Daftar Isi
Bagi para peneliti yang mengumpulkan data dengan teknik observasi, tentunya familiar dengan observasi nonpratisipan. Sebab menjadi salah satu dari 2 jenis observasi dalam teknik pengumpulan data penelitian.
Memahami apa itu observasi jenis nonpartisipan tentu penting. Sehingga bisa mempertimbangkan teknik ini. Sebab bisa jadi ideal untuk penelitian yang dilakukan. Berikut informasinya.
Dikutip melalui Repository Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA), observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Jenis observasi atau pengamatan dalam penelitian terbagi menjadi 2 kategori yang dilihat dari segi proses pelaksanaan dan segi instrumen yang digunakan.
Dikutip melalui buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D karya Sugiyono (2013), menjelaskan bahwa kegiatan observasi dilihat dari segi proses pelaksanaan terbagi menjadi 2. Yakni participant observation dan nonparticipant observation.
Observasi nonpartisipan adalah metode observasi dimana peneliti hanya bertindak mengamati tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok yang diamati, baik kehadirannya diketahui atau tidak.
Sehingga, dalam penerapannya peneliti hanya akan melakukan observasi atau pengamatan. Baik dari jarak jauh, maupun berdekatan dengan subjek penelitian akan tetapi tidak ikut terlibat pada kegiatan yang dilakukan subjek.
Misalnya, peneliti ingin meneliti bagaimana kehidupan para nelayan di kawasan pesisir. Pada observasi nonpartisipan, maka peneliti hanya memperhatikan dari jauh. Kemudian data penelitian dikombinasikan dengan wawancara ke sejumlah nelayan.
Berbeda halnya jika peneliti melakukan observasi partisipan. Maka ketika para nelayan melaut untuk menangkap ikan, peneliti akan ikut dalam kegiatan tersebut. Sehingga ikut kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian.
Membantu lebih memahami lagi apa itu observasi nonpartisipan. Sekaligus memudahkan dalam penerapan maupun pertimbangan untuk menggunakannya dalam penelitian. Maka berikut beberapa ciri khas yang dimiliki teknik observasi ini:
Sesuai dengan definisi yang dipaparkan sebelumnya, maka salah satu ciri khas observasi jenis nonpartisipan adalah tidak ada keterlibatan peneliti dengan subjek. Keterlibatan ini mencakup keterlibatan pada kegiatan yang dilakukan subjek.
Sebab, peneliti akan memposisikan diri sebagai pengamat dan bukan pelaku yang ikut terjun langsung di lapangan. Sehingga dalam penerapannya, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas yang dilakukan subjek.
Ciri kedua dari observasi jenis ini adalah berfokus pada pengamatan yang objektif. Alasannya, karena peneliti tidak ikut terjun langsung di lapangan bersama subjek. Sehingga tidak ada interaksi, komunikasi, dan sebagainya dengan subjek penelitian.
Hal ini membantu peneliti fokus pada apa yang diamati dan menuliskannya atau mendokumentasikannya apa adanya. Tidak ada aspek subjektivitas, karena tidak mengenal subjek penelitian lebih dalam.
Ciri khas ketiga di dalam observasi nonpartisipan adalah menggunakan catatan observasi atau catatan pengamatan yang sistematis. Hal ini bisa disebut juga sebagai kebutuhan peneliti yang memutuskan memakai teknik pengumpulan data ini.
Sebab akan sangat penting memiliki catatan hasil observasi yang runtut. Semakin runtut, maka semakin lengkap dan jelas. Sehingga mudah untuk dipahami, dianalisis, dan kemudian ditarik kesimpulan sampai divisualisasikan pasca analisis data.
Ciri yang keempat dari pengamatan nonpartisipan adalah hubungan antara peneliti dengan subjek lebih formal. Sekaligus lebih terbatas, karena memang tidak ada interaksi secara mendalam.
Bahkan dalam banyak penerapannya, kedua pihak tidak ada interaksi sama sekali. Hal ini membuat kedua pihak saling objektif dan tidak ada hubungan mendalam yang membuat hasil pengamatan lebih subjektif.
Peneliti yang akan fokus melakukan pengamatan, tidak membangun hubungan dna meraih kepercayaan subjek sebelumnya, dan membangun hubungan formal dengan subjek. Membuat proses pengambilan data bisa berdurasi singkat.
Pada saat peneliti merasa data yang dibutuhkan sudah lebih dari cukup. Maka meski hanya berlangsung beberapa hari, observasi atau pengamatan sudah dihentikan. Namun, berbeda jika menerapkan observasi partisipan dimana durasinya lebih lama. Salah satu alasannya karena peneliti perlu membangun hubungan dengan subjek.
Ciri khas yang keenam, peneliti akan mendapatkan data yang sifatnya faktual. Artinya, data tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga sesuai fakta di lapangan dan sifatnya objektif.
Pada beberapa penelitian, mendapatkan data yang sifatnya faktual belum bisa dikatakan cukup. Sebab sifat data ini terbatas, dimana tidak mendalam. Sehingga observasi jenis nonpartisipan kurang ideal diterapkan.
Mempertimbangkan observasi nonpartisipan tentu bisa dilakukan, terutama jika membutuhkan data faktual dan tidak mendalam. Berikut adalah beberapa kelebihan dari teknik observasi jenis ini secara umum:
Kelebihan yang pertama, data yang didapatkan dari hasil pengamatan lebih objektif. Dalam kegiatan penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, objektivitas data menjadi hal yang sangat krusial.
Sebab ketika subjektivitas peneliti maupun subjek penelitian berdampak pada data. Maka data kuantitatif yang didapatkan ada resiko tidak valid dan kemudian menjadi bias. Maka, penting untuk menjaga objektivitas dengan observasi yang nonpartisipan.
Peneliti yang hanya fokus melakukan pengamatan dan tidak terjun langsung ke lapangan. Pada akhirnya akan melihat kegiatan, interaksi, dan sebagainya dari subjek secara alami dan apa adanya.
Pada akhirnya, peneliti tidak akan mengganggu kegiatan dan interaksi alami tersebut. Sehingga subjek pun merasa melakukan apa yang biasa dilakukan dan tidak merasa terganggu sama sekali.
Observasi nonpartisipan punya kelebihan berupa mudah dilakukan dan bisa dibuat cepat. Sebab, peneliti hanya butuh melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan tersebut. Tidak perlu membangun hubungan dna kepercayaan bersama subjek.
Sekaligus tidak perlu belajar berinteraksi dan melakukan aktivitas yang dilakukan subjek. Sehingga lebih mudah diterapkan dan durasi pendek pun terbilang aman-aman saja.
Kelebihan berikutnya, teknik observasi satu ini relevan diterapkan pada subjek skala besar. Sebab peneliti hanya perlu melakukan pengamatan dan bisa sekaligus dalam jumlah besar.
Misalnya, mengamati kehidupan 100 nelayan di daerah X. Peneliti bisa mengamati di satu waktu dan 100 nelayan pun bisa diamati bersamaan. Lain halnya jika harus berpartisipasi dalam melaut, maka hanya beberapa nelayan yang bisa diamati kehidupan dan kegiatannya.
Tak hanya punya kelebihan, teknik observasi nonpartisipan pada dasarnya juga memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya adalah:
Berhubung observasi jenis ini memposisikan peneliti sebagai pengamat bukan pelaku. Maka tentu data yang didapatkan sifatnya faktual, sesuai hasil pengamatan di lokasi penelitian. Pada akhirnya data kurang mendalam, karena apa yang diamati bisa jadi tidak sesuai dengan realita di lapangan.
Misalnya mengamati siswa ketika mengikuti pembelajaran berbasis proyek. Sekilas terlihat antusias, padahal bisa jadi ketika dilakukan wawancara mendalam ada banyak siswa yang kurang suka metode pembelajaran tersebut.
Kekurangan kedua dari observasi nonpartisipan adalah data yang didapatkan tidak menggambarkan konteks sosial. Hal ini sejalan dengan penjelasan di poin sebelumnya. Dimana data sifatnya faktual. Peneliti akan fokus pada apa yang dilihat, dan mengabaikan faktor lain.
Dimana bisa jadi peneliti salah menafsirkan apa yang terlihat. Misalnya, seperti contoh sebelumnya, siswa terlihat antusias dengan metode pembelajaran berbasis proyek. Namun, bisa jadi mereka terpaksa semangat karena takut dimarahi guru atau sebab lain.
Kekurangan berikutnya, observasi jenis ini memberi data yang tidak berkaitan dengan hal pribadi subjek. Misalnya apa yang dirasakan, dipikirkan, pendapat, perspektif, dan sebagainya dari subjek penelitian. Padahal, bisa jadi data-data yang sifatnya pribadi atau personal ini akan penting dalam penelitian yang dilakukan.
Kekurangan lain dari observasi jenis nonpartisipan adalah kemungkinan subjek menyadari sedang diamati. Dalam kondisi ini, akan ada kemungkinan apa yang dilakukan dan diperlihatkan subjek tidak natural.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui efektivitas metode pembelajaran berbasis proyek pada motivasi belajar siswa. Pada saat melakukan pengamatan, siswa menyadari sedang diawasi atau diperhatikan peneliti.
Sehingga mereka memilih menjaga sikap, kaku, dan formal. Padahal bisa jadi sebelum menyadari sedang diamati mereka lebih santai dan natural atau apa adanya. Hal ini tentu mempengaruhi kualitas data penelitian.
Membantu dalam memahami lebih dalam mengenai apa itu observasi nonpartisipan. Maka berikut beberapa contohnya dalam kegiatan penelitian:
Peneliti melakukan observasi di sebuah sekolah dasar untuk melihat tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti hanya duduk di bagian belakang kelas dan mengamati jalannya pelajaran tanpa ikut berinteraksi dengan guru maupun siswa.
Peneliti mencatat berbagai perilaku yang tampak, seperti seberapa sering siswa mengajukan pertanyaan, bagaimana respon guru terhadap partisipasi siswa, serta bagaimana interaksi terjadi di antara mereka.
Selama observasi berlangsung, peneliti berusaha tidak menarik perhatian agar kehadirannya tidak mempengaruhi perilaku siswa. Melalui cara ini, peneliti dapat memperoleh data yang lebih objektif mengenai partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Peneliti melakukan observasi di sebuah supermarket untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam memilih produk. Selama beberapa jam, peneliti berdiri di area rak makanan dan memperhatikan setiap tindakan pembeli, seperti lamanya waktu mereka memilih barang, kebiasaan membaca label produk, serta cara mereka membandingkan harga sebelum membeli.
Dalam kegiatan ini, peneliti tidak berbicara atau memberikan saran kepada pembeli, melainkan hanya mencatat perilaku yang terlihat secara sistematis. Dengan tidak terlibat langsung, peneliti dapat mengamati kebiasaan konsumen secara alami tanpa mengubah situasi atau mempengaruhi keputusan mereka.
Peneliti melakukan observasi di ruang tunggu rumah sakit untuk mengetahui bagaimana pasien dan keluarga pasien berinteraksi selama menunggu pelayanan medis.
Dalam kegiatan ini, peneliti duduk di sudut ruangan dan hanya mengamati perilaku yang tampak. Seperti cara pasien berkomunikasi dengan petugas pendaftaran, ekspresi kecemasan yang muncul, serta pola percakapan antar keluarga pasien. Peneliti tidak ikut berbicara, menenangkan, atau membantu siapapun agar situasi tetap alami.
Semua data dicatat secara sistematis dalam lembar observasi. Dengan cara ini, peneliti dapat memperoleh gambaran yang objektif tentang suasana sosial dan dinamika emosional di ruang tunggu rumah sakit tanpa mempengaruhi perilaku para partisipan.
Baca artikel tentang observasi:
Tahukah Anda, bahwa ada cukup banyak teknik brainstorming yang bisa diterapkan? Brainstorming barangkali menjadi agenda…
Pada saat peneliti memutuskan menggunakan teknik observasi dalam pengumpulan data. Maka bisa mempertimbangkan teknik observasi…
Mengenal berbagai kata serapan dari bahasa Jepang menjadi salah satu langkah untuk memperkaya perbendaharaan kata.…
Salah satu kunci sukses wawancara dalam penelitian adalah menentukan jenis pertanyaan pada wawancara tersebut dengan…
Dalam kegiatan pengolahan data penelitian, Anda tentu sudah familiar dengan istilah triangulasi data. Triangulasi umum…
Butuh bantuan selama proses menyusun karya tulis ilmiah maupun nonilmiah, Anda bisa mempertimbangkan platform Paperpal…