Buku diterima penerbit dan berhasil di jual di rak buku, tentu menjadi kebanggaan dan kebahagiaan sendiri. Sayangnya, demi menerbitkan buku di penerbit buku butuh perjuangan dan kerja keras yang panjang. Bahkan, ada banyak elemen penting yang perlu penulis kuasai agar naskah dilirik penerbit dan diterbitkan penerbit buku.
Agar naskah Anda dapat diterbitkan oleh penerbit buku, penulis perlu menguasai hal-hal yang tidak disukai oleh penerbit dari sebuah naskah. Sebagian besar penerbit buku menolak naskah masuk karena beberapa kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut sering dianggap sepele oleh penulis. Padahal bagi penerbit, itu kesalahan besar.
Jadi, hindari kesalahan yang menyebabkan penerbit buku menolak naskah. Berikut kesalahan umum yang seringkali tidak diperhatikan oleh penulis.
Biasaannya saat menulis, penulis mengetik begitu saja. Kadang banyak kalimat yang tidak menarik, tidak nyambung dan memiliki banyak kesalahan penulisan. Untuk mengurangi hal-hal tersebut, penulis penting untuk membaca ulang sekaligus mengedit ulang.
Kendala yang seringkali muncul saat seperti ini, penulis akan merasakan di titik jenuh. Jadi sudah dibaca ulang sepertinya tidak menemukan kesalahan ketik, ataupun kesalahan penyusunan kalimat. Ketika berada di tahap inilah, tidak ada salahnya untuk rehat sejenak. Tidak ada salahnya untuk mematikan komputer, dan refreshing ke luar. Setelah beberapa saat, nanti memulai kembali mengedit ulang. Dijamin, Anda bisa mengedit lebih objektif.
Salah satu alasan kenapa naskah Anda tidak diterima oleh penerbit karena tidak mengenali penerbit yang dituju. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali jenis buku yang diterbitkan buku. Ada penerbit yang khusus menerbitkan buku fiksi, buku biografi dan buku pendidikan. Jadi, semisal Anda memiliki naskah dari hasil penelitian dan buku pendidikan, jangan dimasukan ke penerbit buku yang fokus menerbitkan buku fiksi. Dijamin naskah akan ditolak.
Ketika Anda sudah menemukan penerbit buku yang sesuai dengan genre naskah Anda. Maka Anda dapat langsung mengirimkan naskah ke penerbit tersebut. Terkait pengiriman naskah, Anda juga perlu mengenali karakteristik penerbit tersebut. Misal, penerbit yang dituju lebih senang menerima naskah dalam bentuk hardcopy atau softfile. Hal-hal semacam ini, meski sepele, penting dipahami oleh penulis.
Penerbit buku paling tidak suka jika isi buku ditulis karena mengutip. Baik mengutip quote dari buku lain atau dari quote. Di jamin, buku yang dibuat berdasarkan kutipan, memiliki peluang besar untuk ditolak oleh penerbit buku. Sebaliknya, apabila buku tersebut ditulis menggunakan gagasan dan ide original penulis, sudah dapat dipastikan jika buku tersebut diterima.
Agar tulisan original Anda diterima, Anda tinggal memoles dari gaya penulisan. Tentunya, gunakan bahasa yang sesuai dengan karakter Anda. Kunci buku yang original sebenarnya terletak pada kreativitas penulis itu sendiri.
Sedangkan dari sudut pandang pembaca, buku yang ditulis secara original akan memberikan pengalaman baru bagi pembaca. Bahkan banyak dari pembaca yang merasa hidup dan merasa membaca sesuatu yang baru. Berbeda ketika menulis tema yang sudah umum dan sudah ada, dengan mengutip dari buku lain. Maka pembaca pun akhirnya akan merasa bosan dengan buku Anda.
Bagi Anda yang memiliki naskah yang sudah pernah diterbitkan. Karena kontrak dengan penerbit lama sudah habis, maka diterbitkan ulang di penerbit lain. Ketika hendak mengirimkan naskah kembali, pastikan untuk melakukan refisi ulang. Karena penerbit tidak suka dengan naskah yang sudah terbit, namun tidak ada revisi di dalamnya.
Mengirimkan ulang buku yang sudah pernah terbit, tanpa revisi, itu sama halnya mempermainkan pihak penerbitkan. Selain naskah di tolak, pastinya penulis juga namannya akan tercorang di mata editor penerbit buku yang pernah Anda masukin naskah.
Kenapa harus di revisi ulang? Alasannya sederhana, karena memang buku 3 tahun yang lalu dengan tahun ini tentu ada perbedaan. Masih butuh pembaruan data. Sedangkan data atau informasi yang lama, yang sekiranya sudah tidak dibutuhkan, juga bisa dielipsis atau dihilangkan. Hal-hal semacam inilah, sepertinya sepele, namun sangat penting bagi penerbit buku.
Ada yang tahu apa saja sih yang harus dilampirkan saat mengirimkan naskah ke penerbit buku? Etika yang baik saat mengirimkan naskah dan menerbitkan buku, penulis menyampaikan sasaran pembacanya. Dengan kata lain, penulis memberi tahu kepada pihak penerbit, lewat lampiran kertas, atau di selembar kertas sinopsis yang menuliskan target pasar atau sasaran pembaca.
Cukup dengan melampirkan sasaran pembaca, itu berarti penulis bertanggungjawab atas buku yang ditulisnya. Secara tidak langsung, penulis memperlihatkan sisi keprofesionalitas. Jadi penulis menunjukan perhatiannya dan penulis memang menguasai apa yang ditulisnya.
Tidak dapat dipungkiri setiap kali naskah masuk, editor akan menyeleksi naskah yang benar-benar lengkap dan baik. Tidak sembarang naskah bisa diterbitkan. Wajar saja bagi penulis mampu mengikuti aturan main para penerbit buku, jika ingin buku diterbitkan. Mungkin akan berbeda ketika Anda ingin menerbitkan buku secara mandiri, mamka hal-hal di atas, bisa saja di lewatkan.
Mencoba memposisikan diri sendiri sebagai editor buku. Tentu pekerjaan seorang editor tidaklah ringan. Ada banyak sekali naskah yang masuk, yang harus mereka baca. Bagi editor professional, mungkin ada cara khusus untuk mengetahui naskah tersebut bagus dan potensial di pasaran, hanya dengan cara singkat. Bagaimana bisa?
Tentu saja bisa. Ternyata mereka menyeleksi naskah itu tersistematis dan layak terbit atau tidak bisa dibaca sekilas dari judul. Kemudian bisa juga membaca bagian daftar isi dan bagian synopsis. Oleh sebab itu, bagi penulis yang mengirimkan naskah, pastikan untuk membuat bagian judul, daftar isi dan synopsis yang menarik. Ketiga tiga elemen tersebut menarik perhatian, barulah editor akan membaca isi buku bagian dalam.
Sebaliknya, ketika penerbit buku hanya membaca tiga elemen tersebut tidak menarik, maka naskah bisa jadi langsung di lempar di tempat sampah. Padahal, bagian isi dan gagasan, naskah Anda menarik perhatian. Oleh sebab itu, untuk menghindari kejadian semacam inilah, Anda perlu berhati-hati ketika menulis.
Itulah enam kesalahan umum menerbitkan buku yang sering dianggap oleh penulis masalah sepele. Padahal bagi pihak penerbit, hal-hal sepele bisa menjadi alasan dasar kenapa Naskah ditolak. Padahal demi menyelesaikan naskah yang tebal, butuh waktu, tenaga dan energy yang besar. Tentu saja Anda tidak ingin karya Anda, terbuang begitu saja.
Lantas, bagaimana jika naskah sudah di tolak? Jawabannya Cuma, satu. Lakukan revisi, kemudian dapat dikirimkan ulang ke beberapa penerbit lain, yang memiliki fokus penerbitan yang sama. Kunci saat menerbitkan buku hanya satu, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Seiring berjalannya waktu, kita akan belajar banyak hal dari proses tersebut. Dan akhirnya, naskah Anda bisa diterbitkan kembali.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…