Sebagai dosen sudah sewajarnya membuat buku ajar. Buku ajar menjadi suatu hal yang penting dalam proses pembelajaran karena buku ajar merupakan sumber materi dan referensi yang akan disampaikan pada siswa. Buku ajar ini nantinya akan disampaikan dan diserap oleh siswa/mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Tanpa ada buku ajar pembelajaran tidak akan dapat terlaksana karena otomatis tidak ada materi yang bisa disampaikan, siswa tidak memiliki referensi terhadap kompetensi yang harus dikuasai.
Pentingnya buku ajar telah diatur oleh Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi. Kemenristek sendiri memiliki beberapa jenis buku pedoman dalam mengajar. Semua buku yang diakui tentu harus memuat sudut pandang yang jelas terutama tentang prinsip-prinsp yang digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang digunakan serta teknik-teknik pengajaran yang digunakan. Susunannya pun harus teratur, sistematis, bervariasi, dan kaya akan informasi. Di samping itu harus mempunyai daya tarik kuat karena akan mempengaruhi minat siswa terhadap buku tersebut.
Lantas, apa itu buku ajar?
Setiap dosen atau guru membutuhkan buku ajar untuk membantu proses mengajar. Buku ajar dikenal pula dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku panduan belajar. Bentuknya bisa berupa buku teks, buku paket, buku materi, hingga buku panduan belajar. Tujuan dari buku ajar tidak lain membantu komunikasi antara pengajar dan peserta didik.
Sebenarnya dari bentuknya buku ajar seperti buku biasa yang isinya menjadi acuan berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan wewenang di bawah Dinas Pendidikan Nasional yang bersifat baku. Buku ajar ditulis oleh pakar di bidangnya masing-masing. Buku ajar ditulis untuk tujuan intruksional tertentu. Buku ajar dilengkapi dengan sarana pengajaran.
Dalam perkembangannya buku ajar tidak lagi diterbitkan oleh pemerintah, melainkan oleh pihak swasta. Dalam kaitan ini, pemerintah hanya diberi wewenang untuk pengadaan buku ajar, bukan untuk penggandaannya. Selanjutnnya pemerintah menetapkan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap penerbitan buku yang akan digunakan oleh satuan pendidikan. Dalam hal ini standar tersebut ditetapkan dan dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ciri-ciri Buku Ajar
Dalam pembuatan buku ajar perlu memperhatikan alur logika. Buku ajar disusun dengan alur logika sesuai dengan rencana pembelajaran. Bersifat mindful yang berupaya untuk memberikan perspektif baru bagi peserta didik supaya lebih kritis. Setidaknya dalam pembuatan buku ajar Anda harus mencantumkan ciri-ciri sebagai berikut:
- Mendorong motivasi belajar siswa supaya melakukan belajar tanpa harus disuruh.
- Sebagai media untuk membantu peserta didik belajar secara mandiri, mengingat keterbatasan belajar di ruang kelas dan bertemu dengan guru atau dosen.
- Dikemas sesederhana mungkin supaya lebih mudah dipahami, tidak memunculkan kontradiktif, dan tetap relevan.
- Ada ilustrasi yang menarik sehingga peserta didik lebih mudah memahami.
- Materi yang disampaikan memiliki sudut pandang yang jelas, tegas. Sehingga tidak membingungkan peserta didik dalam memahaminya.
- Isi materi relevan sesuai dengan kurikulum.
- Bahasa yang digunakan baku dengan memperhatikan idiom tabu kedaerahan agar tidak terjadi kesalahpahaman tata bahasa.
Macam-Macam Buku Ajar
Selain buku ajar, Ristek Dikti juga mengeluarkan buku referensi. Buku referensi berupa suatu media yang memuat kumpulan fakta-fakta terkait yang dijadikan satu bidang ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, buku referensi adalah buku yang memuat informasi ringkas dan padat semacam ensiklopedia, kamus, atlas, dan jenis-jenis buku pedoman lainnya. Buku jenis ini memuat informasi yang bersifat mudah untuk ditemukan agar pencarian data menjadi lebih efisien. Kualitas dari buku referensi tidak ditentukan bagaimana penulisan buku tersebut dilakukan, tetapi lebih kepada jumlah data dan referensi data secara komprehen.
Ciri-ciri Buku Referensi
- Buku referensi berasal dari hasil penelitian.
- Buku referensi digunakan oleh dosen untuk mengajar dan meneliti.
- Ciri khas konten dan isi sesaui alur logika atau urutan keilmuan, contoh studio case, serta ilustrasinya.
- Bentuk gaya penyajiannya dengan bahasa formal sesuai kaidah format penulisan ilmiah
- Dipublikasikan dengan ISBN (International Standart Books Number) dan diedarkan ke masyarakat luas.
- Isi subtansi dalam buku hanya membahas satu bidang ilmu saja.
- Tebal buku paling sedikit 40 lembar dan berukuran standar unesco ukuran min 15.5 cm x 23 cm.
- Dapat digunakan sebagai referensi, citasi, dan dapat ditulis dalam daftar referensi ilmiah.
Buku Diktat
Jika buku ajar lebih memuat penerapan ilmu pengetahuan secara umum, maka buku diktat memuat penerapan ilmu secara khusus. Buku diktat adalah bahan ajar untuk suatu matakuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar matakuliah tersebut, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebar luaskan kepada peserta kuliah.
Dalam kata lain, lingkup cakupan dari buku ini hanya tersebar dalam kelas yang diajarkan. Istiliah lain dari buku diktat adalah modul atau pada tingkat pendidikan lebih dasar disebut LKS.
Ciri Buku Diktat
- Berupa buku yang diajarkan untuk satu mata kuliah.
- Ditulis oleh pengajar mata kuliah tersebut.
- Bentuk gaya penyajiannya dengan bahasa formal sesuai kaidah format penulisan ilmiah.
- Disebarluaskan kepada mahasiswa secara luas.
- Mencantumkan sumber-sumber atau referensi yang digunakan untuk membuat diktat.
- Ada review dan pengesahan dari pejabat berwenang.
Selain buku diktat, ada pula modul sebagai salah satu buku ajar yang diakui oleh Ristek Dikti.
Modul
Selain diktat, terdapat satuan program belajar yang lebih kecil yakni modul pembelajaran. Modul pembelajaran dapat dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri. Modul juga dikemas secara sistematis dan menarik dengan cakupan materi, metode, dan evaluasi yang dapat dipakai secara mandiri agar tercapai komptensi yang diharapkan.
Ciri-ciri Modul
- Dapat dipelajari secara mandiri oleh sisa.
- Tujuan pelajaaran dirumuskan secara khusus, bersumber pada tingkah laku.
- Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan menurut kemampuannya masing-masing.
- Paket pengajaran yang bersifat self- membuka kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
- Memiliki daya informasi yang cukup kuat. Unsur asosiasi, struktur, dan urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa sehingga siswa secara spontan mempelajarinya.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat aktif.
Setelah tahu macam-macam buku ajar, sekarang tak ada salahnya mencari tahu bagaimana membuat buku ajar yang praktis. Berikut ini kami jabarkan beberapa langkah praktis dalam membuat buku ajar.
1. Telaah Kurikulum
Proses pertama yang bisa Anda lakukan yakni menelaah kurikulum. Langkah ini merupakan salah satu hal mendasar yang tidak boleh terlewat ketika menyusun buku ajar. Dalam prosesnya, kurikulum yang ditelaah akan dijadikan sebagai landasan filosofis. Kemudian setelah ditelaah akan ada pengembangan dari kurikulum yang dijadikan landasan tersebut.
2. Menyusun Silabus
Proses selanjutnya adalah menyusun silabus. Silabus berfungsi sebagai pedoman, pemeliharaan dan pengembangan, serta penilaian proses belajar mengajar. Sebagai pedoman, silabus memaparkan pokok/subpokok bahasan yang akan disajikan, baik yang sudah selesai maupun belum selesai.
Silabus juga sebaiknya berisi beberapa landasan pokok. Ada 3 landasan pokok yang tidak boleh terlewatkan untuk dicantumkan dalam silabus. Pertama, silabus harus berisi deskripsi mata kuliah dan substansinya dalam 1 semester. Ruang lingkup perkuliahan sebaiknya ringkas, jelas, dan tegas.
3. Pengemasan Kembali Informasi
Pengemasan kembali informasi ini adalah metode yang paling sering digunakan oleh dosen dalam menulis buku ajar, terutama buku untuk perguruan tinggi. Dimana dosen tidak menulis dari awal melainkan dengan mengemas kembali informasi yang ada dan menyutingan terhadap buku-buku yang dipakai acuan. Dengan kata lain, menulis berdasarkan tulisan penulis lain atau sumber tulisan lain yang sudah ada sebelumnya.
Proses ini dimulai dengan mengkaji terhadap buku-buku acuan lalu menangkap pokok pikirannya, kemudian menuangkan dalam bentuk tulisan yang baru. Jika diperlukan dapat menampilikan satu pokok pikiran utuh dengan redaksi yang sama seperti dari sumbernya.
4. Penataan Informasi
Cara membuat buku ajar yang menarik lainnya yakni dengan melakukan kompilasi dari beberapa tulisan, buku, artikel, jurnal ilmiah atau bahkan majalah dengan tema tertentu yang sesuai dengan materi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Cara ini dikenal dengan cara penataan informasi (compilation or wrap around text) atau proses pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi).
Langkah ini hampir sama dengan pengemasan kembali informasi.
Akan tetapi, dalam proses penataan informasi, dosen sebagai penulis tidak melakukan perubahan terhadap bahan tulisan diambil dari buku teks, materi audio visual dan informasi lain yang ada di lingkungan sekitar.
Penjelasan di atas sedikit ulasan mengenai macam-macam buku ajar sekaligus pemaparan cara membuat buku ajar. Jika Anda tertarik menerbitkan buku ajar, Anda bisa menghubungi tim penerbit Deepublish. Kami siap membantu Anda menerbitkan buku ajar yang berkualitas. Selamat mencoba dan selamat menulis!
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri dan DAFTAR JADI PENULIS atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang buku ajar, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut:
- Menentukan Arah Menulis Buku Ajar
- Download Ebook “Rahasia Menulis Buku Ajar” GRATIS!!
- 10 Kriteria Buku Ajar Agar Tidak Membosankan
- Alur Struktur Buku Ajar
- Bingung Menulis Buku Ajar? Kuasai Teknik Menulis Buku Ajar Berikut Ini!
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS!
Kontributor: Novia Intan