisi. Yaitu kata yang menandai hubungan makna dengan kata yang mengikutinya. Misalnya kata “ke” pada kata “ke rumah” yang menunjukan tempat tujuan. 

Posisi dari kata depan sesuai dengan namanya, yakni berada di depan kata lain yang umumnya pada kata nomina, adjektiva, atau adverbia. Kata dengan tambahan preposisi akan membentuk frasa sehingga sudah memiliki makna. 

8. Kata Hubung (Konjungsi)

Selanjutnya adalah kata hubung atau konjungsi, yaitu kata yang menghubungkan dua atau lebih satuan bahasa (kata, frasa, klausa, atau kalimat). Konjungsi kemudian terbagi menjadi dua jenis, yakni konjungsi tunggal dan konjungsi gabungan. 

Konjungsi tunggal memiliki bentuk satu kata saja, misalnya pada kata “untuk”. Sementara konjungsi gabungan adalah konjungsi yang terdiri dari dua kata. Misalnya pada kata “oleh karena”. 

Penjelasan lengkap cek Kata Hubung: Definisi, Jenis, Contoh Berdasarkan Jenisnya

9. Kata Seru (Interjeksi)

Kelas kata kesembilan adalah kata seru atau interjeksi, yaitu kata yang mengungkapkan seruan perasaan. Sehingga menjadi kelompok kata yang membantu menunjukan perasaan yang dirasakan. Seperti aduh, astaga, amboi. 

10. Kata Sandang (Artikula)

Selanjutnya adalah kata sandang atau artikula, yaitu kata yang membatasi makna nomina. Kata sandang secara umum penempatan atau posisinya ada di depan kata lain, biasanya berupa kata benda. Contohnya seperti: sri, para, kaum. 

Kata sandang memiliki jenis tunggal, karena bentuknya semua tunggal tanpa imbuhan dan tanpa dampingan kata lainnya. Ketika ingin menjelaskan gelar misalnya, maka kata sandang adalah pilihan terbaik. 

Penjelasan lengkap cek Kata Sandang (‘Sang’, ‘Si’, ‘Yang’): Jenis, Penggunaan, Penulisan, Contoh

11. Partikel Penegas

Kelas kata yang terakhir adalah partikel penegas, yaitu kata yang berfungsi untuk menegakkan kata yang mendahuluinya. Dalam TBBBI terdapat 4 partikel penegas, yakni pun, -kah, -lah, dan -tah. 

Seberapa Penting Kelas Kata dalam Aktivitas Menulis?

Selain dalam bahasa Indonesia, kelas kata juga dikenal oleh bahasa lain di dunia, termasuk bahasa Inggris. Meskipun ada beberapa hal yang mungkin berbeda, akan tetapi secara umum memiliki kesamaan jenis dan fungsi satu sama lain. 

Lalu, seberapa penting sebenarnya pemahaman dan penggunaan kelompok kata dengan baik dan benar dalam menyusun karya tulis? Menulis berbeda dengan menyampaikan informasi secara lisan, yang ketika keliru bisa langsung dikoreksi saat itu juga. 

Karya tulis yang Anda susun yang kemudian terbit dan ada kesalahan dalam pemilihan kosakata dan kelompok kata bisa membuat makna rancu. Ketika sudah terlanjur terjadi tentu butuh proses panjang untuk mengatasinya. 

Misalnya jika penerbitannya ditarik, maka prosesnya lama dan memunculkan kerugian bagi pihak penerbit yang berimbas pula ke penulisnya. Menghindari hal tersebut, maka memahami kelas kata dan bagaimana aturan penggunaannya sangat penting. 

Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah arti penting atau manfaat dari penggunaan kelompok kata yang tepat dalam karya tulis: 

1. Memudahkan Penyampaian Ide ke Dalam Tulisan

Kelas atau kelompok kata sangat penting untuk dipahami dan digunakan dalam proses menulis. Salah satunya adalah untuk memudahkan Anda menyampaikan id abstrak dari kepala menjadi tulisan yang nyata dan bisa dibaca. 

Kelompok kata membantu menjelaskan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan hal-hal lain yang ingin disampaikan ke pembaca lewat karya tulis yang disusun. Sehingga pembaca bisa mengetahui ide tulisan yang Anda buat. 

Anda sebagai penulis pun merasa lebih mudah mencurahkan isi pikiran menjadi tulisan. Dalam kondisi ini, penguasaan kelompok kata membantu mengalirkan ide-ide tulisan sehingga naskah bisa lebih cepat diselesaikan. 

2. Struktur Kalimat Menjadi Lebih Jelas

Salah satu fungsi krusial dari kelompok kata adalah membangun struktur kalimat. Seperti penjelasan sekilas sebelumnya mengenai struktur SPOK. Ketika kelompok kata dipahami dengan baik dan tahu kapan harus digunakan. 

Maka seorang penulis mendapat kemudahan untuk membangun struktur kalimat yang sesuai dengan standar. Ketika berhasil dilakukan maka kalimat yang disusun akan menjadi kalimat yang efektif. 

Kalimat efektif inilah yang sering dijadikan standar utama dalam menilai kualitas suatu karya tulis, terutama karya tulis ilmiah. Sebab ketika kalimat yang dibuat tidak efektif maka maknanya menjadi tidak jelas dan tidak enak dibaca. 

Saat menyusun kalimat, pastikan juga kalimat sudah sesuai dengan syarat kalimat efektif. Ikuti tulisan berikut:

3. Makna Tulisan Jelas dan Tidak Membingungkan

Sejalan dengan penjelasan di poin sebelumnya, kelas kata mampu membantu penulis menyusun struktur kalimat dengan jelas dan sesuai ketentuan. Maka penguasaan terhadap jenis kelompok kata ini juga membantu memperjelas makna kalimat tersebut. 

Kalimat yang disusun tentu tidak bisa asal memilih kosakata dan kelompok kata untuk melengkapinya strukturnya. Perlu memperhatikan apa yang ingin disampaikan, perasaan yang dirasakan, data yang ingin dijelaskan seperti apa. Sehingga makna menjadi jelas dan tidak ada pembaca yang kebingungan. 

4. Karya Tulis Lebih Nyaman Dibaca dan Dipahami

Lewat penggunaan atau pemilihan kelas kata yang tepat, seorang penulis bisa memberi kepuasan bagi pembaca. Selain memastikan karya tulisnya bisa dipahami pembaca, juga enak dibaca. 

Pemilihan kelas kata yang tepat membangun kalimat yang efektif. Suatu kalimat efektif ketika dibaca akan memberikan rasa nyaman karena bisa langsung dipahami. Berbeda ketika kalimat tidak efektif dibaca, maka pembaca bisa saja pusing. 

Ketika terjun menjadi penulis, Anda tentu perlu memposisikan diri sebagai pembaca. Karya tulis yang dibuat perlu dibaca ulang dan menilai apakah mudah dipahami dan struktur kalimatnya sudah benar? Jika belum maka bisa segera diperbaiki. 

5. Membangun Ekspresi Kalimat dengan Jelas

Kelas kata atau kelompok kata juga bermanfaat untuk membangun ekspresi dalam kalimat yang ditulis. Ekspresi disini seperti menyusun kalimat berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato, atau yang lainnya. 

Sehingga isi dan tujuan dari kalimat tersebut disusun menjadi jelas dan memberi efek sesuai harapan kepada pembaca. Misalnya ketika menyusun teks dengan ekspresi penjelasan, maka bisa memberi penjelasan secara runtut dan rinci. 

6. Membantu Menjelaskan Sikap dengan Tepat

Kelas kata juga memiliki peran penting dalam membantu penulis membangun sikap atas kalimat yang disusun. Pada karya tulis ilmiah, sikap dalam kalimat di dalamnya memang cenderung kaku karena didominasi kalimat pasif. 

Namun ketika Anda menyusun karya tulis non ilmiah dengan adanya tokoh di dalamnya, misal pada novel. Maka penulis perlu menggambarkan apa yang dirasakan tokoh tersebut. 

Sikap tokoh ketika senang, bahagia, marah, dan sebagainya bisa ditunjukan kepada pembaca lewat pemilihan kosakata dan kelompok kata yang tepat. Kelompok kata bisa membantu membangun sikap tersebut dengan sangat baik.

Melalui penjelasan tersebut, tentu akan semakin memotivasi Anda untuk mempelajari kelas kata dengan lebih mendalam. Berhubung jenisnya beragam, maka bisa dimulai pelan-pelan sambil terus menulis agar lebih mudah diingat. 

Apakah Anda sudah menggunakan kelas kata dengan tepat dan menuliskannya dengan benar? Apabil ada penggunaan kata yang masih belum Anda pahami, silakan tulis pertanyaan di kolom komentar.

Beri tahu rekan penulis Anda tulisan ini agar semakin memahami kelas kata dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Cara Mengutip Hasil Wawancara dan Penulisan di Daftar Pustaka

Ada banyak sumber bisa dijadikan rujukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, termasuk wawancara. Seorang peneliti…

9 menit ago

Parafrase pada Pendapat Para Ahli, Boleh atau Tidak?

Melakukan parafrase pada pendapat para ahli masih menimbulkan pertanyaan di kalangan penulis karya ilmiah. Ada…

41 menit ago

Bolehkah Konjungsi di Awal Kalimat? Berikut Penjelasannya

Pernahkah mendapati penulisan konjungsi di awal kalimat? Dijamin pernah. Saat menuangkan isi pikiran dalam bentuk…

3 jam ago

Penulisan Satuan yang Benar (Berat, Panjang, Luas, Waktu, Jumlah)

Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…

5 hari ago

Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik

Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…

5 hari ago

6 Tips Visualisasi Data agar Mudah Dipahami Kalangan Pembaca

Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…

2 minggu ago