Memasuki tahun 2023, kewajiban khusus yang sebelumnya hanya dibebankan kepada dosen pemangku jabatan fungsional Lektor Kepala dan Guru Besar. Kini mulai dibebankan secara menyeluruh ke seluruh dosen, apapun jenjang jabatan fungsional yang dipangku.
Memenuhi kewajiban khusus ini tentu saja tidak bisa disepelekan dan tidak bisa dipandang remeh. Aktualnya, masih banyak yang kesulitan memenuhinya. Maka Penerbit Deepublish menggelar webinar dengan mengusung topik tersebut.
Penerbit Deepublish menggelar webinar dengan tajuk Solusi Praktis Memenuhi Kewajiban Khusus BKD. Pada webinar ini dihadirkan Prof. Dr. A. Heri Iswanto, S.K.M., M.A.R.S. (Dosen UPN Veteran Jakarta dan Asesor BKD) sebagai narasumber utama.
Webinar diselenggarakan secara online melalui aplikasi Zoom Meeting pada Sabtu, 9 Desember 2023. Lewat kegiatan ini, peserta yang hadir didominasi oleh para dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam pembukaan, Heri Iswanto menjelaskan mengenai perubahan aturan terkait Kewajiban Khusus dalam BKD (Beban Kerja Dosen). Dulunya, Kewajiban Khusus hanya dimiliki dosen dengan jabatan fungsional Lektor Kepala dan Guru Besar.
Kewajiban Khusus ini menghasilkan karya intelektual yang dilaporkan setiap tiga tahun sekali oleh dosen di jabatan fungsional Lektor Kepala dan Guru Besar. Namun, memasuki tahun 2023 aturan ini berubah.
Kewajiban Khusus kemudian menjadi kewajiban seluruh dosen di semua jenjang jabatan fungsional.
“Kalau dulu Kewajiban Khusus itu hanya untuk Lektor Kepala dan Guru Besar. Nah, sekarang ini Kewajiban Khusus, mulai 2023, semua jenjang mulai dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, Profesor (Guru Besar) punya Kewajiban Khusus,” kata Heri Iswanto.
Lebih lanjut, Heri Iswanto kemudian menyebutkan ada setidaknya 14 pokok bahasan yang menjadi prinsip yang perlu dipegang dosen agar mendapat kemudahan memenuhi BKD. 14 Pokok bahasan ini yang menjadi materi inti yang disampaikan kepada para peserta. Berikut rangkumannya:
Prinsip pertama agar dosen bisa memenuhi BKD adalah melakukan perencanaan waktu. Oleh Heri Iswanto dijelaskan ada dua pokok yang perlu dilakukan dosen di aspek ini. Yaitu:
Pokok kedua sebagai solusi untuk memenuhi BKD yang disampaikan Heri Iswanto adalah kerjasama tim. Kerjasama tim menjadi kunci penting dalam menjalankan tugas tri dharma. Bentuk kerjasama ini mencakup:
Kunci berikutnya adalah melakukan manajemen penelitian. Dimulai dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Disusul dengan memilih topik penelitian yang berkaitan dengan minat pribadi dan kebutuhan masyarakat.
Harapannya dengan manajemen penelitian ini, maka kegiatan penelitian bisa berjalan lancar. Sekaligus relevan dengan bidang yang ditekuni, kebutuhan masyarakat sekitar kampus, dan melancarkan penelitian itu sendiri di lapangan.
Kunci keempat untuk membantu dosen memenuhi BKD menurut Heri Iswanto adalah dengan melakukan pengembangan diri. Semakin banyak ilmu dan wawasan maupun keterampilan yang dikuasai dosen maka lebih mudah memaksimalkan kinerja.
Oleh Heri sendiri dijelaskan pentingnya dosen di Indonesia untuk aktif mengembangkan diri dengan mengikuti webinar, workshop, dan juga memanfaatkan program pendidikan lanjutan atau beasiswa untuk studi lanjut.
Kunci kelima dalam memenuhi BKD adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Hal ini dianggap Heri Iswanto penting, karena dengan teknologi terkini seringkali membantu meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan tri dharma.
Misalnya, dosen bisa memanfaatkan internet untuk mengakses lebih banyak jurnal. Selain itu bisa mengakses banyak informasi yang membuat pemanfaatan teknologi bisa mempercepat pelaksanaan kegiatan penelitian.
Berikutnya adalah fleksibel terhadap segala perubahan, misalnya ketika jadwal kegiatan penelitian yang harus berubah karena satu dan lain hal. Semakin fleksibel semakin mudah dalam menyelesaikan aktivitas tri dharma yang sedang dijalankan.
Tidak kalah penting adalah melakukan pendelegasian, atau bisa disebut meminta bantuan ke orang sekitar untuk menyelesaikan kewajiban akademik. Misalnya menyerahkan beberapa tugas yang sangat mungkin diselesaikan asisten dosen.
Berikutnya adalah rajin melakukan evaluasi di akun SISTER dosen sehingga bisa diketahui kinerja selama ini sudah maksimal atau belum. Kemudian bagian mana saja yang perlu diperbaiki agar tidak menjadi sandungan dalam memenuhi BKD.
Disarankan juga oleh Heri Iswanto untuk tidak mengisi atau update data di SISTER di masa akhir pelaporan BKD. Melainkan sudah dilakukan jauh-jauh hari agar seluruh data ter-update tepat waktu dan tidak menjadi beban kerja yang berat.
Kunci berikutnya menurut Heri Iswanto adalah melakukan mentoring dan pembinaan. Dosen memiliki mentor ternyata sangat penting karena bisa mendapatkan banyak ilmu, tips, dan trik untuk bisa memaksimalkan kinerja dengan baik.
Oleh sebab itu, Heri Iswanto sangat menyarankan bagi dosen di Indonesia untuk memiliki mentor. Apalagi dukungan dan juga bimbingan dari mentor ini bisa meringankan beban kerja sebagai dosen.
Solusi berikutnya untuk membantu dosen memenuhi BKD adalah menggunakan bahan ajar secara efektif. Pertama, adalah fokus membuat bahan ajar yang menjadi bagian dari Kewajiban Khusus dosen di Indonesia.
Selain itu, Heri Iswanto juga menjelaskan bahwa menulis dan menerbitkan buku ajar saja tidak cukup. Dosen perlu memaksimalkan bahan ajar yang ada sebagai bahan pembelajaran sampai referensi yang mengoptimalkan naskah buku ajar yang disusun.
Berikutnya adalah berkolaborasi dengan industri, dimana bisa mendapat kemudahan untuk menemukan topik penelitian dan mendapat banyak bantuan dalam mengoptimalkan kinerja akademik.
Penggunaan mahasiswa bantuan bisa dilakukan dosen dengan mengikutsertakan mahasiswa dalam aktivitas tri dharma. Misalnya bergabung ke dalam tim penelitian yang kemudian saling bekerjasama mendukung penelitian tersebut.
Menjalin kerjasama penelitian dengan pihak internasional seperti perguruan tinggi maupun industri luar negeri. Juga bisa membantu dosen di Indonesia untuk memenuhi BKD. Apalagi menurut Heri Iswanto, ada banyak PT dan industri luar negeri yang menyambut baik pengajuan kolaborasi penelitian.
Selanjutnya, Heri Iswanto menjelaskan pentingnya dosen di Indonesia untuk berpartisipasi dalam proyek bersama. Misalnya bergabung dalam tim penelitian dosen lain bahkan lintas perguruan tinggi dan lembaga. Sehingga kinerja penelitian maupun publikasi ilmiah lebih optimal.
Membantu manajemen waktu dosen agar bisa melaksanakan seluruh kewajiban akademik dan memenuhi BKD, maka bisa menerapkan inovasi pembelajaran. Misalnya dengan blended learning yang pada hari tertentu dosen bisa mengajar dimana saja sambil mengerjakan kewajiban lainnya.
Webinar yang diselenggarakan Penerbit Deepublish satu ini berjalan dengan lancar. Para peserta antusias dalam mendengarkan materi yang dibawakan oleh Heri Iswanto. Pada bagian akhir, ditutup dengan tanya jawab antara peserta webinar dengan narasumber.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…