Daftar Isi
Melalui tri dharma perguruan tinggi, dosen memiliki kewajiban melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Sebagai pendidik dan pengajar tentunya dosen wajib memahami betul metode pembelajaran atau perkuliahan yang sebaiknya diterapkan.
Sebab metode perkuliahan idealnya disesuaikan dengan karakter materi sekaligus karakter mahasiswa. Dosen membutuhkan kepekaan tinggi dan kreativitas agar metode yang diterapkan bisa mendukung proses transfer ilmu secara optimal.
Metode pembelajaran diketahui sebagai cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran. Secara sederhana adalah tata cara menyajikan materi oleh pendidik kepada peserta didik.
Terkait definisi dari metode belajar ini, ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya. Berikut beberapa diantaranya:
Pendapat pertama disampaikan Wina Sanjaya. Menjelaskan, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2016, hlm. 147).
Sedangkan Abdurrahman Ginting menjelaskan, metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik.
Berikutnya adalah Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya yang dalam buku hasil kolaborasi keduanya. Juga menjelaskan definisi dari metode pembelajaran yang diterapkan seluruh pendidik di tanah air.
Menurut keduanya, metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik (Ahmadi & Prasetya, 2015, hlm. 52).
Terakhir adalah pendapat dari Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar. Menurut mereka, metode pembelajaran adalah cara untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamiyah & Jauhar, 2014, hlm. 49).
Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut maka bisa ditarik kesimpulan. Bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik.
Teknik yang tepat akan memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang baru saja disampaikan. Hal ini akan mendorong mereka memahami secara mendalam dan kemudian mengingatnya dalam jangka panjang sekaligus bisa menerapkannya langsung dengan baik.
Terkait metode perkuliahan, dosen di dalam PO BKD dijelaskan memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Artinya, dosen berkewajiban melaksanakan kegiatan perkuliahan sehingga terjadi proses mengajar.
Dalam proses mengajar tersebut, dosen diharapkan bisa menerapkan metode yang tepat dan diarahkan atau disarankan oleh Ditjen Dikti. Disebutkan ada dua metode yang disarankan untuk diterapkan para dosen. Yaitu:
Metode pertama adalah problem based learning, atau disebut sebagai metode pembelajaran berbasis masalah. Artinya, metode mengajar satu ini berfokus pada analisis suatu masalah untuk bisa diselesaikan.
Metode satu ini disarankan untuk digunakan para dosen sebagai upaya merangsang pola pikir kritis dan analitis mahasiswa. Sekaligus mengenal berbagai masalah yang terjadi di sekitarnya sesuai dengan bidang keilmuan (jurusan) yang diambil.
Dalam metode ini, mahasiswa diharapkan bisa menemukan masalah dan kemudian meneliti apa solusi terbaik untuk mengatasinya. Hasil akhir dari metode ini diharapkan berupa produk. Baik produk berbentuk barang, teknologi, dan lain-lain.
Contohnya, dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk mencari tahu penyebab angka kemiskinan cukup tinggi di daerah X. Kemudian mahasiswa diberi waktu 2x pertemuan untuk mempresentasikan hasil analisis dan solusi yang bisa diberikan.
Metode kedua di dalam PO BKD adalah project based learning atau pembelajaran berbasis proyek. Dalam metode ini mahasiswa akan dibentuk menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas menganalisis suatu proyek.
Dalam hal ini, mahasiswa intinya akan diberi tugas dalam bentuk proyek fisik yang membutuhkan ilmu pengetahuan dan keterampilan sekaligus kreativitas. Sehingga proyek yang dijalankan bisa sukses dan menghasilkan sesuatu sesuai harapan.
Contohnya, mahasiswa arsitektur diberi tugas untuk membuat replika bangunan dari adonan tepung terigu. Dalam prosesnya, mahasiswa akan praktek langsung teori arsitek yang selama ini dipelajari.
Sekaligus butuh keterampilan untuk mengolah tepung dan bisa membentuknya menjadi sebuah bangunan. Belum lagi dengan kreativitas untuk menciptakan desain bangunan estetik dan fungsional dari bahan tersebut.
Terkait metode pembelajaran, beberapa ahli kemudian mengemukakan dan menjelaskan mengenai beberapa jenis metode. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan.
Kemudian dipilih dengan menyesuaikan karakter materi perkuliahan dan karakter mahasiswa di kelas seperti apa. Berikut beberapa diantaranya:
Metode ini membantu mahasiswa untuk melakukan mind mapping dalam menganalisis solusi suatu masalah. Jadi, mahasiswa diberi suatu masalah dan diminta menyelesaikannya lalu menjelaskan konsep solusi yang dipikirkan tersebut.
Metode artikulasi adalah metode dimana mahasiswa belajar mencatat dan mengingat penjelasan dosen kemudian menyampaikannya kepada mahasiswa lain. Biasanya metode ini mahasiswa akan dibentuk berkelompok.
Problem based introduction atau PBI merupakan metode dengan memberikan suatu masalah untuk dipecahkan oleh mahasiswa. Dalam metode ini, mahasiswa berhak menentukan topik, tugas, dan jadwal.
Metode jigsaw adalah metode perkuliahan dengan membentuk kelompok belajar, masing-masing mahasiswa fokus mempelajari suatu hal dari materi agar menjadi ahli di materi tersebut.
Kemudian akan disatukan dengan pemahaman materi mahasiswa lain saat menyelesaikan suatu masalah. Sebab masing-masing memiliki kepakaran bebedan dan sama-sama dibutuhkan saat memecahkan masalah tersebut.
Metode STAD dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin pada tahun 1995. Dalam metode ini akan dibagi kelompok berdasarkan kriteria tertentu misalnya dari gender, umur, dan lain-lain kemudian diberi tugas mencari solusi dari suatu masalah.
Metode satu ini prinsipnya adalah setiap mahasiswa diberi nomor khusus dan diberi tugas berbeda akan tetapi aling berhubungan dengan tugas mahasiswa lain. Sehingga tugas ini eksklusif dan mendorong kemandirian serta kreativitas.
Metode ini memakai prinsip mendorong kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik. Mahasiswa akan bergantian menjadi pendengar mahasiswa lain saat menjelaskan suatu masalah atau materi.
Berikutnya adalah metode numbered heads together, metode ini diterapkan dengan membentuk kelompok berisi beberapa mahasiswa. Setiap kelompok diberi nomor dan mengerjakan masalah berbeda dan diminta menjelaskan hasil analisis solusinya.
Metode picture to picture adalah metode yang menuntut keterampilan berpikir logis dalam menyusun potongan gambar menjadi suatu materi perkuliahan. Jadi, dosen perlu menyediakan gambar dan meminta mahasiswa menggabungkannya.
Metode satu ini menggunakan contoh dalam bentuk gambar yang wajib dianalisis bersama dengan mahasiswa satu kelompok. Hasil analisis kemudian dipresentasikan di hadapan dosen dan mahasiswa lain.
Artikel lain membahas metode pembelajaran secara mendetail. Baca selengkapnya!
Pembelajaran Luring: Kelebihan, Kekurangan dan Masalah yang Kerap Dihadapi
Blended Learning: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contoh Penerapannya
Micro Teaching: Pengertian, Sejarah, Aspek, dan Penerapannya
Hybrid Learning: Jenis-Jenis dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…