Berprofesi sebagai dosen memiliki banyak tantangan. Sebagai tenaga pendidik, dosen tidak hanya tertantang untuk memberikan materi yang runtut, mudah dipahami, komprehensif, dan sebagainya. Dosen juga ditantang untuk membuat buku ajar untuk mahasiswanya. Tantangan ini belum sepenuhnya terjawab, sebab membuat buku ajar masih dianggap sebagai hal yang sulit. Selain itu, membuat buku adalah pekerjaan yang memerlukan banyak energi dan waktu sehingga para dosen masih belum dapat meluangkan waktunya melakukan hal tersebut.
Hanya saja, ia harus mau terlebih dahulu. Para dosen bisa mulai dengan memperhitungkan banyaknya kalimat yang diucapkannya pada tiap pertemuan dalam perkuliahan. Kalimat-kalimat yang diucapkan dalam perkuliahan itu dapat ia tulis. Bisa jadi selama 100 menit pertemuan, ia menghasilkan ribuan kata yang dapat ditulis sekitar 10 lembar. Jika hal ini rutin dilakukan, maka selama satu semester atau katakanlah 16 pertemuan, ia dapat menulis 160 lembar. Banyaknya tulisan itu sudah cukup untuk dijadikan buku. Pertanyaannya, bagaimana memulai hal tersebut?
Memotivasi diri untuk mulai membuat buku ajar dapat ditumbuhkan sebagai langkah awal. Anda yang berprofesi sebagai dosen dapat berpikir bahwa Anda sangat membutuhkan materi perkuliahan. Materi tersebut perlu disiapkan, perlu juga ditulis. Kemudian dari sekian banyak materi yang diperlukan akan lebih mudah jika dikumpulkan dalam sebuah buku ajar.
Anda juga dapat berpikir bahwa Anda akan memperoleh kebanggaan dan kepuasan dengan membuat buku. Tidak dapat dipungkiri bahwa Anda pasti akan senang jika buku yang Anda tulis dapat dibaca oleh banyak orang, setidaknya mahasiswa sendiri. Kemudian Anda juga akan puas ketika berhasil menulis karya, apalagi jika diterbitkan. Selain itu, Anda juga dapat menaikkan angka kredit sebagai dosen dengan menerbitkan buku. Selanjutnya, promosi diri dan beramal melalui ilmu yang Anda miliki juga sudah jelas menjadi manfaat dalam membuat buku ajar.
Untuk dapat membuat buku ajar, Anda dapat menggunakan strategi. Pada permulaan, Anda bisa mengasah kepekaan nalar dengan mencari permasalahan yang dapat ditulis. Tentunya Anda perlu banyak membaca. Tidak hanya buku, Anda bisa membaca dari media apapun. Dari sinilah Anda akan menemukan masalah yang mirip, analog, maupun kontraproduktif atau berlawanan. Anda juga akan mengalami proses refleksi analitis dalam diri sehingga Anda bisa memberikan penilaian terhadap bacaan. Banyak membaca akan membuat otak Anda terpacu untuk bekerja. Kemudian ide-ide akan muncul sehingga perlu ditindaklanjuti dalam bentuk tulisan.
Kepekaan nalar yang telah meningkat dapat dilanjutkan dengan mengasah daya analitis. Di sini Anda akan berupaya menulis judul yang bagus. Anda akan mendorong diri Anda sendiri untuk menulis judul yang “menjual”, menantang untuk dibaca, serta bersifat luas dan dapat dikembangkan. Perlu Anda ketahui bahwa Anda perlu menulis judul buku yang menarik, tidak ambigu, dan tidak terlalu panjang. Lebih baik Anda menuliskan jduul dengan ringkas tetapi informatif.
Ide-ide yang Anda kumpulkan dan kemungkinan beberapa judul yang ingin Anda tulis dapat Anda satukan dalam sebuah buku saku. Buku ini akan menjadi tempat berkumpulnya ide-ide yang ingin Anda tuliskan. Anda bisa membawanya kemanapun Anda pergi. Jadi, sewaktu-waktu Anda bisa mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Hal ini akan memudahkan Anda mengumpulkan data pendukung tulisan dalam keseharian Anda. Data-data pendukung tersebut bisa jadi diperoleh dari media elektronik, media massa, maupun internet. Ide juga bisa Anda dapatkan dari diskusi atau wawancara dengan narasumber.
Langkah selanjutnya yang bisa Anda lakukan adalah menyeleksi judul dan memilih satu di antara judul-judul yang telah Anda tuliskan. Anda juga perlu menambahkan subjudul. Kemudian untuk menambah substansi, Anda bisa membaca buku, jurnal, atau majalah ilmiah. Jika menemukan tulisan yang mendukung, Anda bisa mencatatnya dalam kartu referensi.
Kartu referensi adalah kartu yang berisi tulisan yang akan dikutip beserta sumber referensinya. Anda dapat membuat kartu ini dengan ukurang panjang 15 cm dan lebar 10 cm. Kartu ini akan memudahkan Anda menuliskan substansi buku. Anda akan bekerja lebih efisien dengan membawa kartu ini daripada menggelar banyak buku di hadapan Anda. Selain itu, meja untuk menulis akan dipenuhi buku berserakan, Anda akan kerepotan membuka-buka buku dan mencari halaman.
Dengan kartu, Anda juga akan lebih mudah dalam menata substansi buku ajar yang akan ditulis. Anda bisa mencerna dengan baik tiap-tiap tulisan dalam kartu dan mengurutkannya sesuai substansi yang akan ditulis dalam buku. Berikutnya, Anda tinggal mengembangkan tulisan-tulisan dalam kartu menjadi paragraf-paragraf. Sebagai pelengkap, Anda juga perlu mencerna semua isi buku saku, mengolahnya dalam pikiran, melakukan analisis dan sintesis, lalu melakukan evaluasi.
Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap menulis, Anda akan mulai dengan mengembangkan pokok tulisan menjadi sub-sub pokok bahasan. Anda dapat memilah berbagai permasalahan yang akan ditulis ke dalam beberapa bab. Perlu kiranya Anda menggunakan urutan berdasarkan logika linier, dari tingkat kesulitan yang rendah ke tinggi. Setelah mengelompokkan sub pokok bahasan ke dalam beberapa bab, Anda bisa membuat sub-subbab. Caranya, Anda hanya perlu menurunkan kata kunci dari judul bab. Anda bisa membuat kerangka untuk tahap menulis awal ini.
Setelah itu, mulailah menulis dan menuangkan ide. Teruslah menulis sesuai dengan urutan kartu referensi. Lakukan terus hingga selesai. Anda juga tidak boleh melewatkan penulisan pendapat dari hasil struktur analisis sintesis, evaluasi, dan pemahaman dalam tahapan ini. Dengan berbekal kartu referensi, Anda bisa mengutip secara langsung maupun tidak langsung dan menambahkan beberapa sumber lainnya untuk mendukung tulisan. Penting untuk Anda ketahui bahwa kutipan dalam buku ajar sebaiknya ditambah dengan pendapat penulis agar tidak menjadi parade kutipan bisu.
Setelah selesai menulis, Anda perlu melakukan verifikasi terhadap tulisan yang kini telah menjadi draf buku. Anda bisa mengoreksi atau mengedit substansinya. Kemudian Anda boleh menambahkan lagi tulisan pada bagian yang kurang dan menghapus kelebihan tulisan yang tidak perlu. Koreksi juga dapat Anda lakukan dalam konteks tata bahasa, misalnya penggunaan EYD, kalimat tidak bersubjek, kesalahan ketik, atau interferensi (percampuran kata dari bahasa-bahasa berbeda). Tata letak, penyisipan gambar, ilustrasi, diagram, dan sebagainya juga perlu Anda perhatikan.
Selanjutnya, Anda bisa meminta pendapat ahli atau rekan sejawat untuk menilai draf buku Anda. Anda bisa meminta saran, pendapat, bahkan kritik agar tulisan Anda bisa diterbitkan menjadi buku yang bagus. Terima dan seleksi masukan yang Anda peroleh, lalu lakukan perbaikan pada karya Anda. Di samping itu, Anda juga perlu menempatkan rasa puas dalam menghasilkan karya secara proporsional. Anda harus tahu kondisi untuk berhenti menulis agar karya Anda tidak meluas terlalu jauh. Segera berhenti ketika Anda merasa karya Anda sudah cukup menjelaskan semua yang ingin Anda tuliskan. Berikutnya, carilah penerbit terpercaya untuk bekerjasama dengan Anda. Anda bisa segera menerbitkan dan mempublikasikan buku ajar yang telah ditulis.
Apakah Anda sedang atau ingin membuat buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang membuat buku anda dapat melihat Artikel berikut:
Tahukah Anda Tantangan membuat Buku Teks?
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
[Wiwik Fitri Wulandari]
Referensi:
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…