Search
Close this search box.

Langkah Praktis Mengubah Laporan Hasil Penelitian Menjadi Buku

mengubah laporan hasil penelitian jadi buku

Memiliki keterampilan mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku sangatlah penting bagi dosen maupun mahasiswa. Apalagi untuk dosen, dimana seluruh hasil penelitian yang dilakukan wajib dipublikasikan yang salah satunya dalam bentuk buku. 

Sayangnya, mengubah suatu laporan hasil penelitian menjadi naskah buku yang layak terbit ternyata bukan persoalan mudah. Sebab kedua jenis karya tulis ilmiah ini memang berbeda satu sama lain. 

Namun, melakukan konversi tersebut ternyata sangat mungkin dilakukan siapa saja selama ada keinginan untuk belajar dan praktek langsung. Jadi, jika Anda berada pada situasi ini bisa menyimak penjelasan berikut. 

Bentuk Laporan Hasil Penelitian

Membahas mengenai tata cara mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku, perlu didahului dengan memahami apa itu laporan hasil penelitian. Kemudian disusul dengan pemahaman bentuk dari laporan hasil penelitian tersebut. 

Laporan penelitian adalah laporan pertanggungjawaban kegiatan penelitian yang sudah dijalani. Laporan ini membahas penelitian dengan jelas, lengkap, detail, dan bisa dipahami semua kalangan. 

Laporan penelitian secara sederhana berisi laporan mengenai hasil penelitian yang berhasil didapatkan. Masing-masing laporan yang disusun para peneliti tentunya akan berbeda satu sama lain, sebab mengacu pada data hasil pengamatan yang dilakukan. 

Selain itu, kegiatan penelitian juga diharapkan memiliki novelty atau kebaruan yang membuatnya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Maka sangat wajar jika data hasil penelitian satu sama lain akan khas alias berbeda. 

Laporan hasil penelitian disusun untuk mempertanggungjawabkan kegiatan penelitian yang sudah dilakukan. Sebab sewajarnya suatu penelitian akan mendapatkan hasil, mengenai hasilnya baik atau bagus, sempurna atau belum, tentu tidak menjadi soal. Intinya dilaporkan sesuai dengan ketentuan. 

Laporan hasil penelitian juga termasuk karya tulis ilmiah sehingga terikat sejumlah aturan. Salah satunya format penulisan sampai gaya bahasa yang digunakan di dalamnya. Secara umum, format atau bentuk laporan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 

1.2 Identifikasi Rumusan Masalah 

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 

1.3.1 Tujuan penelitian 

1.3.2 Manfaat penelitian 

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Ruang Bersama 

2.2. Karakteristik 

2.3. Kerangka Teoritik 

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Teknik Pengumpulan Data 

3.2. Teknik Analisis Data 

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Lokasi Penelitian 

4.2. Hasil dan Diskusi 

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran 

DAFTAR PUSTAKA 

Sebagai catatan tambahan, jika Anda menyusun laporan hasil penelitian untuk kebutuhan tugas akhir seperti menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. Maka bentuk laporan menyesuaikan dengan kebijakan kampus. 

Sedangkan untuk para dosen dan peneliti yang mengikuti program hibah penelitian. Maka laporan hasil penelitian mengikuti format yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Jadi, pastikan mengecek dulu ada ketentuan formatnya atau tidak, sehingga jangan buru-buru disusun sebelum dipastikan agar tidak keliru. 

Pentingnya Publikasi Laporan Hasil Penelitian dalam Bentuk Buku

Laporan hasil penelitian dosen maupun mahasiswa, pada dasarnya wajib dipublikasikan. Sebab hasil penelitian adalah suatu temuan baru yang ikut mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga bukan lagi suatu rahasia. 

Bentuk publikasi dari hasil penelitian juga bermacam-macam. Dalam ranah akademik bentuk publikasi bisa berupa artikel ilmiah untuk prosiding, artikel untuk jurnal ilmiah, dan diterbitkan menjadi buku ber-ISBN. 

Pada dasarnya, setiap dosen dan mahasiswa dibebaskan hendak menerbitkan hasil penelitiannya dalam bentuk apapun. Namun, ada baiknya mengutamakan publikasi dalam bentuk menerbitkan buku. Alasannya pentingnya mengonversi hasil penelitian jadi buku: 

1. Target Pembaca Sangat Luas 

Hasil penelitian tentu diharapkan bisa diketahui dan dimanfaatkan banyak orang. Menerbitkan hasil penelitian dalam bentuk buku membantu memperluas target pembaca, yakni masyarakat umum dengan berbagai latar belakang. 

2. Mudah untuk Diakses oleh Pembaca 

Mencari buku jauh lebih mudah dibanding jurnal ilmiah maupun prosiding, sebab cukup ke perpustakaan atau toko buku. Kemudahan akses ini membuat publikasi penelitian penting untuk diterbitkan dalam bentuk buku. 

3. Buku Adalah Publikasi yang Kredibel 

Hasil penelitian yang diterbitkan menjadi buku dijamin memiliki kredibilitas. Sebab proses penerbitan buku sangat panjang dan akan di cek oleh tim editor suatu penerbitan. Sehingga isinya dijamin sesuai standar dan aturan. 

4. Mendukung Pengembangan Karir Akademik Dosen 

Publikasi hasil penelitian ke dalam bentuk buku juga mendukung pengembangan karir akademik dosen. Sebab memberi tambahan angka kredit yang cukup tinggi, sehingga mempercepat pengembangan karir tersebut. 

5. Biaya Publikasi Lebih Ekonomis 

Biaya publikasi hasil penelitian ke dalam bentuk buku juga cenderung ekonomis. Meskipun ada juga pengelola jurnal yang memberi fasilitas gratis untuk publikasi, akan tetapi tidak semua. 

Biaya publikasi jurnal internasional bahkan sangat mahal, apalagi yang bereputasi. Jadi, jika Anda memiliki anggaran cukup minim maka tidak akan merasa terbebani ketika memilih publikasi hasil penelitian menjadi buku ilmiah. 

6. Mudah untuk Disebarluaskan 

Memilih mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku bisa mempermudah proses penyebarluasannya ke masyarakat. Sebab buku mudah untuk didistribusikan ke tempat yang dekat dengan target pembaca. 

Misalnya masuk ke perpustakaan yang lokasinya mudah diakses oleh masyarakat sekitarnya. Kemudian masuk ke toko buku yang di setiap kota ada, sehingga masyarakat dengan mudah mendapatkan buku tersebut dan membacanya. 

7. Menunjang Perkuliahan dan Belajar Mandiri 

Arti penting mempublikasikan hasil penelitian menjadi buku berikutnya adalah mendukung penyediaan bahan penunjang perkuliahan dan pembelajaran mandiri. Sebab isi suatu buku lebih mudah dipahami dibanding artikel ilmiah. 

Selain itu, penjelasannya lebih mendalam dengan bahasa sederhana dan tidak kaku. Sehingga tidak membosankan untuk dibaca. Inilah alasan kenapa mahasiswa lebih suka membaca buku untuk menunjang kegiatan belajar sampai dijadikan referensi penulisan karya ilmiah. 

Lalu apa saja buku yang tergolong hasil penelitian? Cek Macam-Macam Buku Hasil Penelitian dan Contoh Judulnya.

Prinsip Mengonversi Laporan Hasil Penelitian

Dalam mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku, ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh para peneliti. Berikut prinsip-prinsip mengonversi laporan hasil penelitian:

1. Menjunjung Prinsip Keaslian 

Prinsip pertama adalah menjunjung prinsip keaslian, artinya proses konversi wajib bebas dari plagiarisme. Jika artikel ilmiah terlalu banyak kutipan, maka pada naskah buku sebaiknya ditarik kesimpulan sehingga isinya ada pendapat Anda sebagai peneliti. 

2. Tidak Semua Data Penelitian Bisa Dipublikasikan 

Pada saat menyusun laporan hasil penelitian semua informasi penting dan rahasia dicantumkan untuk menjamin kredibilitas isi. Namun saat diubah menjadi buku, beberapa data tersebut tetap harus menjadi rahasia. Misalnya rahasia negara, perusahaan, dan privasi peneliti itu sendiri. 

3. Laporan Hasil Penelitian Bukan Rahasia 

Prinsip yang ketiga adalah laporan hasil penelitian bukan rahasia. Sekalipun ada beberapa data yang perlu dihilangkan di naskah buku. Namun hasil dari penelitian wajib dicantumkan, apa adanya sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan. 

Namun, dalam beberapa kegiatan penelitian hasil dari kegiatan ini bisa saja bersifat rahasia. Misalnya ada nama responden yang tidak ingin dipublikasikan, maka nama responden ini bisa diblur untuk menjaga privasi. 

Mau ubah hasil penelitian jadi buku referensi? Perhatikan 5 Hal Penting Konversi Laporan Penelitian Jadi Buku Referensi.

4. Memilih Penerbit yang Layak 

Prinsip keempat dalam mengubah hasil laporan penelitian menjadi buku adalah memilih penerbit yang layak. Yakni penerbit yang paham prosedur penerbitan buku hasil penelitian. Namun, jika diterbitkan sendiri (self publishing) maka Anda wajib paham standar Dikti untuk prosedur penerbitan buku  hasil penelitian. 

5. Mengikuti Prosedur Penerbitan Buku Ber-ISBN 

Prinsip yang kelima adalah mengikuti prosedur penerbitan buku ber-ISBN, dimana ISBN diajukan ke Perpusnas oleh penerbit. Naskah wajib lengkap agar pengajuannya lancar. 

Kelengkapannya mencakup judul buku, kata pengantar, daftar isi, isi buku terdiri dari bab-bab, profil penulis, daftar pustaka, blurb atau sinopsis, dan yang terakhir adalah cover atau sampul buku. 

6. Bahasa Buku Berbeda dengan Laporan Hasil Penelitian 

Prinsip yang terakhir adalah berkaitan dengan bahasa, dimana bahasa antara artikel ilmiah dengan bahasa pada buku memang berbeda. Bahasa pada buku mengutamakan penggunaan ragam kata sederhana yang dipahami siapa saja. Selain itu juga tidak terikat aturan penomoran. 

Cara Mengubah Laporan Hasil Penelitian Menjadi Buku

Setelah memahami apa saja prinsip dalam melakukan konversi karya ilmiah, maka penting juga untuk mengetahui bagaimana konversi tersebut dilakukan. Sebab hal ini menjadi hal paling mendasar untuk diketahui. 

Tidak sedikit para peneliti yang masih kesulitan dalam melakukan konversi laporan hasil penelitian menjadi naskah buku. Berikut adalah tahapan secara umum dalam proses konversi tersebut: 

1. Mengubah Judul 

Tahap pertama dalam mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku adalah mengubah judul. Jika Anda membaca judul skripsi misalnya dan membandingkan dengan judul suatu buku, maka akan menemukan perbedaan signifikan. 

Ciri khas judul artikel ilmiah adalah kaku dan bersifat sangat ilmiah, sekaligus mencantumkan tempat dimana penelitian dilakukan. Beberapa unsur tersebut kurang cocok dimasukan ke judul buku hasil konversi. 

Jadi, hindari mencantumkan tempat dimana penelitian dilakukan. Selain itu, judul pada buku juga harus menggunakan ragam kata sederhana dan memiliki kesan menarik. Semakin menarik suatu judul semakin mendorong minat baca. 

2. Mengubah Sistematika Penulisan 

Tahap kedua dalam mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku adalah mengubah sistematika penulisan. Pada artikel ilmiah sistematika cukup kaku dan mengikuti aturan khusus. Seperti susunan bab, judul bab, dan aturan penomoran. 

Dalam naskah buku, Anda bisa menghapus penggunaan penomoran dan cukup menggunakan judul dan sub judul sesuai kebutuhan. Selain itu, jumlah sub bab juga bisa disederhanakan sehingga terkesan padat sekaligus singkat meski pembahasan mendalam. Berikut contohnya: 

Artikel IlmiahBuku 
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia
2.1.1.1 Definisi Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kompetensi Sumber Daya Manusia 

3. Mengubah Bab yang Ada Hingga Daftar Pustaka

Tahap berikutnya adalah mengubah bab I, II, III, IV, hingga penutup secara detail. Anda bisa mengubahnya menjadi beberapa paragraf yang menjelaskan latar belakang dan fenomena di lapangan tanpa penomoran. Tak hanya itu, Anda bisa melakukan parafrase dan memperkaya isi dengan penjelasan yang lebih mudah dipahami masyarakat luas.

4. Memperbaharui Daftar Pustaka 

Tahap paling akhir dari proses konversi karya ilmiah adalah memperbaharui daftar pustaka. Seluruh referensi di artikel ilmiah wajib masuk ke daftar pustaka. Jika dalam proses konversi ada penambahan referensi, maka wajib ditambahkan. 

Setelah paham caranya, ikuti tips mengonversi agar SESUAI STANDAR DIKTI melalui Tips Mengubah Hasil Penelitian Menjadi Buku Standar Dikti

Keuntungan Menerbitkan Buku Laporan Hasil Penelitian

Publikasi terhadap hasil penelitian memang tidak hanya melalui penerbitan buku. Namun, mempublikasikannya lewat buku memberi sejumlah keuntungan yang tidak didapatkan jika memilih jenis publikasi ilmiah lain. 

Misalnya, peluang hasil penelitian dibaca lebih banyak orang. Sebab untuk mengakses jurnal ilmiah memang tidak semudah mengakses buku. Seseorang yang ingin membaca buku bisa meminjam ke perpustakaan atau membeli buku ke toko buku, online dan offline. 

Namun, ketika dipublikasikan dalam bentuk jurnal maka pembaca perlu mengakses laman khusus jurnal ilmiah. Selain itu, beberapa database jurnal sifatnya berbayar dan biayanya juga terbilang tinggi. Belum lagi dengan gaya bahasa yang terlalu ilmiah sehingga kurang ramah untuk masyarakat awam. 

Keuntungan lain dari publikasi ilmiah ke dalam bentuk buku adalah kesempatan mendapat manfaat ekonomis, yakni dari royalti. Jika publikasi ke jurnal biasanya dosen dan peneliti harus mengeluarkan biaya. Maka tidak berlaku untuk publikasi ke buku ilmiah. 

Jika peneliti bisa menembus penerbit mayor maka tidak dibebankan biaya penerbitan dan sekaligus mendapatkan royalti dari hasil penjualan. Namun, jika diterbitkan ke penerbit indie maupun self publishing, peneliti masih mendapatkan royalti selama buku tersebut terjual. 

Selain itu, keuntungan lain dari publikasi hasil penelitian menjadi buku adalah memiliki “kartu nama” yang lebih eksklusif. Dalam sebuah momen, ketika Anda memperkenalkan diri maka bisa memberikan buku secara gratis pada seseorang di acara tersebut. 

Sehingga buku karya Anda memiliki fungsi seperti kartu nama yang memperkenalkan siapa Anda, kepakaran yang dimiliki, dan sebagainya. Hal ini tentu lebih berkesan dibanding membagikan kartu nama konvensional. 

Jadi, jangan ragu mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku. Anda bisa melakukan konversi sendiri maupun menggunakan jasa profesional seperti Jasa Konversi KTI dan Jasa Parafrase Konversi dari Penerbit Deepublish. 

Penerbit Deepublish juga sudah berpengalaman dalam menerbitkan buku hasil konversi KTI. Mulai dari buku ajar, monograf, referensi, sampai book chapter yang rata-rata disusun para dosen. Hingga hari ini, terdapat 500+ buku hasil konversi telah memperoleh nomor ISBN! 

Mau menjadi selanjutnya? Yuk, siapkan laporan hasil penelitian (laporan, aritkel ilmiah, KTI, dan lainnya) dan daftarkan diri Anda sekarang juga melalui laman Daftar Parafrase Konversi Penerbit Deepublish!

Artikel Penulisan Buku Pendidikan