Daftar Isi
Tahukah Anda bahwa di dalam bahasa Indonesia tidak hanya dikenal tanda hubung melainkan juga ada tanda pisah? Lalu, bagaimana penggunaan tanda pisah tersebut dalam kalimat agar menjadi kalimat yang benar?
Tanda hubung dan tanda pisah memang sering menyebabkan kebingungan, karena sekilas mirip. Baik dari segi penulisan atau pengetikan sampai fungsi di momen penambahannya. Namun, secara aturan keduanya berbeda. Berikut penjelasannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanda hubung adalah tanda garis (-) untuk menghubungkan unsur kata yang terpisah oleh pergantian baris, memisahkan bentuk ulang, atau menggabungkan unsur bentuk majemuk.
Sementara dalam KBBI juga, tanda pisah adalah tanda baca (—) yang membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Sehingga penggunaan tanda pisah berbeda dengan tanda hubung.
Sebab dari definisi ini tentu bisa dipahami mengenai fungsi dasar dari dua jenis tanda tersebut. Sekilas bentuk atau simbol dari dua tanda baca ini memang mirip. Namun, untuk tanda pisah lebih panjang yang artinya dibuat dua kali dari tanda strip (—).
Dikutip melalui apeatmaja.wordpress.com, dijelaskan bahwa tanda pisah bisa berwujud em dash (—) atau en dash (–). Dimana dalam bahasa Indonesia sendiri tidak ada aturan ketat, sehingga penulis bisa memilih em dash (—) atau en dash (–).
Kenapa disebut em dash dan en dash? Istilah em dash digunakan karena panjang tanda pisah sepanjang huruf M. Sementara en dash digunakan karena tanda pisah dan tanda hubung sepanjang huruf N. Sekali lagi dalam bahasa Indonesia, dua istilah ini tidak dikenal sehingga tidak ada aturan khusus.
Tahukah Anda? Jumlah tanda baca ada 15 macam, lo. Apa sajakah itu? 15 Macam Tanda Baca: Contoh, Penggunaan, dan Fungsi.
Dikutip melalui kumparan.com, perbedaan paling mencolok dari tanda pisah dan tanda hubung adalah fungsi. Jadi, ada momen dimana penggunaan tanda pisah lebih tepat dibanding dengan tanda hubung. Berikut detail perbedaannya:
Secara umum, penggunaan dari tanda pisah adalah pada tiga kondisi. Berikut penjelasannya:
Penggunaan yang pertama adalah untuk menyisipkan kata atau kalimat dalam suatu kalimat dan bisa juga dalam frasa. Jadi, ada beberapa kalimat yang ingin diberi penjelasan tambahan.
Penjelasan tambahan ini tentu keluar dari kalimat tersebut, supaya pembaca tidak bingung maka diberi tanda pisah. Keberadaan tanda pisah membuat kalimat tambahan yang disisipkan bisa dipahami fungsinya oleh pembaca.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Kesuksesan itu —kita sependapat— hanya bisa didapatkan dengan kerja keras dan kerja cerdas.
Pada contoh tersebut, alih-alih menggunakan tanda koma (,) untuk menyisipkan frasa atau kalimat. Lebih baik dan lebih ideal ditambahkan tanda pisah (—).
Penggunaan tanda pisah yang kedua adalah untuk memberi penegasan pada suatu kalimat. Penegasan ini dibutuhkan untuk menjelaskan makna sebenarnya dari frasa maupun kalimat.
Selain itu juga bisa berfungsi sebagai penjelas dari suatu frasa agar lebih mudah dipahami. Apalagi ketika menyebutkan kata yang menunjukan suatu hal. Misalnya kata “ini, itu, hal ini, hal tersebut, dll”. Berikut contohnya:
Penggunaan tanda pisah yang ketiga adalah untuk memisahkan dua bilangan maupun dua tempat dengan makna “sampai dengan” maupun “sampai ke”. Berikut contohnya:
Dari penjelasan ini, maka jika selama ini menuliskan periode sampai memisahkan dua tempat masih memakai tanda hubung. Maka bisa diganti, karena idealnya justru menggunakan tanda pisah ( — ).
Pelajari penggunaan tanda baca lainnya dan hindari kesalahan umumnya:
Sementara penggunaan tanda hubung sendiri memang lebih beragam dan untuk lebih banyak kondisi. Beberapa diantaranya adalah:
Ketika menulis dengan tangan dan ada kata yang terputus karena ada di akhir baris. Maka digunakan tanda hubung untuk menghubungkan kata terpenggal tersebut.
Penulisan kata ulang menggunakan tanda hubung. Misalnya pada kata anak-anak, istri-istri, kupu-kupu, sayur-mayur, dll.
Pada penulisan tanggal dengan angka maka digunakan tanda pisah. Contohnya 12-12-2023 (12 Desember 2023).
Jika dalam suatu kalimat ada suatu kata yang ingin ditegaskan hubungannya maka digunakan tanda hubung. Begitu juga ketika ingin menegaskan ungkapan. Misalnya “ber-evolusi”, meski bisa ditulis tanpa tanda hubung tapi penambahannya bisa menegaskan hubungan imbuhan “ber-” dengan “evolusi”.
Tanda hubung juga bisa digunakan untuk merangkai kata dalam berbagai kondisi. Misalnya merangkai kata yang diawali huruf kapital seperti nama negara. Contoh “se-Indonesia” lebih sering dipakai dibanding “seluruh warga Indonesia”.
Lalu, bagaimana cara penulisan tanda pisah ketika hendak menggunakannya dalam kalimat atau teks? Pertanyaan ini mungkin terlintas dalam pikiran saat penggunaan tanda pisah dilakukan. Sebab memang akan mendapati tampilan berbeda ketika diketik biasa.
Dikutip melalui apeatmaja.wordpress.com, penulisan tanda pisah sama persis dengan tata cara penulisan tanda hubung. Yakni menuliskan tanda strip atau minus sebanyak 2 sampai 3 kali tergantung dari hasil tampilan aplikasi menulis. Berikut contohnya:
Jika Anda mengetik di Ms Word maka bisa mengetik tanda minus dua sampai tiga kali tanpa spasi. Lihat tampilan di lembar kerja, jika dua kali tanda minus kurang panjang maka bisa ditambahkan sekali lagi.
Jika Anda mengetik di Google Docs maka penulisan tanda pisah adalah mengetik tanda minus sebanyak tiga kali tanpa spasi. Pada lembar kerja nanti akan tampil tanda titik warna abu-abu di bawah tanda pisah yang berhasil dibuat. Namun akan hilang otomatis setelah ketikan tanda minus ketiga.
Tak hanya tanda baca, Anda juga perlu menggunakan kata baku yang benar, terutama saat menulis naskah ilmiah. Artikel ini akan membantu:
Dari penjelasan di atas, tentu ingin lebih paham mengenai aturan penggunaan tanda pisah. Maka berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan tanda satu ini:
Panduan Menulis Buku Gratis: Cara Praktis Menulis Buku
Dari penjelasan tersebut, maka bisa dipahami dengan baik aturan penggunaan tanda pisah dalam karya tulis. Jika memiliki pertanyaan, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share agar artikel ini juga dibaca kolega Anda. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…