Daftar Isi
Pengertian hikayat. Hikayat adalah karangan yang menceritakan realitas kehidupan para tokoh. Hikayat diambil dari kata cerita rakyat. Di Indonesia, sebenarnya ada berbagai macam hikayat yang bisa kita dengarkan dan kita baca. Akan tetapi, apakah hikayat itu? Apa saja jenis hikayat?
Berikut adalah beberapa pengertian, struktur, unsur dan jenis hikayat.
Pengertian hikayat memiliki banyak versi dari para ahli. Maka dari itu, untuk melihat apa saja sih pendapat mereka, kita simak pendapat dari masing-masing ahli di bawah ini.
Sudjiman menyebutkan bahwa hikayat berbentuk jenis cerita rekaan. Dimana rekaan sering digunakan dalam karya sastra Melayu Lama. Dimana sastra melayu lama menggambarkan tentang kepahlawanan dan keagungan.
Secara umum, Sudjiman mengartikan bahwa hikayat sebagai cerita rekaan berbentuk fiksi yang menceritakan tentang kepahlawanan ataupun riwayat kehidupan seseorang.
Menurut Pertiwi, hikayat sejenis dengan folklore. Folklore dapat dipahami sebagai cerita yang tidak bergantung pada sebab-akibat. Hal ini dikarenakan folklore memiliki cara tersendiri untuk merasakan waktu dan tempat secara nyata dan berbeda.
Menurut Pertiwi, hikayat memiliki konvensi tersendiri yang memiliki jenis identitas dan karakteristik secara nyata dan berbeda daripada umumnya. Hikayat menceritakan realitas kehidupan yang ditulis dalam sebuah karangan atau meriwayatkan.
Pertiwi menjelaskan bahwa kata hikayat diambil dari bahasa Arab yang bermakna dongeng, kisah atau cerita. Bentuk cerita yang disampaikan bisa berbentuk prosa, dari segi motif cerita, ada yang menonjolkan motif kesaktian ataupun keajaiban. Hikayat yang sering kita dengar ceritanya adalah cerita tentang kehidupan kerajaan, kekeluargaan dan masih banyak lagi.
Lebih sederhana dan jelas, menurut Hooykass, hikayat adalah cerita roman yang disajikan dalam bahasa melayu.
Itulah pendapat para ahli tentang hikayat. Dari ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hikayat merupakan karangan yang menceritakan realitas kehidupan para tokoh. Dari segi cerita, diceritakan menggunakan bahasa melayu atau prosa. Proses penulisan hikayat ini bersifat subjektif dan imajinatif, karena hikayat termasuk karya fiksi.
Baca Juga: Menulis Buku Non-Fiksi Bagi Seorang Sastrawan? Apa Bisa?
Setelah mengintip pengertian hikayat dari beberapa tokoh di atas, penting juga mengintip ciri-ciri hikayat. Jika merujuk pada pendapat para tokoh, memang ada banyak versi. Karena banyak sekali versi, berikut rangkuman ciri hikayat yang bisa kita garis bawahi.
Salah satu ciri dari hikayat memiliki basic cerita yang istana centris. istana centris adalah sebuah cerita yang menceritakan tentang kepahlawanan, tokoh istana. Dari model ceritanya, seorang penulis hikayat membutuhkan daya imajinasi yang tinggi untuk bisa menciptakannya.
Ciri yang tidak kalah penting adalah bahasa. Terkait penggunaan bahasa, hikayat ditulis menggunakan bahasa Melayu lama dan tentu saja hikayat tidak seperti karya sastra modern seperti sekaran
Jika diperhatikan, dari segi cerita yang disampaikan ternyata hikayat bersifat kaku dan tetap. Tidak seperti novel modern yang lues dan memiliki sebab akibat, dan jangkauannya pun bisa luas.
Hikayat lama dapat kita dengar dan kita baca karena ada estafet cerita dari orangtua kita. Orang tua kita mendapatkan cerita tersebut dari nenek kita. Nenek kita mendapatkan cerita tersebut dari orangnya, begitu seterusnya. Dimana dari situ, kita tidak dapat mengetahui bahwasanya tidak diketahui penulisnya (Anonim).
Adapun kasus lain, hikayat tersebut dibuat dan si penulis sengaja tidak mencantumkan nama mereka dan membiarkan cerita karangannya menjadi anonoim. Istilah anonim adalah tidak jelas siapa yang membuat hikayat tersebut.
Adapun ciri yang lain, diantaranya kisah tersebut ditulis banyak dibumbu agar cerita lebih hidup. Tanpa sebuah bumbu, cerita (sekalipun cerita tersebut fiktif) tetap butuh bumbu agar mampu membangun impresi dan emosi pembaca pun tergugah. Mungkin dengan dibumbui, terlihat dilebih-lebihkan, selama itu tidak berlebihkan, tidak ada masalah, yang penting cerita tetap terasa natural dan menarik.
Meskipun dari segi cerita dapat ditulis secara imajinatif. Ternyata tidak ada salahnya juga jika menuliskan hikayat ber-referensi-kan pada peristiwa sejarah yang pernah terjadi dan pernah tercatat di buku-buku sejarah juga loh. Jika masih binggung bentuk hikayat itu seperti apa, bisa spoiler sendiri hikayat sastra lama seperti cerita Hang Tuah, Panji Semirang dan masih banyak lagi.
Ada satu ciri yang entah disadari oleh penikmat atau tidak. Jadi, cerita hikayat yang ditertulis, jika dinalar menggunakan akal sehat dan segi bahasa sepertinya tidak mungkin (pralogis atau mustahil). Kemustahilan ini terjadi karena terjadi kemustahilan yang tidak dapat diterima.
Seperti kita tahu, salah satu daya tarik hikayat adalah gaya imajinasi yang tinggi dan bebas. Sehingga sesuatu hal yang realitanya tidak mungkin, dalam penulisan hikayat boleh dan sah-sah saja. itu sebabnya hikayat juga cerita yang dibuat dengan dilebih-lebihkan. Inilah kelebihan dari menulis menggunakan kemampuan imajinasi.
Ciri hikayat juga dapat dilihat dari penokohan. Jadi dalam menentukan penokohan, kita bisa menemukan kesaktian yang tidak dimiliki oleh orang biasa pada kehidupan nyata. misalnya, si tokoh mampu membelah lautan hanya menggunakan sehelai ujung rambutnya. Manusia dapat merubah menjadi burung dan masih banyak sekali.
Barangkali Anda merasa asing dengan istilah Arkais? Arkais adalah penggunaan kata atau bahasa pada masa lampau. Dimana bahasa ini sudah tidak lagi digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini. Misal, menggunakan kata seperti bejana, hatta dan upeti yang mana kata-kata tersebut kini sudah tidak pernah lagi digunakan.
Itulah beberapa ciri dari hikayat. Dari beberapa ciri di atas, menunjukan bahwasanya menulis sebuah hikayat dibutuhkan banyak hal yang perlu diperhatikan. Dengan kata lain, pembuatan hikayat tidak bisa dilakukan sembarangan.
Jika tadi kita sudah mempelajari tentang pengertian hikayat dan ciri-ciri hikayat, kita masuk ke bab selanjutnya, yaitu mengulas struktur hikayat. Ada beberapa strukur yang perlu diperhatikan dalam membuat hikayat, yaitu sebagai berikut.
Dalam penulisan karya ilmiah, kita akan menemukan abstrak. Nah, pada penulisan hikayat kita juga akan menemukan abstraksi yang merupakan inti dari cerita yang akan dituliskan. Karena konteksnya adalah hikayat, maka bentuk abstraksi berupa rangkaian-rangkaian peristiwa cerita.
Pada dasarnya, dalam penulisan hikayat, abstraksi bersifat optional atau abstraksi boleh disertakan dan boleh juga tidak disertakan. Jadi, struktur abstraksi ini bergantung dari Anda sebagai penulis Hikayat.
Orientasi salah satu bagian teks yang berkaitan dengan beberapa aspek. Mulai dari aspek waktu, tempat dan suasana. Dimana tiga aspek ini akan mempengaruhi penulisan hikayat.
Komplikasi adalah urutan kejadian yang mengaitkan antara sebab dan akibat. Komplikasi dapat pula diartikan sebagai puncak masalah, munculnya konflik dalam alur hikayat. Konflik inilah yang sebenarnya mengeluarkan karakter dan watak asli dari tokoh yang ada di dalam hikayat.
Jika bagian konflik sudah tertuang secara menyeluruh. Maka wajib menuju ke penyelesaian atau jalan keluar, yang disebut dengan istilah evaluasi.
Resolusi adalah bagian yang menawarkan solusi terhadap permasalahan yang sudah diciptakan oleh penulis. Kehadiran solusi yang ditawarkan inilah yang akan mengarahkan hikayat pada koda.
Istilah koda lebih tepat digunakan untuk mengartikan pesan dan amanat yang ingin disampaikan oleh si penulis. Setidaknya di bagian koda inilah pembaca bisa mengambil pelajaran atau pesan moral.
Itulah beberapa struktur hikayat. Ternyata saat kita mengulas pengertian hikayat, masih ada sub sub cabang yang perlu dipelajari dan digaris bawahi. Nah, jika kita sudah mengulas tentang struktur hikayat, ada juga unsur hikayat yang akan di paparkan di sub bab dibawah ini.
Berdasarkan unsur-unsurnya, hikayat dibagi menjadi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Dimana dari masing-masing unsur tersebut memiliki catatannya masing-masing. Apa saja itu? Simak ulasannya sebagai berikut.
Unsur intrinsik merupakan unsur hikayat yang meliputi tema, motif, penokohan, plot, sudut pandang dan latar. Dari masing-masing unsur tersebut memiliki catatan penting, sebagai berikut.
Tema hikayat justru sering menggunakan tema yang sifatnya tradisonal. Tema yang diambil pun juga beragam, ada yang mengambil tema kejahatan yang kemudian karena kejahatannya dapat hukumannya.
Cakupan latar dalam hikayat mencakup lingkungan dan aspek secara lebih luas, tanpa harus mengesampingkan hidup para tokoh. Menurut Pertiwi, aspek latar juga memperhatikan masalah waktu juga loh.
Contoh latar tempat pada hikayat, bisa mengambil latar hutan, pantai, laut, kerajaan dan masih banyak lagi. Prinspnya, penggunaan latar tidak menggunakan latar yang ada di dunia nyata.
Berbicara tentang penokohan pada hikayat, tetu saja tiap masing-orang tokoh memiliki pendapatnya masing-masing. Salah satunya menurut Robson yang mengungkapkan bahwa penokohan pada cerita rakyat dibuat berdasarkan perspektif individual si tokoh, melainkan dibuat secara stereotip.
Jika dalam karya yang lain, penokohan ada tokoh antagonis, protagonist maka pada hikayat hanya memiliki satu tokoh protagonis saja.
Baca Juga: 21 Jenis Novel Berdasarkan Genre, Genre Cerita, Serta Isi dan Tokohnya
Unsur hikayat yang sebenarnya sudah disinggung sebelumnya, bahwasanya alur tidak berhubungan dengan sebab akibat. Menurut Rosbon, hal ini disebabkan karena menggunakan bahas apuitik, motivasi-tidakklah selau diperuntukan bagi gaya ataupun aksi.
Unsur lain adalah sudut pandang. Dari perspektif penulis hikayat, penulis dalam posisi dan kondisi sebagai orang yang mengetahui semua yang terjadi dalam sebuah cerita yang dituliskan. Dapat pula diartikan penulis sebagai dalang yang mengatur segala bentuk alur dan cerita di luar dirinya. Sebagai dalang, bebas ingin menjadi tokoh bernasip seperti apa dan cerita akan dibuat seperti apa.
Itulah beberapa hal penting dalam unsur intrinsik. Jika kita sudah mempelajari tentang unsur intrinsik, belum afdol rasanya jika kita tidak mendalami unsur ekstrinsik juga.
Melanjutkan membahas dua macam unsur yang dimiliki oleh hikayat. Pada unsur ekstrinsik kita harus menyadari satu hal, bahwasanya dalam sebuah karya sastra lama daerah memiliki kekhasan unik di masing-masing daerah. Keunikan inilah yang melahirkan hikayat yang beragam.
Keberagaman cerita hikayat yang lahir inilah yang sebenarnya sebagai replika dari situasi/kondisi pada masyarakat pada kala itu. Entah itu kondisi adat istiadat, religi hingga kondisi sosial. Pasalnya, sebuah karya sastra tidak dapat berdiri sendiri, tanpa adanya faktor pengaruh seperti pengaruh kebudayaan, tradisi, selera masyarakat, kejiwaan masyarakat.
Dengan kata lain, unsur ekstrinsik dapat diartikan sebagai unsur yang menciptakan karya sastra dari luar sastra itu sendiri. tidak heran jika untuk bisa melebur dan menyatukan faktor luar dari karya sastra, penulis dituntut memiliki ilmu tambahan. Misalnya ilmu psikologi, ilmu filsafat, ilmu sosiologi atau ilmu yang lain.
Itulah dua bentuk unsur hikayat yang bisa digaris bawahi. Semoga dengan pembahasan dan ulasan di atas, memberikan gambaran.
Tidak banyak orang yang tahu bahwa jenis hikayat dibagi menjadi dua, yaitu hikayat berdasarkan isi dan hikayat berdasarkan asalnya.
Ditinjau berdasarkan isinya, jenis hikayat memiliki beberapa isi yang mungkin diantarannya sudah pernah Anda dengar. Misalnya jenis cerita rakyat, epos indie, cerita dari jawa, sejarah dan biografi dan terakhir cerita bertingkat.
Berbeda dengan hikayat berdasarkan asalnya, ternyata juga ada banyak sekali asalnya. Ada hikayat melayu asli, hikayat pengaruh jawa, hikayat pengaruh hindu, hikayat arab-persia dan masih banyak lagi.
Baca Juga: 20 Jenis Buku yang Perlu Diketahui, Lengkap dengan Contohnya
Dari jenis hikayat di atas, jika kita jelaskan secara detail dan mendalam, pastinya tidak cukup di ulas dalam satu lembar artikel ini.
Jika dari awal sampai akhir kita sudah tahu pengertian hikayat, ciri-ciri struktur, unsur dan jenis hikayat. Maka di bab terakhir ini ada beberapa contoh hikayat yang bisa Anda intip. Karena hikayat ini memiliki banyak versi, namun dari segi isi, tetap sama.
Selain dua hikayat di atas, ada juga hikayat Indera Bangsawan dan Malim Demam. Untuk mengetahui secara jelas, Anda bisa spoiler di google. Karena masing-masing hikayat memiliki panjang cerita yang cukup panjang, tidak memungkinkan untuk kita tuliskan di artikel ini.
Baca Juga: Apa itu Novel? Yuk, Pahami Pengertian Novel Menurut Para Ahli
Hikayat india disebut juga dengan hikayat hindu. Nah, hikayat ini juga cukup terkenal dan menjadi bahan pembicaraan di Indonesia. Contohnya sebagai berikut.
Sebagai Negara yang berkiblat pada timur tengah, tidak heran jika banyak juga hikayat yang bermunculan. Diantarannya adalah sebagai berikut.
Itulah beberapa contoh hikayat, sebenarnya masih ada banyak lagi contoh hikayat yang bisa kita baca dan temukan.
Itulah beberapa pembahasan tentang pengertian hikayat, ciri-ciri, struktur , unsur, jenis dan contoh hikayat. Semoga bermanfaat!
Pertanyaan Seputar Hikayat :
Hikayat merupakan karangan yang menceritakan realitas kehidupan para tokoh. Para ahli memiliki pendapat tentang pengertian hikayat yang beragam. Sudjiman menyebutkan bahwa hikayat berbentuk jenis cerita rekaan. Menurut Pertiwi, hikayat sejenis dengan folklore. Folklore dapat dipahami sebagai cerita yang tidak bergantung pada sebab-akibat. Sementara itu, menurut Hooykass, hikayat adalah cerita roman yang disajikan dalam bahasa melayu.
Hikayat memiliki 6 struktur, yaitu abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.
Ciri-ciri hikayat diantaranya cerita bersifat istana centris, menggunakan bahasa Melayu lama, segi cerita kaku, cerita bersifat anonim, dan kisah banyak dibumbui.
Hikayat seribu satu malam, hikayat Sri Rama, hikayat Panji Semirang
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…