Daftar Isi
Setiap kali berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan Anda mungkin sering menggunakan istilah asing berpadu dengan bahasa asli Indonesia. Namun, sudahkah mengetahui tata cara penulisan istilah asing tersebut?
Masyarakat Indonesia semakin terbiasa dengan penggunaan sejumlah istilah asing berbarengan dengan bahasa asli Indonesia. Apalagi jika dipandang lebih ringkas dan praktis dibanding memakai hasil terjemahannya.
Ketika diucapkan, sepertinya pengucapan istilah asing tidak memiliki kendala. Sebab bunyi pengucapan kata akan lebih mudah dikuasai. Namun, ketika akan ditulis dalam bentuk teks maka sudah menjadi persoalan lain. Apakah perlu ditulis miring atau tidak? Berikut penjelasannya.
Hal pertama yang akan dibahas dalam topik penulisan istilah asing adalah definisi dari istilah asing itu sendiri. Dikutip melalui laman osf.io dijelaskan bahwa istilah asing adalah istilah yang diambil dari bahasa Inggris dan digunakan untuk berbagai macam disiplin ilmu.
Kenapa dari bahasa Inggris? Dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah dikemukakan bahwa penyerapan asing diprioritaskan yaitu dari bahasa Inggris. Alasannya adalah perkembangan dunia pendidikan di Indonesia lebih mengenal bahasa Inggris daripada bahasa Belanda atau yang lain di dunia.
Keberadaan istilah asing kemudian menjadi umum dijumpai, baik digunakan dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Ada banyak alasan kenapa istilah asing semakin jamak digunakan. Salah satunya untuk memperhalus suatu kata atau kalimat.
Misalnya, dalam menyebut pekerjaan “tukang kebersihan” orang akan lebih merasa nyaman mendengar istilah asing “cleaning service”. Sebab memang terdengar lebih halus dan tetap punya makna yang sama.
Alasan lain, adalah ketika dirasa istilah asing ini lebih singkat dan maknanya jelas dibanding menuliskan hasil terjemahannya. Misal, kebanyakan orang lebih nyaman menggunakan kata “akreditasi” dibanding mengatakan “pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang”.
Jadi, penggunaan istilah asing secara lisan dan tulisan harus memenuhi persyaratan tersebut, yakni punya makna atau konotasi lebih halus dan dirasa lebih singkat dibanding memakai hasil terjemahan. Sehingga istilah asing tidak digunakan asal dengan tujuan pamer atau tujuan lainnya.
Selama menulis karya ilmiah, penulis perlu menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Untuk itu, tau beda bahasa baku dengan yang tidak adalah perlu. Saat ragu dengan suatu kata, Anda bisa mengeceknya, lo.
Ketahui mana yang benar melalui 2 Cara Cek Kata Baku.
Jika membahas mengenai penulisan istilah asing dalam bahasa Indonesia, maka akan membahas juga mengenai istilah asing dan nama asing. Sebagian besar orang menganggap dua hal ini adalah sama. Aturan penulisannya kemudian dipandang juga sama.
Benarkah demikian? Dikutip melalui salah satu cuitan akun X @fauzanalrasyid disampaikan mengenai perbedaan antara “istilah asing” dengan “nama asing”. Istilah asing sesuai penjelasan sebelumnya adalah istilah yang berasal dari penyerapan bahasa asing.
Sementara nama asing adalah sebuah kata atau istilah yang digunakan menyebutkan suatu nama. Entah itu nama kota, nama barang, nama orang, brand atau merek produk, dan lain sebagainya.
Aturan penulisan istilah asing dalam bahasa Indonesia adalah ditulis dengan huruf miring. Sementara untuk nama asing tidak ditulis dengan huruf miring. Misalnya, saat Anda menuliskan merek dari produk asal luar negeri maka ditulis biasa.
Sedangkan saat menyebut jenis dari produk tersebut dengan tetap memakai kata asing, maka wajib ditulis dengan huruf miring. Agar tidak bingung, berikut contoh konkritnya:
Melalui dua contoh kalimat di atas, kalimat pertama menjelaskan jenis dari suatu permainan dengan istilah asing, yakni kata “game”. Sementara di kalimat kedua menyebutkan nama dari “game” atau permainan tersebut. Maka tidak ditulis miring.
Jadi, bagaimana cara mengetahui suatu kata asing ini masuk istilah asing atau nama asing agar penulisannya tidak keliru? Kuncinya adalah Anda sebagai penulis paham betul kata asing ini mengacu pada nama atau pada jenis. Jika jenis maka ditulis miring, jika nama maka tidak ditulis miring.
Selain itu, sebagai catatan tambahan. Ketika menuliskan istilah asing dalam bentuk singkatan dan tidak termasuk nama asing melainkan istilah asing. Maka tidak ditulis miring melainkan ditulis dengan huruf kapital. Contohnya:
Kata “LED” pada kalimat di atas adalah istilah asing yang merupakan singkatan dari “Light Emiting Diode”. Sehingga bukan merek lampu tapi jenis lampu. Hanya saja, karena berbentuk singkatan maka tidak ditulis miring. Singkatan asing ini kemudian ditulis dengan huruf kapital.
Hindari kesalahan yang seringkali penulis lakukan agar naskah Anda minim revisi. Ketahui apa saja dari sini:
Berikut adalah beberapa contoh kata atau istilah asing yang cukup sering dipadukan dengan istilah bahasa Indonesia, baik dalam tulisan maupun komunikasi secara lisan:
Istilah Asing | Terjemahan ke Bahasa Indonesia |
---|---|
Software | Perangkat lunak |
Hardware | Perangkat keras |
Game | Permainan |
Digital marketing | Pemasaran digital |
Event | Kegiatan |
Snack | Kudapan atau camilan |
Soft drink | Minuman ringan (air putih, teh, dll bukan anggur, wine, dll) |
Sorry | Mohon maaf |
Interview | Wawancara |
Supermarket | Pasar swalayan / Toko besar |
Download | Unduh / Mengunduh |
Selain beberapa contoh kata atau istilah asing tersebut, tentunya masih banyak lagi istilah asing lain yang sering digunakan dalam keseharian. Selama kata tersebut memang paling tepat untuk digunakan, maka sah saja. Apalagi jika penulisan istilah asing dalam teks juga benar sesuai aturan.
Penggunaan istilah asing juga jamak dijumpai dalam karya tulis ilmiah. Selama memang dirasa lebih tepat jika memakai istilah asing ini dibanding memakai terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Maka sah saja dilakukan.
Lalu, seperti apa aturan penulisan istilah asing ini dalam karya ilmiah? Terkait hal ini, tidak sedikit yang masih bingung bagaimana penulisan dari istilah asing pada badan teks maupun pada judul dari karya tulis ilmiah. Dikutip dari kompas.com, berikut penjelasan lengkapnya:
Jika istilah asing ini ada pada kalimat atau badan teks di karya tulis ilmiah maka wajib ditulis miring. Kecuali untuk nama asing dan singkatan sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan di awal.
Sedangkan untuk aturan penulisan istilah asing pada judul karya tulis ilmiah adalah ditulis miring. Kecuali untuk nama asing dan singkatan. Berikut contohnya:
Jadi istilah asing entah itu dari bahasa Inggris, Belanda, dan sebagainya tetap ditulis miring pada judul karya ilmiah. Kecuali untuk nama asing dan singkatan atau akronim. Sehingga jangan sampai keliru lagi.
Anda seringkali bingung saat menuliskan huruf kapital. Temui jawabannya melalui 12 Penggunaan Huruf Kapital yang Benar.
Jika ada pertanyaan terkait topik pada artikel ini atau mungkin ingin sharing pengalaman dan berbagi opini.
Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share di bawah agar kolega Anda juga ikut mengakses informasi penting di artikel ini.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…