Search
Close this search box.

Penelitian Eksplanasi: Karakteristik, Jenis, Contoh

penelitian eksplanasi

Jenis dari penelitian cukup beragam dan jika dilihat dari tujuannya, maka terbagi menjadi tiga, yakni penelitian eksplanasi, eksplorasi, dan deskripsi dimana masing-masing memiliki beberapa perbedaan dan paling terlihat adalah dari tujuan akhirnya. 

Riset eksplanasi sering disebut pula dengan istilah eksplanatori yang memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yang disinyalir memiliki hubungan sebab akibat. Penelitian jenis ini juga cukup sering digunakan para peneliti. 

Apa Itu Penelitian Eksplanasi? 

Menurut Kotler (2006), penelitian eksplanasi adalah penelitian yang bertujuan menguji (mengetes) hipotesis tentang hubungan sebab dan akibat. Secara umum, penelitian jenis ini dilaksanakan dengan menjalankan eksperimen atau percobaan. 

Sesuai definisi, penelitian jenis ini memang akan mencari tahu hubungan dua variabel. Sebab keduanya disinyalir memiliki hubungan sebab akibat dan perlu dibuktikan dengan penelitian agar didapatkan penjelasan yang ilmiah atau logis. 

Sebagai contoh, ada peneliti yang hendak mencari tahu hubungan kebiasaan merokok dengan kemunculan penyakit jantung. Sebab di lapangan, ada dugaan kebiasaan merokok menjadi penyebab seseorang menderita penyakit jantung. 

Dugaan ini bersumber dari kejadian di lapangan yang dialami beberapa orang atau bahkan banyak orang. Sehingga, untuk memastikan kaitan merokok dengan penyakit jantung perlu dilakukan penelitian sebagai upaya mendapat bukti ilmiah. 

Kenali secara lengkap jenis-jenis penelitian yang ada:

Karakteristik Penelitian Eksplanasi 

Memahami bahwa penelitian eksplanasi adalah salah satu jenis penelitian yang dilihat dari aspek tujuan. Kemudian ada dua jenis penelitian lain jika dilihat dari aspek ini. Maka penting juga untuk mengenal karakteristik dari riset eksplanasi, diantaranya: 

1. Membantu Peneliti Memahami Topik

Dalam penelitian eksplanatori, seorang peneliti akan terbantu untuk memahami topik yang diteliti secara lebih mendalam. Dalam penelitian eksplorasi hanya membantu peneliti memahami topik, maka di eksplanasi pemahaman menjadi mendalam. 

Sebab menuntut peneliti tersebut untuk mencari tahu bukan hanya bentuk fenomena, melainkan apa yang memicunya. Sehingga ibarat mencari sesuatu, penelitian ini membantu mengetahui sesuatu tersebut dari akarnya. 

2. Menggunakan Sumber Data Sekunder 

Dikutip melalui laman resmi LPPM Universitas Medan Area, penelitian eksplanatori memiliki karakteristik berupa menggunakan sumber data sekunder. Dalam dunia penelitian, disebut dengan istilah penelitian sekunder. 

Penelitian sekunder sendiri adalah metode penelitian yang melibatkan penggunaan data yang sudah ada. Sehingga peneliti akan mengumpulkan data-data yang sudah ada dan menganalisisnya untuk mendapatkan kesimpulan (hasil penelitian). 

3. Memahami Penyebab Terjadinya Suatu Fenomena 

Karakteristik yang ketiga dari penelitian eksplanasi adalah sifatnya yang dimulai dari pertanyaan “mengapa”. Sehingga, penelitian ini pada akhirnya membantu peneliti mengetahui penyebab suatu fenomena dapat terjadi. 

Misalnya, ketika angka penderita diabetes tipe 2 meningkat dan setelah diteliti ternyata berkaitan dengan pola makan masyarakat yang cenderung semakin tidak sehat. Sehingga, tidak sekadar paham apa itu diabetes tipe 2, tapi juga mengetahui penyebabnya secara rinci. 

4. Menambah Wawasan Baru Terkait Suatu Fenomena

Karakteristik yang terakhir dari penelitian eksplanatori adalah mampu menambah wawasan peneliti terkait suatu fenomena. Sebab pada akhirnya bisa mengetahui penyebab suatu fenomena terjadi dan dampak lain dari penyebab tersebut. 

Misalnya saat peneliti mengetahui bahwa pola makan tidak sehat meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2. Kemudian diketahui juga bahwa pola makan ini juga meningkatkan risiko tingginya kolesterol, penyakit jantung. Meskipun dalam penelitian dampak lainnya ini diabaikan, karena hanya fokus pada topik utama saja. 

Baca selengkapnya:

Tujuan dari Penelitian Eksplanasi 

Melalui penjelasan sebelumnya, maka tentu sudah memiliki gambaran mengenai tujuan dari penelitian eksplanasi. Secara garis besar, ada 2 tujuan dari penelitian ini, yaitu: 

1. Memahami Hubungan Dua Variabel 

Tujuan yang pertama dari penelitian eksplanatori adalah memahami hubungan dua variabel. Sebab seperti definisinya sendiri, penelitian jenis ini bertujuan mendapat bukti ilmiah mengenai dugaan hubungan sebab akibat dari dua variabel. 

Maka hal ini yang menjadi tujuan utamanya, dimana akan ditelusuri secara ilmiah apakah dua variabel tersebut memang memiliki hubungan sebab akibat atau tidak. Kemudian akan dipahami hubungan tersebut memicu dampak seperti apa. 

2. Menjelaskan Alasan Suatu Fenomena Bisa Terjadi 

Tujuan kedua dari penelitian eksplanatori adalah untuk menjelaskan alasan kenapa suatu fenomena bisa terjadi. Sehingga selain “menyibak” hubungan dua variabel, juga untuk mengetahui penyebab suatu fenomena dan menjelaskannya dengan ilmiah. 

Seseorang mungkin menduga ketika si A menderita penyakit jantung karena punya kebiasaan merokok sejak belia. Namun, tidak bisa menjelaskan kenapa merokok bisa berdampak pada kesehatan jantung. 

Maka penelitian eksplanatori akan menjawab hal tersebut. Jika memang ada hubungan merokok dengan penyakit jantung maka akan diikuti prosesnya bagaimana. 

Misalnya dampak nikotin pada kesehatan jantung, sehingga bisa dijelaskan dengan logis. Inilah salah satu ciri khas sekaligus kelebihan dari penelitian eksplanatori dimana bisa menjelaskan suatu fenomena sehingga mudah diterima logika. 

Metode Pengumpulan Data di Penelitian Eksplanasi 

Penelitian eksplanasi memiliki beberapa metode khas yang digunakan untuk pengumpulan data, diantaranya: 

1. Studi Pustaka 

Metode pengumpulan data penelitian yang pertama adalah studi pustaka. Studi pustaka sendiri adalah pengumpulan data yang caranya mempelajari literatur, buku, koran, dan peraturan perundangan yang menyangkut kajian (topik) penelitian. 

Seperti yang dijelaskan dalam hal karakteristik sebelumnya, penelitian jenis eksplanasi memang memakai data sekunder. Sehingga akan memanfaatkan data-data yang sudah ada dan mayoritas data dari sumber tulisan. 

Karya tulis yang menyediakan informasi valid atau kredibel dipandang lebih cocok untuk dijadikan sumber data penelitian. Sehingga, ketika karya tulis ini dimanfaatkan maka peneliti tersebut sudah melakukan studi pustaka. 

2. Studi Lapangan 

Metode kedua dalam mengumpulkan data di penelitian eksplanasi adalah studi lapangan, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. 

Dalam proses studi lapangan, ada beberapa teknik yang umum digunakan para peneliti untuk mendapatkan data yang relevan dengan topik penelitian, diantaranya: 

a. Observasi 

Teknik pengumpulan data dalam studi lapangan yang pertama adalah observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung dan mencatat informasi-informasi yang dipandang relevan dengan penelitian. 

Pada teknik ini, peneliti akan mengamati langsung objek penelitian. Sehingga bisa melihat karakteristiknya, jika objek ini adalah wilayah maka bisa memahami karakter tanah, udara, atau karakter lainnya di wilayah tersebut. 

b. Wawancara 

Teknik yang kedua adalah dengan wawancara, yaitu kegiatan mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung antara penulis dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian yang dilakukan. 

Wawancara biasanya dilakukan antara peneliti dengan satu narasumber, akan tetapi bisa juga beberapa narasumber sekaligus. Bentuk pertanyaan bisa terstruktur atau disiapkan sebelumnya, bisa juga fleksibel mengikuti konteks dari hasil wawancara itu sendiri. 

c. Angket (Kuesioner) 

Teknik yang ketiga adalah dengan menyebarkan angket atau kuesioner, yaitu membagikan sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data dari responden mengenai masalah yang diteliti. 

Umumnya, peneliti akan menentukan beberapa kriteria untuk mendapat responden yang relevan dengan topik. Misalnya saat meneliti dampak kemacetan lalu lintas pada prestasi kerja karyawan, maka hanya mencari responden yang berstatus sebagai karyawan. 

3. Perbandingan Sejarah 

Metode pengumpulan data yang ketiga di dalam penelitian eksplanasi adalah perbandingan sejarah. Perbandingan sejarah yaitu merupakan pengumpulan data yang menjelaskan aspek-aspek kehidupan yang terjadi di masa lalu. 

Pada metode ini, peneliti akan mencari catatan sejarah berkaitan dengan topik yang diteliti. Sehingga bisa memahami hal-hal yang menunjukan hubungan sebab akibat antara dua variabel yang sedang diteliti. 

Jenis-Jenis Penelitian Eksplanasi 

Penelitian eksplanasi kemudian diketahui terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian asosiatif dan penelitian komparatif. Kedua jenis penelitian ini sama-sama bertujuan memahami hubungan dan membandingkan dua variabel, berikut penjelasan rincinya: 

1. Penelitian Asosiatif

Penelitian asosiatif adalah penelitian eksplanatori yang dilakukan seorang peneliti dengan metode asosiatif. Metode asosiatif sendiri adalah metode untuk melihat hubungan kausal (sebab-akibat) antara variabel bebas (penyebab munculnya variabel terikat) dengan variabel terikat (menjadi akibat karena adanya variabel bebas).

Pada metode ini, peneliti akan fokus mempelajari hubungan sebab akibat yang mungkin dapat terjadi pada dua variabel dalam penelitian. Sehingga, sejak awal peneliti fokus mencari hubungan tersebut dan bisa mendapat penjelasan ilmiah. 

2. Penelitian Komparatif 

Penelitian komparatif adalah penelitian eksplanatori yang dilakukan peneliti dengan metode komparatif. Menurut Sugiyono (2017), metode komparatif adalah penelitian yang bermaksud membandingkan nilai satu atau lebih variabel mandiri pada dua atau lebih populasi, sampel atau waktu yang berbeda atau gabungan semuanya. 

Sehingga dalam hal ini, peneliti lebih fokus untuk membandingkan dua variabel yang diteliti. Baru kemudian mendapatkan hubungan yang jelas antara dua variabel tersebut, dan hubungan disini mengacu pada hubungan sebab akibat. 

Pelajari selengkapnya dalam Penelitian Komparatif: Pengertian, Cara Menyusun dan Contoh Lengkap

Contoh Penelitian Eksplanasi 

Jika masih bingung mengenai apa itu penelitian eksplanasi dan kapan jenis penelitian ini perlu digunakan. Maka berikut adalah beberapa contoh dari penelitian eksplanatori: 

a. Contoh Penelitian Eksplanasi 1

Sebuah tim peneliti di Universitas Harvard melakukan penelitian eksplanasi untuk memahami hubungan antara pola makan dengan kesehatan jantung. Dalam penelitian tersebut, tim peneliti memilih sampel sebanyak 1000 orang dengan usia yang beragam. 

Tim penelitian kemudian memantau pola makan mereka selama 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang baik dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 30% dibandingkan dengan orang dengan pola makan tidak sehat. 

b. Contoh Penelitian Eksplanasi 2

Penelitian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan teknologi di Silicon Valley. Perusahaan tersebut melakukan penelitian untuk memahami hubungan antara penggunaan smartphone dengan produktivitas kerja para karyawan. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone pada jam kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sebesar 20%. Terutama jika digunakan untuk mengakses media sosial atau aplikasi game yang menyita waktu dan perhatian. 

Melalui penjelasan detail tersebut, maka bisa dipahami bahwa penelitian eksplanasi bertujuan mendapat kejelasan hubungan sebab akibat dua variabel. Sekaligus membantu peneliti memahami penyebab terjadinya suatu fenomena. 

Dilihat dari tingkat kesulitan, penelitian eksplanatori ini lebih sulit dibanding penelitian deskriptif. Namun, semudah apapun suatu penelitian tentu akan terasa susah dan bisa jadi menemui hambatan masing-masing. Maka tetap perlu perencanaan yang matang. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke rekan penelitian Anda. Semoga bermanfaat!

Artikel Penulisan Buku Pendidikan