Cara Membuat Buku

10 Kriteria Buku Ajar Agar Tidak Membosankan

Anda barangkali sering mendengar tentang istilah buku ajar bukan? Ternyata penulisan buku ajar tidak dapat diterbitkan dengan berbagai cara. Seperti yang dipaparkan oleh Greene dan Petty, setidaknya ada kriteria buku ajar baik dan yang disarankan.

Berikut 10 kriteria buku ajar yang disarankan:

1. Menarik Perhatian

Kriteria buku ajar yang baik yang paling utama adalah menarik perhatian. Minimal menarik perhatian pembaca menjadi salah satu kunci dasar. Siapa yang akan tertarik dengan isi buku, jika tidak menarik perhatian.

Sebenarnya tidak hanya dikhususkan untuk buku ajar, tetapi juga berlaku untuk jenis buku yang lain. Coba perhatikan, penulisan buku fiksi maupun penulisan buku nonfiksi seperti buku motivasi ataupun buku yang mengasah ketrampilan, beberapa jenis buku tersebut bisa diterbitkan karena memiliki daya tarik tersendiri.

Sebagai contoh sederhana, buku novel. Ada daya tarik yang disematkan di dalam buku novel. Sehingga menjadikan pembaca ikut terbawa, dan ketika membaca seolah-olah ikut merasakan apa yang disampaikan oleh penulisnya. Cara dalam menarik perhatian semacam inilah yang juga perlu dipelajari oleh seorang penulis buku ajar.

2. Memotivasi

Seperti yang dipaparkan di poin pertama, bahwa daya tarik menjadi hal terpenting setiap kali menulis buku ajar. Maka, kriteria buku ajar yang kedua penulis mampu memberikan motivasi kepada pembaca, lewat materi buku ajar yang disampaikan.

Penulis buku setidaknya memiliki ketrampilan dibidang ini. Mengingat buku ajar dari segi konteks isi dan aturan penulisan berpacu pada kurikulum dan rencana pembelajaran, maka wajar jika penulisan buku ajar cenderung kaku. Padahal, kita tahu bahwa buku ajar mampu memotivasi peserta didik untuk belajar dan mempelajari.

3. Adannya Ilustrasi yang Menarik

Agar tidak terkesan terlalu formal, maka tidak ada salahnya selama proses penulisan diperlukan adannya ilustrasi. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa ilustrasi di dalam buku ajar ternyata cukup efektif memberikan pemahaman kepada peserta didik.

Kita tahu bahwa setiap peserta didik memiliki keterbatasan dan metode belajar yang berbeda-beda bukan? Ada tipe anak yang lebih mudah belajar secara audio, ada yang visual, ada pula yang menggabungkan diantara keduanya, yaitu audio-visual. Jadi, cukup dengan menambahkan ilustrasi, tentu sangat membantu peserta didik dalam menangkap pesan yang penulis sampaikan.

4. Mempertimbangan Aspek LInguistik

Hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis buku ajar adalah memperhatikan aspek linguistik. Kelihatannya sepele, namun penggunaan yang tidak tepat sasaran akan mempersulit pembaca untuk memahaminya. Oleh sebab itu, penting kiranya untuk menuliskan buku ajar dengan cara mempertimbangkan aspek linguistiknya.

5. Saling koherensi

Kriteria buku ajar yang kelima, buku wajib ditulis saling berhubungan dan saling terkait satu sama lain. Maksudnya, penulisan buku ajar dari bab satu ke bab yang lainnya saling terkait dan masih satu tema. Dari bab pertama hingga bab akhir, ada keterkaitan. Adapun cara agar penulisan lebih tepat sasaran, yaitu cukup dengan membuat perencanaan materi atau bahan yang hendak ditulis. Karena, bagaimanapun juga tanpa adannya persiapan dan pengulasan materi secara menyeluruh sulit untuk menciptakan koherensi antar bab satu dengan yang lain. Fungsi perencanaan, nantinya akan menghasilkan buku yang lebih terpadu.

6. Menstimulasi Otak

Buku ajar diperuntukan untuk bahan ajar atau pendukung pembelajaran. Tujuan diadakan pembelajaran adalah untuk mencerdaskan. Cara mencerdaskan, yaitu dengan menstimulus otak. Itu sebabnya, dibab ini penulis dituntut untuk mengemas buku ajar sedemikian rupa, yang pada akhirnya diharapkan dari buku yang ditulis mampu menstimulus otak peserta didik.

Bagi seorang penulis buku ajar, menguasai kriteria buku ajar tidak cukup. Tetapi juga penulis juga perlu yang namannya inisiatif dan kreativitas mengemas isi pesan yang mengelitik syaraf otak. Tujuannya jelas, yaitu mampu merangsang aktivitas pribadi peserta didik. Jadi, tidak sekedar tahu ilmunya, tetapi sampai bisa mendorong peserta didik penasaran ingin mencoba mempraktekannya.

7. Menggunakan Konsep Yang Jelas

Sebagai buku pegangan pembelajaran, maka wajar jika penulis buku ajar menghindari konsep atau teori yang sifatnya samar-samar. Jika hendak ingin menggunakan sumber referensi sebagai acuan, gunakan konsep yang sudah jelas. Tujuannya jelas, untuk menghindari terjadinya kebimbungan dan kesalahan berfikir bagi peserta didik.

Satu hal yang perlu ditekankan bagi penulis buku ajar adalah, hindari pula ilmu yang sifatnya asumsi atau pendapat pribadi. Karena jika asumsi dan pendapat tersebut tidak benar adannya, justru akan menimbulkan masalah baru. Prinsipnya, gunakan dan bicarakan data dari kajian atau teori ilmu yang telah ada. Jika ilmu tersebut sulit dipahami, maka penulislah yang bertugas menyederhanakan agar peserta didik mudah mengerti.

8. Memiliki Point of view (Sudut Pandang)

Kriteria buku ajar yang tidak kalah penting yaitu perhatikan poin of view (sudut pandang). Sebuah tulisan yang baik, setidaknya memiliki sudut pandang yang jelas, tegas dan memiliki fokus. Ada dua bentuk sudut pandang yang dapat digunakan, yaitu menggunakan first person point of view dan third person point of view.

First person point of view merupakan sudut pandang yang menggunakan “aku” dan “saya”. Sudut pandang ini paling mudah dilakukan bagi penulis pemula. Berbeda dengan sudut pandang Third person point of view merupakan sudut pandang yang sifatnya lebih global. Khusus penulisan buku ajar, sudut pandang yang cocok menggunakan third person point of view karena ini akan membantu penulis lebih eksplore dalam menyampaikan tulisan.

9. Memiliki Penekanan

Jadi, kriteria buku ajar yang tidak kalah penting adalah, buku ajar ditulis dengan memberi penekanan. Penekanan dalam hal ini penulis setidaknya mampu memberikan penekanan nilai pada materi yang ditulis. Misalnya, buku ajar tentang cabang ilmu psikologi, maka di sana perlu diberikan penekanan untuk psikologi khusus perkembangan, sosial atau untuk industri.

10. Mampu Menghargai Pribadi Siswa

Kriteria yang terakhir, buku ditulis tidak sebagai profokator atau semacamnya. Tetapi lebih memberi keluwesan kepada masing-masing pribadi siswa. Hal ini tentunya akan membantu peserta didik lebih nyaman. Dengan cara menghargai pribadi siswa ini pulalah, juga salah satu langkah upaya agar siswa mampu mengeksplorasi kreativitasnya. Seperti yang kita tahu bahwa, kreativitas itu lahir dari kesadaran diri akan belajar dan mengeksplore diri, tanpa paksaan dari pihak lain.

Itulah kesepuluh kriteria buku ajar menurut Greene dan Petty. Dari kesepuluh kriteria di atas, dari segi konten isi, penulis tetap menyesuaikan isi sesuai dengan tujuan pendidikan, tujuan nasional, tujuan instruksoinal dan tujuan institusional. Jadi, buku tetap sesuai dengan aturan yang telah diberlakukan di Indonesia.

Setelah menyesuaikan kriteria di atas, maka saatnya Anda memilih penerbit untuk menerbitkan buku ajar ber-ISBN di penerbit anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.

Terbitkan buku di Penerbit Deepublish saja! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor mempercayakan Penerbit Deepublish untuk menerbitkan bukunya. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit.

Jadi, tak perlu ragu lagi, silakan daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!

Jika Anda ingin mengetahui tentang buku ajar, Anda dapat melihat artikel berikut:

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!

Kontributor: Novia Intan

deepublish

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

1 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

1 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

1 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

1 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

1 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

1 hari ago