Jenis dan Penulisan Kata Sandang (‘Sang’, ‘Si’, ‘Yang’)

penulisan kata sandang

Kita tentu mengetahui bahwa setiap kata memiliki makna, akan tetapi ada satu jenis kata dalam Bahasa Indonesia yang tidak memiliki makna jika berdiri sendiri. Namun menjadi sebaliknya saat dipadukan dengan kata lain membentuk frasa maupun kalimat, yakni artikula atau kata sandang. 

Membahas dan memahami lebih dalam mengenai jenis kata yang masuk dalam kategori artikula ini tentu saja menarik. Bagi penulis, pemahaman tentang jenis kata ini bisa membantu menyusun kalimat dengan baik dan benar—efektif. 

Apa Itu Kata Sandang?

Dikutip melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sandang atau artikula memiliki definisi “artikel”. Apa artinya? Artinya, kata sandang adalah kata yang difungsikan sebagai pengiring yang mengambil kata-kata tertentu, sehingga makna selaras dengan kata benda yang diikutinya. 

Sementara itu, kata artikula memiliki definisi sebagai kata yang tidak memiliki arti atau makna khusus tertentu dan digunakan sebagai pengiring dari kata lainnya di dalam kalimat.

Jadi, bisa dipahami bahwa kata jenis ini akan menyatu dengan kata benda dalam sebuah frasa maupun kalimat. Dari definisi ini juga bisa dipahami bahwa artikula bukan jenis kata yang memiliki makna khusus. 

Ketika kata ini menjadi kata tunggal atau berdiri sendiri, maka akan sulit memahami maknanya. Lain halnya ketika dipadukan dengan kata benda dan diikuti oleh kata artikula tersebut. Maka akan membentuk sebuah makna. 

Meskipun secara tunggal tidak memiliki makna, akan tetapi penggunaan kata sandang sangat penting dalam menyusun kalimat yang efektif. Sehingga jenis kata ini tidak bisa diremehkan agar bisa menghasilkan kalimat yang punya makna jelas dan bisa dipahami. 

Pahami jenis kata lain:

Jenis Kata Sandang

Mengutip dari kumparan.com, dijelaskan bahwa dalam buku Relasi Bahasa Indonesia Dan Bahasa Hukum Indonesia Dalam Penyusunan Perjanjian dan Pembuatan Akta Notaris oleh Dr. H. Bachrudin, S.H., M.Kn. (2023: 104-108) setidaknya ada 10 jenis atau bentuk kata sandang dalam Bahasa Indonesia.

Berikut penjelasan dilengkapi dengan contoh penggunaan dalam frasa maupun kalimat: 

1. Sang 

Jenis pertama adalah kata sang yang umumnya digunakan untuk menyebut manusia, makhluk hidup lain, atau benda mati yang dianggap memiliki martabat tinggi. 

Namun, kata artikula ini juga sering digunakan untuk mengejek atau merendahkan martabat seseorang, makhluk hidup, maupun benda mati. Berikut contoh dalam beberapa kalimat: 

  • Sang Ratu sudah memberikan keringanan hukuman pada pengkhianat kerajaan. 
  • Sang Ratu Pamer ternyata sudah masuk ke kelas. (maksud mengejek) 

2. Sri 

Jenis kedua adalah kata sri, yang sering digunakan untuk menyertai nama seseorang yang memiliki gelar tinggi, seperti keturunan raja. Sehingga penulisannya dimulai dengan huruf kapital pada huruf pertama. Berikut contohnya: 

  • Sri Sultan Hamengkubuwono X ternyata masuk daftar 150 orang terkaya di Indonesia. 
  • Sri Sultan Hassanal Bolkiah masuk ke dalam daftar raja paling kaya di dunia, bersanding dengan raja dari Arab. 

3. Hang 

Berikutnya adalah kata hang yang sekarang mulai jarang bahkan tidak pernah lagi digunakan di Indonesia. Namun sering dijumpai pada karya sastra lama yang digunakan untuk menyebut seseorang yang dihormati atau dimuliakan. Contohnya: 

  • Sungguh berjasa sosok Hang Jebat, keberaniannya membela kaum Melayu.
  • Hang Tuah berada di rumah ibunya saat kebakaran terjadi. 

4. Dang 

Satu lagi kata sandang yang hanya dijumpai di karya sastra lama, yakni kata dang yang digunakan atau dikhususkan bagi wanita yang memiliki kehormatan. Contohnya: 

  • Dang Kiran memastikan untuk menerima pinangan Hang Rama.
  • Wajah Dang Nur memang diketahui sangat rupawan. 

5. Hyang

Berikutnya kata hyang yang digunakan untuk menyebut panggilan kepada Dewa dan Dewi. Dalam masyarakat Indonesia, kata sandang ini sering digunakan oleh umat Hindu. Contohnya: 

  • Umat Hindu sedang memohon keselamatan pada Hyang Widhi. 

6. Yang 

Berikutnya kata yang dimana sering dipakai untuk menggantikan nama Tuhan atau seseorang yang dimuliakan. Contohnya: 

  • Kita harus bersyukur pada Yang Maha Pengasih atas nikmat hari ini. 

7. Para 

Selanjutnya kata para yang digunakan untuk menyebut sekelompok manusia yang memiliki kesamaan dalam aspek tertentu. Misal sama dari segi jenis kelamin, kedudukan, dll. Contohnya: 

  • Para hadirin dipersilahkan untuk duduk. 

8. Kaum 

Jenis kata sandang berikutnya adalah kata kaum yang digunakan untuk menyebut kumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam golongan maupun pandangan.. Contohnya: 

  • Semua kaum Adam tentu paham yang dirasakan Riska. 

9. Umat 

Selanjutnya kata umat yang digunakan untuk sekelompok orang yang mempunyai kepercayaan atau keyakinan yang sama. Contohnya: 

  • Semua umat beragama di Indonesia diharapkan saling bertoleransi. 

10. Si 

Terakhir adalah kata si yang digunakan untuk penyebutan tokoh dalam cerita-cerita rakyat maupun dongeng. Dalam konteks masa kini, kata sandang ini juga bisa digunakan untuk menggantikan nama seseorang maupun makhluk hidup. Contohnya: 

  • Ibu sedang membacakan dongeng Si Kancil untuk adik. 
  • Si pembeli itu marah ke pemilik toko karena dicurangi. 

Kata yang Anda tulis sudah baku belum?

Penggunaan Kata Sandang yang Tepat

Kata sandang yang tidak memiliki makna jika berdiri sendiri, akan tetapi berbeda jika bersatu atau mengirimi kata lain. Kemudian membuat jenis kata ini istimewa. Lalu, seperti apa penggunaannya agar dikatakan tepat? Terdapat tiga fungsi dasar dari artikula, yaitu: 

1. Membentuk Kata Depan 

Penggunaan artikula yang pertama adalah untuk membentuk kata depan. Artinya, difungsikan untuk menyebut seseorang, makhluk hidup, dan sebagainya. Misalnya penggunaan kata sang dan si, diikuti nama atau penyebutan kata ganti nama seperti dia, mereka

2. Memberi Perbedaan atau Batas Kata 

Penggunaan kedua dari artikula adalah untuk memberi perbedaan atau batas kata sehingga maknanya jelas. Misalnya ketika menyebut “umat Islam”, maka kata “umat” digunakan untuk membatasi suatu pemeluk agama yang ditulis atau dibicarakan. 

3. Mengganti Kata Sifat Menjadi Kata Benda 

Penggunaan berikutnya adalah untuk menggantikan kata sifat menjadi kata benda. Contohnya seperti kata sandang “yang” dan “si”, dimana sering digunakan untuk tujuan ini. Seperti pada kalimat: Sepertinya ada yang bicara (meski tahu siapa yang berbicara, tapi sengaja tidak menyebut nama). 

Penulisan Kata Sandang

Setelah paham apa itu kata sandang dan bagaimana penggunaannya dalam menyusun kalimat, baik tertulis maupun disampaikan secara lisan. Maka untuk penulisan, memang ada beberapa aturan yang perlu dipahami dan acuannya adalah EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Berikut rangkumannya: 

  1. Ditulis terpisah dengan kata yang diikutinya. Contohnya:
    • Paket itu akhirnya dikembalikan ke alamat si pengirim.
    • Membeli barang yang cacat, si pembeli mengajukan komplain. 
  1. Huruf pertama ditulis kapital untuk mengiring kata yang bermakna Tuhan. Contohnya: 
    • Kita harus bersyukur kepada Sang Pencipta atas rejeki hari ini.
    • Pura itu dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa

Bagaimana jika kata sandang masuk ke dalam judul suatu karya tulis? Maka penulisannya mengikuti aturan yang sudah dijelaskan, yakni dipisah dari kata yang diiringi dan dimulai dari huruf kecil bukan kapital, kecuali untuk menyebut Tuhan dan nama orang atau tokoh. 

Jangan berhenti di ‘kata sandang’, ketahui juga penulisan yang benar berikut ini:

Bagaimana? Apakah ada penjelasan yang masih Anda bingungkan? Jika ada, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar.

Klik tombol Share dan bagikan artikel ini ke grup rekan Anda agar semakin paham penulisan kata sandang. Semoga bermanfaat!

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama