Promo Terbatas! ⚠️

Cetak buku diskon 35%, bonus tambahan eksemplar dan gratis ongkir se-Indonesia, MAU? Ambil diskon di sini!

Kepaduan Paragraf: Syarat, Unsur dan Contohnya

kepaduan paragraf

Dalam menyusun karya tulis, penulis tidak bisa lepas dari proses menyusun paragraf yang memenuhi unsur kepaduan paragraf. Kepaduan ini menjadi salah satu dari beberapa syarat agar paragraf tersebut menjadi baik dan benar. 

Kepaduan dalam paragraf adalah hal wajib. Salah satu tujuannya untuk memastikan makna atau pesan dalam tulisan dipahami oleh pembaca. Tidak terpenuhinya kriteria kepaduan akan membuat makna suatu paragraf menjadi samar atau bahkan sulit ditemukan pembaca. 

Menariknya, menyusun paragraf yang padu ternyata tidak selalu mudah. Apalagi jika Anda masih pemula dan belum terbiasa dalam menulis. Lalu, apa yang harus dilakukan agar paragraf tersebut padu? Berikut penjelasannya. 

Apa Itu Kepaduan Paragraf?

Menurut Gorys Keraf (1994), kepaduan paragraf adalah kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk paragraf tersebut. Paragraf yang padu membuat setiap kalimat memiliki hubungan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 

Gorys juga menjelaskan bahwa kepaduan menjadi salah satu syarat agar paragraf menjadi paragraf yang baik dan benar. Jika sudah baik dan benar, tulisan akan mudah dibaca dan dipahami. 

Kepaduan sering pula disebut dengan istilah koheren. Koheren menunjukkan setiap kalimat saling berkaitan dan fokus pada kalimat topik yang berisi gagasan utama (ide pokok). Jadi, kalimat yang menyusun paragraf harus serasi dan membentuk alur yang logis dan berurutan. 

Misalnya, jika gagasan utama membahas rumah nenek, kalimat penjelas yang memenuhi syarat kepaduan paragraf akan membahas seputar rumah nenek tersebut. Jadi, setiap kalimat saling berkaitan dan membangun penjelasan rinci mengenai rumah nenek sebagai gagasan utama. 

Baca Juga: Kohesif dan Koheren, Kunci Pembaca Paham Isi Buku

Pentingnya Kepaduan dalam Paragraf Suatu Naskah Buku

Kepaduan paragraf yang menjadi syarat agar paragraf bisa disebut benar. Namun, apa alasan kepaduan ini perlu dipenuhi? Kepaduan dalam paragraf memiliki banyak arti penting, diantaranya: 

1. Paragraf Enak Dibaca 

Kepaduan dalam paragraf bisa dipahami juga sebagai keserasian antarkalimat yang membangun suatu paragraf. Ketika kalimat satu dengan kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya serasi, isi paragraf akan enak dibaca. 

Hal tersebut dikarenakan alur kalimat jelas dan logis sehingga bisa diterima oleh akal para pembaca. Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk membaca suatu tulisan sampai akhir karena paragraf yang padu sudah tentu lebih enak dibaca dan membuat pembaca terus melanjutkan bacaannya. 

2. Paragraf Memiliki Makna 

Kepaduan paragraf memiliki arti penting untuk memberikan makna di dalam isi paragraf yang disusun. Susunan kalimat yang berurutan dan logis membuatnya bisa dibaca dan tentunya makna yang disampaikan penulis bisa sampai ke pembaca. 

Tanpa alur penyusunan kalimat yang baik, makna dari paragraf akan sulit dipahami. Sehingga, paragraf tidak bisa disusun dari beberapa kalimat yang dibuat dengan urutan acak tetapi harus memperhatikan urutan yang baik dan logis. 

Hal ini akan membantu paragraf tersebut memiliki makna. Pembaca akan lebih termotivasi dalam membaca suatu tulisan ketika di dalamnya ada makna atau pesan yang ingin disampaikan penulis. Pesan di sini tidak hanya pesan moral, tapi juga berbagai informasi dari penulis. 

3. Isi Paragraf Logis dan Mudah Dipahami 

Arti penting yang ketiga dari kepaduan paragraf adalah menjadikan isi paragraf logis sehingga mudah untuk dipahami. Susunan kalimat demi kalimat diatur alurnya agar tetap logis oleh penulis. 

Penyampaian gagasan utama melalui kalimat yang runtut seperti ini akan membuat pembaca mudah memahaminya. Berbeda ketik susunan kalimat tidak berurutan dan loncat-loncat. Maka pembaca seketika akan bingung dan menghentikan aktivitas membaca. 

Sama seperti ketika menyampaikan informasi atau bercerita secara lisan. Tentu apa yang disampaikan akan dipikirkan urutannya agar logis dan bisa dipahami. Penyampaian gagasan utama dalam tulisan pun demikian, maka syarat kepaduan wajib terpenuhi. 

Baca selengkapnya: 8 Tips agar Tulisan Mudah Dipahami

4. Isi Paragraf Fokus pada Gagasan Utama 

Kepaduan paragraf akan terpenuhi ketika susunan semua kalimat berurutan secara logis. Selain itu, inti dari setiap kalimat adalah berfokus pada gagasan utama. Sehingga, paragraf memenuhi syarat kesatuan, salah satu syarat paragraf yang baik. 

Kepaduan akan membantu suatu paragraf bisa lebih fokus pada gagasan utama karena penulis akan fokus menyusun kalimat yang menjelaskan gagasan utama. Kemudian setiap kalimat disusun dengan urutan yang tepat dan logis. 

5. Isi Paragraf Menyajikan Informasi Lengkap 

Sebagaimana yang dijelaskan di poin sebelumnya, kepaduan paragraf akan mendukung penyampaian informasi secara lengkap karena penulis memahami bahwa ia perlu menjelaskan gagasan utama dengan baik dan mendalam. 

Dengan demikian, pembaca bisa mendapatkan semua penjelasan yang dibutuhkan berkaitan dengan gagasan utama tersebut. Kepaduan membantu penulis untuk fokus pada tujuan ini dan bisa lebih mudah dicapai. 

Melalui penjelasan tersebut, Anda bisa memahami bahwa penulis yang mampu menyusun paragraf yang padu menunjukkan bahwa keterampilannya menulis sudah mumpuni. 

Penulis telah memiliki kemampuan menyusun kalimat dan merangkainya menjadi satu paragraf dengan urutan yang logis tetapi tetap fokus membahas gagasan utama. Hal tersebut membuat paragraf berisi informasi yang lengkap dan jelas agar mudah dipahami pembaca. 

Syarat Kepaduan Paragraf

Kepaduan paragraf bisa dibangun dengan baik apabila memenuhi 2 syarat berikut: 

1. Dibangun dengan Unsur Kebahasaan yang Tepat 

Dalam membangun kepaduan pada paragraf, seorang penulis perlu menambahkan unsur kebahasaan. Unsur ini sering disebut sebagai unsur kohesi yang berperan penting untuk menunjukkan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. 

Hubungan antarkalimat bisa dibangun dengan menambahkan kohesi berupa kata hubung atau konjungsi. Hal menarik pada proses membangun kepaduan dalam paragraf adalah ada lebih banyak kohesi bisa dipilih dan digunakan. 

Tidak hanya dengan menggunakan konjungsi melainkan bisa dengan melakukan repetisi, kata transisi, paralelisme, dan bisa juga menjelaskan pemerincian atau menyebutkan suatu rincian. Pemerincian dapat dilakukan dengan penomoran maupun dalam penjabaran teks. 

Konjungsi apa yang digunakan? Cek Konjungsi Antarkalimat, Jenis dan 80+ Contoh Kalimatnya

2. Perincian Diurutkan Secara Kronologis 

Syarat kedua untuk mampu membangun kepaduan paragraf adalah perincian diurutkan secara kronologis. Pemerincian ini bisa dipahami sebagai semua kalimat penjelas dalam paragraf yang disusun, dimana perlu diurutkan susunannya secara kronologis (urutannya baik dan benar). 

Menyusun kalimat secara berurutan akan membantu meningkatkan keterbacaan dan memudahkan pembaca memahami isi keseluruhan paragraf. Jadi, pastikan semua disampaikan secara berurutan dari awal sampai akhir, dari yang rendah ke tinggi, dan sejenisnya. 

Misalnya, pada saat menyusun paragraf berisi aktivitas harian. Maka idealnya dimulai dengan menjelaskan aktivitas di pagi hari ke sore hari atau malam hari. Jangan sampai urutannya terbalik karena bisa membuat pembaca bingung. 

Jika isi paragraf ingin menjelaskan urutan jenjang pendidikan yang ditempuh, Anda bisa mengurutkan dari jenjang paling bawah menuju jenjang di atasnya. Misalnya dari TK, SD, SMP, SMA, dan seterusnya sampai pendidikan terakhir yang diselesaikan. 

Unsur Kepaduan Paragraf

Membangun kepaduan paragraf identik dengan penambahan unsur kebahasaan. Unsur ini kemudian sering disebut sebagai unsur kepaduan dalam paragraf. Dikutip melalui website resmi Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA), dijelaskan ada 9 unsur kepaduan.

Berikut unsur kepaduan paragraf yang harus ada:

1. Konjungsi 

Unsur pertama yang bisa digunakan para penulis untuk memenuhi kepaduan dalam paragraf adalah menggunakan atau menambahkan konjungsi (kata hubung). Kata hubung disini bisa menunjukan kelanjutan maupun pertentangan. 

Penggunaan konjungsi adalah cara yang bisa disebut paling sederhana dan paling sering diprioritaskan penulis dalam memenuhi aspek kepaduan. Berikut adalah beberapa contoh kata hubung yang menunjukan kelanjutan: 

  • Kemudian, 
  • Sesudah itu, 
  • Setelah itu, 
  • Selanjutnya, 
  • Berikutnya,

Berikut adalah beberapa contoh kata hubung yang menunjukan pertentangan: 

  • Biarpun demikian, 
  • Meskipun demikian, 
  • Biarpun begitu, 
  • Meskipun begitu, 
  • Sekalipun demikian, 
  • Sungguhpun demikian, 
  • Sekalipun begitu, 
  • Sungguhpun begitu, 
  • Walaupun demikian, 
  • Akan tetapi, 
  • Walaupun begitu, 
  • Namun,
  • Tetapi, 
  • Akan tetapi, 

Jenis konjungsi atau kata hubung lain yang umum digunakan dalam membangun kepaduan adalah yang menjelaskan informasi tambahan. Seperti: 

  • Lebih lagi, 
  • Tambahan pula, 
  • Selain itu, 
  • Lagi pula. 

Pelajari selengkapnya :

2. Pronomina  

Unsur kedua dalam membangun kepaduan paragraf adalah menggunakan pronomina atau kata ganti. Kata ganti bisa digunakan untuk menyebut subjek maupun objek di dalam paragraf.

Kata ganti disini bisa dibagi menjadi dua, yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk. Berikut beberapa contohnya: 

  • Contoh kata ganti orang: Aku, saya, kami, dia, kamu, ia, beliau, mereka, kita, kalian, – nya. 
  • Contoh kata ganti penunjuk: Itu, ini, di sana, di sini, di situ, di seberang, dari sini, dari sana, tersebut, begini, begitu. 

Pelajari selengkapnya melalui Pronomina, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya.

3. Subtitusi 

Unsur ketiga yang membantu penulis dalam membangun kepaduan paragraf adalah menggunakan substitusi. Artinya, penulis bisa menggunakan kata atau frasa yang menggantikan suatu kata agar tidak monoton. 

Penyebutan kata dan frasa yang sama di kalimat berikutnya akan menunjukan hubungan antar kalimat yang padu. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan substitusi: 

  • Kata Jepang dapat diganti dengan Negeri Sakura atau Negeri Matahari Terbit 
  • Kata Covid-19 dapat diganti dengan Virus Corona 
  • Kata Universitas dapat diganti dengan perguruan tinggi, kampus, maupun institusi. 
  • Joko Widodo dapat diganti dengan Jokowi atau bisa juga dengan Presiden ke-7 RI. 

4. Elipsis 

Unsur keempat adalah elipsis, yaitu penghilangan kata yang sama berdasarkan pembahasan pada gagasan utama tidak perlu selalu ditulis ulang. Misalnya gagasan utama adalah sebuah subjek atau orang. 

Maka kalimat yang menjelaskan orang tersebut tidak selalu diawali dengan menyebut namanya. Berikut adalah contohnya: 

Maia Estianty adalah seorang musisi, aktris, dan pengusaha berkebangsaan Indonesia. Mulai dikenal publik sebagai salah satu penyanyi dari duo Maia dan sebelumnya dikenal sebagai mantan keyboardis dari duo Ratu.

Dalam contoh tersebut, subjek kalimat yakni Maia Estianty hanya disebut sekali. Pada kalimat kedua, nama subjek aslinya bisa disebut. Tapi kemudian dihilangkan sehingga terjadi tindakan elipsis.

5. Sinonimi

Unsur kelima adalah menggunakan teknik sinonimi atau menggunakan persamaan kata (sinonim). Jadi, ada penggantian kata yang berulang dan pengulangan ini digantikan dengan sinonimnya agar masih menunjukan hubungan dengan kalimat sebelumnya. 

Pembahasan lengkap tentang sinonim ini tak boleh Anda lewatkan:

6. Antonimi 

Unsur yang keenam dalam membangun kepaduan paragraf adalah menggunakan antonimi atau antonim. Langkah ini adalah kebalikan dari poin sebelumnya, karena akan menggunakan lawan kata. 

Pada beberapa konteks, menjelaskan hubungan kalimat satu dengan kalimat berikutnya bisa dengan menyebut lawan kata. Pembaca sudah pasti akan paham hubungan kedua kalimat pada saat menemukan antonim dari suatu kata di kalimat sebelumnya. 

7. Hiponimi 

Selanjutnya adalah menggunakan unsur kebahasaan hiponimi. Hiponimi yaitu menggunakan kata-kata umum dan khusus untuk menjelaskan hubungan antar kalimat. Misalnya, pada kalimat pertama menyebut “mawar” maka di kalimat kedua bisa memakai kata “bunga”. 

Prinsipnya mirip dengan mengganti kata, akan tetapi dengan pola umum ke khusus atau sebaliknya sesuai kebutuhan. Sehingga ada penyebutan subjek dan objek yang sama dan membuat pembaca memahami hubungan antar kalimat. 

8. Meronimi 

Unsur kedelapan dalam membangun kepaduan paragraf adalah menggunakan teknik meronimi. Meronimi adalah menggunakan kata-kata yang merupakan bagian dari makna keseluruhan. Berikut beberapa contohnya: 

  • Perempuan itu adalah dosenku. 
  • Badannya yang tinggi sangat cocok menjadi seorang model. 
  • Rambutnya yang panjang sangat terawat dengan baik.

9. Repetisi

Unsur yang kesembilan dan terakhir dalam membantu membangun kepaduan pada paragraf adalah melakukan repetisi. Artinya, penulis dapat menggunakan kata-kata yang diulang dari kata sebelumnya.

Mengulang kata yang sama, terutama berkaitan dengan subjek dan objek pada kalimat berikutnya. Akan mampu menunjukan hubungan dengan kalimat sebelumnya dan bisa disusun kronologis agar padu. 

Contoh Kepaduan Paragraf

Membantu lebih memahami kepaduan paragraf dan bagaimana cara membangun hal ini ketika menyusun karya tulis. Maka berikut adalah beberapa contoh yang bisa dipelajari dan dijadikan referensi: 

Contoh Kepaduan Paragraf 1

Logika adalah cabang filsafat yang menyelidiki kelurusan berpikir. Ada logika deduktif ada pula logika induktif . Walaupun keduanya sama-sama mengambil kesimpulan dari premis, tetapi kesimpulan pada logika deduktif lebih sempit daripada logika induktif. Pada logika deduktif, penalaran bergerak dari hal-hal umum (universal) ke hal-hal yang khusus (partikular). Sebaliknya, pada logika induktif, penalaran bergerak dari khusus ke umum karena dimulai dengan pengalaman.

Contoh Kepaduan Paragraf 2

Seperti yang telah diketahui banyak orang saat ini bahwa daun kelor memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan sayur, karena duun ini memiliki kandungan vitamin dan mineral yang sangat tinggi. Manfaat yang lain bisa digunakan sebagai bahan obat-obatan terhadap penyakit yang ada di dalam tubuh. Selain itu, daun kelor juga bermanfaat untuk mempercantik kulit.

Contoh Kepaduan Paragraf 3

Taman Titik Nol Yogyakarta keindahannya berkurang. Di kanan dan kiri bangku taman terdapat sampah berserakan. Selain itu, bau tidak enak tercium dari tempat ini. Banyak pengamen dan anak jalanan yang menambah buruk pemandangan.

Contoh Kepaduan Paragraf 4

Bina Nusantara (Binus) adalah universitas yang baik. Dalam sistem peringkat QS 2019, institusi ini berada di posisi nomor delapan di bawah universitas-universitas terkenal di Indonesia seperti Universitas Indonesia dan ITB (Citation). Di samping itu, di tahun 2015, Kopertis III memberikan perhargaan universitas terbaik di Binus untuk tujuh kategori (Citation). Universitas juga mendapatkan pengakuan masyarakat yang ditandai dengan semakin banyaknya mahasiswa yang bergabung.

Itulah penjelasan mengenai apa itu kepaduan paragraf dan aspek lain yang berkaitan dengan salah satu syarat paragraf yang baik ini. Jika sudah paham maka bisa mencoba rutin menulis agar pemahaman ini tidak luntur begitu saja. Sebab menulis termasuk keterampilan praktek bukan teori. 

Apakah keempat contoh paragraf di atas telah membantu? Sampaikan pendapat Anda melalui kolom komentar, ya.

Jangan lupa bagikan informasi kepaduan paragraf ini ke rekan penulis lain agar pesan atau isi karyanya tersampaikan dengan baik. Semoga bermanfaat!

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Komentar ditutup.