Daftar Isi
Kesalahan Penulisan Kata Baku – Sebagai penulis, salah satu kesalahan yang sering dilakukan yakni dalam penulisan kata baku. Ya, di dalam bahasa Indonesia sendiri ada banyak bahasa yang sering digunakan. Tidak hanya bahasa daerah namun juga bahasa-bahasa gaul untuk kebutuhan chat, ngobrol, dan sebagainya.
Kebiasaan tersebut terkadang terbawa sampai kita menulis suatu karya tulis yang bersifat baku. Di mana penggunaan kata-nya harus baku. Untuk mengetahui apakah kata yang teman-teman tulis atau ucapkan sudah baku bisa dilihat melalui KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Kalian bisa melihatnya secara daring atau melalui KBBI yang berbentuk buku. Jika kata yang ditulis atau diucapkan terdapat dalam KBBI maka sudah dipastikan bahwa kata tersebut adalah kata baku.
Sedangkan kata tidak baku, tidak terdapat dalam KBBI. Hal ini karena kata tidak baku biasanya dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing.
Meski sering digunakan saat mengirim pesan kepada sahabat, kata tidak baku tidak boleh digunakan dalam penulisan pesan yang bersifat resmi atau formal.
Bahkan, tidak sedikit dari kita yang tidak mengetahui penulisan yang benar dan salah seperti apa karena sudah kebiasaan, atau sekadar ikut-ikutan. Kira-kira, penulisan bahasa Indonesia apa saja sih yang sering salah tulis? Apakah kamu sering melakukannya juga?
Simak penjelasan apa itu kata baku, fungsi, macam-macam, serta kesalahan penggunaan kata baku pada artikel di bawah ini.
Pengertian Kata Baku
Pengertian kata baku adalah kata yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah yang dibakukan.
Berikut pengertian kata baku menurut para ahli:
1. Kosasih dan Hermawan
Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa EYD, tata bahasa baku, dan kamus.
2. Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kata baku adalah pokok utama atau tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
Selain itu penggunaan kata baku ini harus benar-benar dipastikan sebelum memilih suatu kata yang akan digunakan. Sebab kata baku telah disesuaikan dengan kaidah tertentu seperti penggunaan huruf, arti, ataupun ejaan tertentu. Salah dalam menulis kata baku otomatis kata tersebut bisa bersifat tidak baku.
Baca Juga: Rapi Atau Rapih? Ini Penulisan Yang Benar
Ciri-Ciri Kata Baku
Setelah memahami pengertian kata baku, mengenal ciri-ciri kata baku juga penting dilakukan. Ciri-ciri kata baku ini bisa dikenali mudah dengan beberapa cirinya. Adapun ciri-ciri kata baku sebagai berikut yang dapat kalian kenali mudah. Ciri-ciri kata baku:
- Kata baku tidak dipengaruhi bahasa daerah.
- Kata baku tidak dipengaruhi bahasa asing.
- Kata baku bukan merupakan kata rancu.
- Kata baku biasanya tidak digunakan untuk percakapan sehari-hari.
- Kata baku tidak mengandung arti pleonasme atau penggunaan unsur berlebihan dalam kalimat.
- Kata baku tidak mengandung hiperkorek atau pembetulan kata yang justru membuatnya tidak baku.
- Kata baku digunakan sesuai dengan konteks kalimat.
- Kata baku menggunakan imbuhan secara tersurat atau eksplisit.
- Kata baku bentuk tetap dan tidak berubah sesuai kaidah yang ditentukan.
- Kata baku biasanya dipakai untuk pesan atau tulisan yang bersifat formal atau resmi.
Penggunaan Kata Baku yang Baik dan Benar
Penggunaan kata baku lebih sering dipakai sebagai kata atau pesan bersifat resmi dan formal. Sejumlah pesan dan tulisan yang bersifat formal tersebut terbagi dalam beberapa jenis dan bentuk.
Adapun penggunaan kata baku dalam pesan resmi dan formal sebagai berikut:
- Kata baku digunakan dalam tulisan berbentuk karya ilmiah.
- Kata baku digunakan dalam pesan surat menyurat resmi dan formal.
- Kata baku digunakan dalam pesan surat antar lembaga, organisasi, instansi, atau perusahaan.
- Kata baku digunakan untuk menulis surat lamaran pekerjaan.
- Kata baku digunakan sebagai pesan untuk berpidato serta rapat dinas.
- Kata baku digunakan untuk diskusi atau musyawarah dan acara resmi lainnya.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang ada. Kata tidak baku juga memiliki ejaan yang tidak sesuai dengan KBBI.
Kata tidak baku biasanya muncul karena adanya kebiasaan menggunakan sebuah kata yang “salah” baik dalam penulisan maupun pengucapan. Karena faktor kebiasaan dan tidak pernah diperbaiki, maka kata tidak baku tersebut menjadi “ada” dan akhirnya sering digunakan.
Baca Juga: Cara Penulisan Judul Buku Yang Benar dan Menarik – Kupas Agar Laris
Kesalahan Penggunaan Kata Baku yang Sering Terjadi
Meski terlihat sepele, kesalahan dalam menulis kata baku masih sering terjadi. Kesalahan dalam penulisan baku memang sepele, tapi ketika hal tersebut terus menerus dilakukan bukan tidak mungkin reputasi tulisanmu dipertanyakan.
Sebenarnya kesalahan penulisan kata baku dapat kita temui di tempat umum dan ada disekitar kita. Kesalahan penulisan kata baku biasanya disebabkan karena dua hal, kesalahan dalam penulisan kata atau kesalahan dalam tanda baca.
Supaya lebih jelas, berikut contoh kesalahan kata baku di tempat umum:
1. Kesalahan dalam Penulisan Kata
a. Penulisan Pijet Urat
Mungkin di sekitar rumahmu masih menemui tulisan seperti ini, ya? Dikutip dari jurnal Muji Endah Palupi, ia menjelaskan bahwa kesalahan dalam penulisan kata baku masih sangat sering ditemui pada media iklan seperti papan pijat seperti ini.
Dalam iklan tersebut mestinya ditulis “Terima Pelayanan Pijat dan Praktik Pengobatan Alternatif”. Dengan perbaikan dan penambahan kata tersebut, pelanggan yang datang dapat lebih percaya dengan pelayanan yang diberikan.
Ketidakbakuan pada kata di atas menunjukkan bahwa pembuat iklan tersebut tidak paham betul dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Papan iklan ini banyak ditemukan di jalan umum, banyak orang yang tidak peduli akan hal ini, tetapi untuk pemerhati bahasa ini merupakan hal yang memprihatinkan. Semoga saja pembuat papan iklan tersebut segera membetulkannya.
Kata Tidak Baku | Kata Baku |
Pijet urat, pengobatan alternatif | Pijat |
b. Penulisan Praktik Dokter
Kesalahan penulisan kata baku juga dapat kita temui pada media iklan praktek dokter. Pemakaian kata “praktek, Senen, dan Jum’at” merupakan kata tidak baku dari kata “praktik, Senin, dan Jumat”. Sebagaimana yang dimuat dalam buku PUEBI, bahwa kata-kata tersebut mesti ditulis baku. Sebab dengan penulisan kata-kata yang benar, niscaya pasien yang akan datang ke praktik dokter akan semakin percaya, bahwa dokter itu tidak hanya mahir dalam medis, tetapi juga mahir dalam berbahasa.
Hal itu merupakan kelebihan bagi dokter itu, karena seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa bahasa Indonesia sebenarnya mudah dipelajari, sebab ini adalah bahasa resmi bangsa Indonesia, tetapi semua itu berpulang kepada si empunya urusan yang mengiklankan jasanya untuk orang lain. Jasa yang ditawarkan semestinya sesuai yang tertulis di papan iklan, kepercayaan konsumen menjadi titik awal majunya suatu usaha yang dilakukan oleh pembuat iklan.
Kata Tidak Baku | Kata Baku |
Praktek | Praktik |
Senen dan Jum’at | Senin dan Jumat |
c. Penulisan Kata Reparasi dan Reparatur
Dari gambar di atas kita dapat melihat ada kesalahan penulisan kata baku pada tulisan refarasi. Tampak kata “refarasi, dan felitur” merupakan kata tidak baku dari kata “reparasi, dan pelitur”. Dapat dipastikan pembuat iklan jasa tersebut berasal dari daerah Jawa Barat. Di mana, huruf “p” diucap “f” dan huruf “f” dibaca “p”.
Sudah mestinya papan iklan tersebut merujuk pemakaian kata yang baik dan benar, sebagaimana yang terdapat dalam KBBI edisi terbaru serta PUEBI sebagai pedoman berbahasa Indonesia.
Dalam kultur bahasa daerah, tepatnya dalam bahasa Sunda, huruf “p” dilafal “f” begitu sebaliknya huruf “f” dilafal “p”, contoh kata “fitnah” diucap “pitnah”, lalu kata “pendaftaran” diucap “fendaptaran”. Mungkin itu beberapa kata yang ditemukan dalam kultur bahasa Sunda. Tetapi selama pelafalan dan pengucapan tersebut mengandung makna jelas dalam bahasa Indonesia, sudah pasti kata tersebut diterima.
Kata Tidak Baku | Kata Baku |
Menerima Refarasi anyam rotan dan felitur | Menerima reparasai anyam rotan dan pelitur |
Baca Juga: Teknik Menulis : Ini Tata Cara Penulisan Huruf Yang Baik dan Benar
2. Kesalahan Penulisan Penggabungan Kata
Kesalahan ini biasanya terjadi karena kurang pahamnya masyarakat akan kata sambung. Mana kata sambung yang harusnya dipisah dan mana yang tidak. Berikut contoh-contoh yang biasa ditemui.
a. Penulisan Kata Dikunci
Pada konteks tabel di atas kata “kunci” merupakan verba atau kata kerja. Di mana preposisi atau kata depan harus digabung dengan verba sehingga menjadi bentuk kalimat pasif “dikunci”. Lalu, kata “luar” bukanlah nomina, tetapi merupakan keterangan tempat, jadi harus terpisah dari preposisi, dan tidak terlihat sebagai verba yang dipasifkan. Terkadang fungsi aktif dan pasif bisa saja tertukar dalam pemakaiannya.
Dalam konteks kalimat aktif, subyek berperan aktif karena terdapat predikat, sedangkan dalam konteks kalimat pasif, subyek menjadi pelaku atas yang telah diperbuat. Perlu kecermatan dalam menempatkan fungsi kalimat tersebut. Serta, perlu diperhatikan pula di mana penggunaan kelas kata yang tepat dalam bahasa Indonesia.
Hal ini adalah kebalikan dari kasus sebelumnya, di mana kesalahan penempatan preposisi. Hal ini bisa berakibat fatal bagi orang yang membacanya. Orang tersebut dapat mengalami multitafsir, apakah itu termasuk nomina atau verba. Maka dari itu, pembuat iklan jasa harus betul-betul peka terhadap kelas kata yang digunakan agar orang bisa memahaminya dengan saksama.
Salah | Benar |
Helm Anda mohon di kunci, kehilangan diluar tanggung jawab kami | Helm Anda mohon dikunci, kehilangan di luar tanggung jawab kami |
b. Penulisan Kata Dilarang
Tulisan larangan merokok biasanya ditemui pada area yang harus steril dari api, karena jika tidak bisa menyebabkan kebakaran. Sayangnya masih saja ada kesalahan dalam penulisan yang sebenarnya bertujuan sebagai imbauan ini.
Kata “Di larang” atau dengan preposisi terpisah menjadi verba ini tidak sempurna, maka dari itu kata ini harus digabung antara preposisi dan verba agar menjadi pasif, sehingga orang tidak nampak taksa (ambigu) akan imbauan tersebut.
Dapat dilihat bahwa kata “larang” merupakan verba intransitif yang harus digabung dengan preposisi “di”, sehingga menjadi pasif. Kata tersebut jelas memberitahu kepada orang atas imbauan yang harus dipatuhi oleh semua orang. Hal ini harus menjadi peringatan untuk pembuatnya agar lebih mengerti bahasa penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Salah | Benar |
DI LARANG MEROKOK NO SMOKING | Dilarang Merokok NO SMOKING |
Baca Juga: 15 Macam Tanda Baca: Penggunaan, Fungsi, Contoh dan Cara Penulisan
Contoh Kesalahan Penggunaan Kata baku dan Pembenarannya
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Baku | Kata Tidak Baku |
aberasi | abrasi |
absorpsi | absorsi |
adab | adap |
adhesi | adesi |
adibusana | adi busana |
adidaya | adi daya |
auditorium | aditorium |
administrator | admin |
advokat | adpokat |
azan | adzan |
afdal | afdol |
agamais | agamis |
ajek | ajeg |
adjektif | ajektif |
aktivitas | aktifitas |
aktual | aktuil |
analisis | analisa |
antre | antri |
aparat | aparatur |
asas | azas |
balig | baligh |
balsam | balsem |
banderol | bandrol |
bungker | bangker |
baka | baqa |
barzakh | barzah |
batalion | batalyon |
baterai | baterei |
batil | bathil |
bazar | bazaar |
blangko | belangko |
blender | belender |
bumper | bemper |
bengkuang | bengkoang |
benzol | bensol |
beterbangan | berterbangan |
bayangkara | bhayangkara |
bus | bis |
biseps | bisep |
bolpoin | bolpen |
cabai | cabe |
kafetaria | cafetaria |
capcai | cap cai |
capai | cape |
capai | capek |
katering | cathering |
cendekia | cendikia |
cengkih | cengkeh |
cengkeram | cengkram |
cengkerama | cengkrama |
sentigram | centigram |
sentimeter | centimeter |
sentral | central |
klor | chlor |
cedera | cidera |
cenderamata | cinderamata |
kles | clash |
klien | clien |
klab | club |
cokelat | coklat |
dai | da’i |
dakwah | da’wah |
debit | debet |
debitor | debitur |
deviasi | defiasi |
dekret | dekrit |
deodoran | deodorant |
depot | depo |
deputi | deputy |
desain | design |
dispenser | despenser |
distilasi | destilasi |
detail | detel |
detergen | deterjen |
detail | detil |
dividen | deviden |
darma | dharma |
zuhur | dhuhur |
diagnosis | diagnosa |
donatur | donator |
ekshibisi | eksibisi |
eksem | eksim |
ekspor | eksport |
ekstrem | ekstrim |
ekuivalen | ekwivalen |
elektrode | elektroda |
elips | elip |
elite | elit |
enjin | engine |
ensiklopedia | ensiklopedi |
epos | ephos |
episode | episod |
ekuivalen | equivalen |
esens | esen |
esens | esense |
esai | essai |
etanol | ethanol |
ekspor | export |
faksimili | facsimil |
paham | faham |
vak | fak |
faksimili | faksimil |
vaksinasi | faksinasi |
vakum | fakum |
valid | falid |
familier | familiar |
pamflet | famplet |
fakih | faqih |
farmakope | farmakop |
vas | fas |
faksimili | faximil |
feri | ferri |
filsuf | filosof |
formal | formil |
fotokopi | foto copy |
galaktosa | galaktose |
galeri | galery |
geladi bersih | geladi resik |
genealogi | geneologi |
jenius | genius |
genting | genteng |
gap | gep |
kepok | gepok |
geiser | geyser |
gaib | ghaib |
gips | gip |
glamor | glamour |
gelondong | glondong |
glosarium | glosary |
glaukoma | glukoma |
glukosa | glukose |
gua | goa |
guncang | goncang |
gerebek | grebek |
gereget | greget |
gerendel | grendel |
griya | gria |
gudeg | gudek |
hadis | hadist |
hakikat | hakekat |
hal-hal | hal-ihwal |
andal | handal |
hafal | hapal |
hektare | hektar |
embus | hembus |
empas | hempas |
heterogen | hetrogen |
hidraulis | hidrolis |
higiene | higiena |
imbau | himbau |
impit | himpit |
ingar-bingar | hingar-bingar |
hipermetropia | hipermetri |
hipotesis | hipotesa |
hipotek | hipotik |
hipovitaminosis | hipovitaminose |
hierarki | hirarki |
hieroglif | hiroglif |
isap | hisap |
himne | hymne |
iktibar | i’tibar |
iktikaf | i’tikaf |
ibtidaiah | ibtidaiyah |
idah | iddah |
ideal | idial |
ideologi | idiologi |
ikhlas | ihlas |
ijazah | ijasah |
izin | ijin |
ihwal | ikhwal |
ikhlas | iklas |
ilusi | illusi |
impor | import |
inkognito | incognito |
inkam | income |
influenza | influensa |
inframerah | infra merah |
infus | inpus |
insting | instink |
intelijen | inteligen |
intens | inten |
jagat | jagad |
jahiliah | jahiliyah |
zaman | jaman |
jip | jeep |
jajar | jejer |
jamaah | jemaah |
jenderal | jendral |
genius | jenius |
jip | jep |
jerapah | zarafah |
jujitsu | jiujitsu |
joging | jogging |
join | joint |
jorjoran | jor-joran |
jubileum | jubilum |
junktur | jungtur |
juz | jus |
kakbah | ka’bah |
kakbah | kaabah |
karburasi | kaburasi |
karburator | kaburator |
kacamata | kaca mata |
kedaluwarsa | kadaluwarsa |
kaidah | kaedah |
kafah | kaffah |
kayangan | kahyangan |
kaleidoskop | kaleidioskop |
kalkarium | kalkarim |
kemboja | kamboja |
kamerawan | kameraman |
kamerawan | kameramen |
kamuflase | kamuplase |
kanguru | kangguru |
kantong | kantung |
kaus | kaos |
kasip | kasep |
kategori | katagori |
kuitansi | kwitansi |
lazim | lajim |
lamtaragung | lamtorogung |
lafal | lapal |
lazim | lasim |
laskar | lasykar |
leveransir | laveransir |
leding | ledeng |
legalisasi | legalisir |
lemari | almari |
lembap | lembab |
leukemia | leukimia |
linear | linier |
litoral | literal |
lubang | lobang |
lobi | loby |
zhuhur | lohor |
lokalisasi | lokalisir |
longmars | long march |
lusin | losin |
maaf | ma’af |
mag | maag |
mazhab | madzab |
mafhum | mafum |
magrib | maghrib |
magnet | mahnet |
maizena | maisena |
mak comblang | makcomblang |
makhdum | makdum |
makroekonomi | makro ekonomi |
malapraktik | malpraktek |
mampat | mampet |
manajer | manager |
mandek | mandeg |
mangkuk | mangkok |
manuskrip | manuskrif |
maraton | marathon |
margarin | margarine |
marginal | marjinal |
emas | mas |
nazar | nadzar |
napas | nafas |
nakhoda | nahkoda |
tampak | nampak |
nasihat | nasehat |
nanas | nenas |
neokolonialisme | neo-kolonialisme |
netralisasi | netralisir |
neto | netto |
nifas | nipas |
nomor | nomer |
nonaktif | non aktif |
notula | notulen |
auditorium | oditorium |
ukulele | okulele |
omzet | omset |
gongseng | ongseng |
apostrof | opostrop |
oranye | orange |
orkestra | orchestra |
organisasi | organisir |
orisinal | orisinil |
orkestra | orkhestra |
gongseng | oseng-oseng |
osmose | osmosis |
autentik | otentik |
pedepokan | padepokan |
paderi | padri |
palm | palem |
pamflet | pamfelet |
pancaindera | panca indra |
penembahan | panembahan |
pankreas | pangkreas |
vanili | panili |
paradoks | paradox |
parogog | paragoge |
paramedis | paramedik |
parasut | parasit |
pasfoto | pas photo |
pascapanen | pasca panen |
paspor | pasport |
paten | patent |
paviliun | pavilyun |
Februari | Pebruari |
pedas | pedes |
pelihara | peliara |
perajin | pengrajin |
peduli | perduli |
Filipina | Philipina |
foto | photo |
fotokopi | photo copy |
pelihara | piara |
peranti | piranti |
pemirsa | pirsawan |
flat | plat |
pelesetan | plesetan |
pelesir | plesir |
peleton | pleton |
pelintir | plintir |
folio | polio |
radioaktif | radio aktif |
razia | rajia |
ranking | rangking |
ransel | rangsel |
lafal | rapal |
rapi | rapih |
rapor | raport |
rapor | rapot |
razia | rasia |
rasional | rasionil |
realisasi | realisir |
Rabu | Rebo |
rezim | regim |
rezeki | rejeki |
rakaat | rekaat |
rekrut | rekruit |
relief | relif |
renaisans | renaisan |
ranking | rengking |
reptilia | reptil |
reservoar | reservoir |
risiko | resiko |
respons | respon |
restoran | restauran |
resume | resum |
rematik | reumatik |
rezeki | rezki |
rida | ridho |
real | riil |
relai | rilai |
syahadat | sahadat |
syahid | sahid |
sakaguru | saka guru guru |
sakelar | saklar |
sambal | sambel |
sengkalan | sangkalan |
sajak | sanjak |
Sanskerta | Sansekerta |
saus | saos |
suplemen | saplemen |
seriawan | sariawan |
satai | sate |
skor | score |
musabab | sebab-musabab |
sediakala | sedia kala |
sein | seign |
sekadar | sekedar |
skolastik | sekolastik |
skor | sekor |
saksama | seksama |
sekte | sekta |
sektarian | sekterian |
eskadron | sekuadron |
sekular | sekuler |
selektivitas | selektifitas |
silinder | selinder |
selulosa | selulose |
semenda | semanda |
sembrana | sembrono |
semadi | semedi |
swipoa | sempoa |
sein | sen |
senapati | senopati |
sinse | sense |
sentosa | sentausa |
sentimental | sentimentil |
sentral | sentra |
sepatbor | sepakbor |
spanduk | sepanduk |
spesial | sepesial |
spesies | sepesies |
spionase | sepionase |
spiritus | sepiritus |
spons | sepon |
seprai | seprei |
serbaneka | serba aneka |
suling | seruling |
serunai | seruni |
servis | service |
stanza | setansa |
setrika | seterika |
striker | setriker |
seyogianya | seyogyanya |
saf | shaf |
salat | shalat |
sampo | shampo |
syekh | she |
syogun | shogun |
salat | sholat |
sein | sign |
silakan | silahkan |
silaturahmi | silaturohmi |
simpel | simple |
sinagoge | sinagog |
sindrom | sindrome |
sinkop | sinkope |
sengse | sinse |
sintesis | sintesa |
syirik | sirik |
sirene | sirine |
sirup | sirop |
sistem | sistim |
ziter | sitar |
ziter | siter |
Syiwa | Siwa |
skolastik | skholastik |
sekop | skop |
skor | skore |
skors | skorsing |
ski | sky |
slang | slank |
selendro | slendro |
slang | sleng |
slang | slenk |
silinder | slinder |
smes | smash |
sahabat | sobat |
sedekah | sodakoh |
sofbal | sofball |
sahib | sokhib |
sakaguru | soko guru |
solenoide | solenoid |
sombrero | sopmberero |
serban | sorban |
surga | sorga |
sosiodrama | sosio drama |
suvenir | souvenir |
spageti | spagheti |
spesial | special |
spesies | species |
spiritual | spirituil |
spons | spon |
sepur | spor |
sprin | sprint |
sepur | spur |
srek | sreg |
serigala | srigala |
setagen | stagen |
stan | stand |
standar | standard |
standardisasi | standarisasi |
standar | standart |
stanza | stansa |
starter | stater |
stereotip | stereotipe |
stiker | sticker |
setip | stip |
setir | stir |
stok | stock |
striker | stricker |
setrip | strip |
subbab | sub bab |
subbagian | sub bagian |
subkontraktor | sub kontraktor |
subtropik | sub tropik |
subunit | sub unit |
subsider | subsidair |
substansi | subtansi |
substitusi | subtitusi |
subjek | subyek |
sweter | suiter |
sukacita | suka cita |
sop | sup |
supremasi | supermasi |
sopir | supir |
surah | surat |
survei | survai |
susastra | susastera |
sutera | sutra |
swasembada | swa sembada |
syafaat | syafa’at |
sah | syah |
sahdu | syahdu |
syahid | syahit |
saraf | syaraf |
syariat | syareat |
siar | syi’ar |
sirup | syrup |
syubhat | syubat |
surga | syurga |
tablig | tabligh |
setagen | tagen |
takhta | tahta |
takzim | takjim |
tamsil | tamzil |
tanker | tangker |
tapai | tape |
taplak | tapelak |
tetapi | tapi |
tarkhim | tarkim |
tata niaga | tataniaga |
tobat | taubat |
taoge | tauge |
teladan | taulada |
tawakal | tawakkal |
taksi | taxi |
tim | team |
teknik | tehnik |
tekad | tekat |
tokek | tekek |
telur | telor |
tenteram | tentram |
teoretis | teoritis |
terima kasih | terimakasih |
telanjur | terlanjur |
telantar | terlantar |
telentang | terlentang |
torpedo | terpedo |
tes | test |
teater | theater |
tesis | thesis |
tiket | ticket |
mentimun | timun |
tip | tips |
toleransi | tolerir |
tur | tour |
turis | touris |
turnamen | tournamen |
tradisional | tradisionil |
tipe | type |
ujian ulang | ujian ulangan |
ultramodern | ultra modern |
vakum | vacum |
vampir | vampire |
vanili | vanilli |
varietas | varitas |
vegetaris | vegetarian |
vermak | vermaks |
vinyet | vignet |
vila | villa |
yudikatif | judikatif |
yudisial | judisial |
judo | yudo |
junior | yunior |
yurisdiksi | jurisdiksi |
jujitsu | yuyitsu |
zamzam | zam-zam |
jerapah | zerafah |
zigot | zigote |
zig-zag | zigzag |
zona | zone |