Menulis memang menjadi aktivitas yang seru sekaligus menyenangkan, akan tetapi dalam beberapa kondisi bisa membingungkan. Salah satunya terkait penulisan “ke” yang benar seperti apa. Apakah dipisah atau disambung dengan kata berikutnya?
Pertanyaan ini tentu sering terlintas di kepala, sebab ada beberapa contoh karya tulis yang menunjukan kata tersebut dipisah maupun disambung. Maka artinya, ada momen-momen tertentu kata “ke” ini dipisah dan sebaliknya. Pertanyaannya, kapan momen tersebut?
Dalam Bahasa Indonesia, ada banyak jenis kata yang perlu dikenal untuk membantu aktivitas menulis. Penggunaan kata yang tepat akan membentuk kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami.
Menariknya, dalam Bahasa Indonesia juga diatur beberapa ketentuan terkait penulisan sejumlah kata. Misalnya ada kata yang harus dipisah, disambung, ditulis dengan huruf kecil, ditulis dengan huruf besar, ditulis miring, dan lain sebagainya.
Salah satu kata yang cukup memicu pertanyaan banyak orang adalah penulisan “ke” yang benar. Kata “ke” dalam bahasa Indonesia sendiri bisa berperan menjadi setidaknya tiga kata dengan fungsi yang khas. Berikut penjelasan fungsi kata “ke”:
Setelah mengenal kata “ke” dengan baik, maka tahap berikutnya adalah memahami aturan penulisan ke yang benar seperti apa. Acuan yang dipakai adalah ketentuan di dalam EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Berikut cara penulisan ke yang benar:
Ketika kata “ke” berfungsi sebagai awalan, maka aturan penulisannya adalah disambung. Aturan ini tetap berlaku baik yang diakhiri dengan akhiran maupun tidak. Sebab imbuhan “ke” akan membentuk satu kata, sehingga penulisannya tidak boleh dipisah. Berikut contoh kalimatnya:
Tak hanya “ke”, masih banyak penulis yang bingung dengan cara penulisan “di” yang benar. Kuasai penggunaan kata “di” sesuai kaidah, ikuti panduannya dan jangan sampai salah lagi, ya.
Aturan penulisan ke yang benar berikutnya adalah ketika kata “ke” ini berfungsi sebagai kata depan. Kata “ke” dalam fungsi ini wajib dipisah penulisannya, sebab menjadi penunjuk dari suatu tempat. Contohnya adalah sebagai berikut:
Aturan penulisan ke yang benar berikutnya adalah ketiga kata “ke” berfungsi sebagai penunjuk urutan atau penulisannya diikuti oleh angka. Terkait hal ini ada dua kondisi dengan aturan penulisan berbeda, yaitu:
Jika kata “ke” menunjukan urutan dan disusul dengan angka, maka wajib diberi tanda strip (-) sebelum angka tersebut. Seperti: ke-2 ke-3, dst. Berikut contoh dalam kalimat:
Sari adalah anak ke-3 dari lima bersaudara.
Tahukah Anda? Penulisan angka di awal kata pada suatu kalimat dan judul tidak boleh ditulis dengan angka. Lalu, bagaimana penulisannya? Kuasai aturan penulisan angka di awal kalimat dan judul sesuai kaidah.
Pada beberapa kondisi, urutan tidak ditulis dengan angka melainkan dengan huruf. Maka aturan penulisannya adalah sebagai berikut:
Bagaimana? Apakah Anda pernah salah menuliskan “ke”? Apabila pernah, tuliskan versi salah benarnya agar pembaca dapat belajar dari Anda.
Rekan Anda masih bingung menuliskan “ke”? Bagikan saja artikel ini melalui tombol share. Anda juga dapat menyimpan materi ini di Bookmark device Anda untuk mempermudah akses sewaktu-waktu.
Seorang penulis buku, tentunya berharap karyanya bisa dibaca banyak orang sehingga memperhatikan pemasaran buku tersebut.…
Sebagai upaya membangun transparansi dalam proses memperoleh data penelitian, maka peneliti perlu menyusun laporan wawancara.…
Kuesioner tertutup menjadi salah satu jenis kuesioner yang cukup sering digunakan oleh peneliti. Kuesioner ini…
Ada banyak pilihan metode pengumpulan data dalam penelitian, salah satunya lewat kuesioner terbuka. Kuesioner jenis…
Penggunaan AI untuk transkrip audio dan video tentunya semakin sering dilakukan, baik itu pelajar maupun…
Dalam penelitian kuantitatif, data penelitian bisa dalam bentuk data diskrit maupun data kontinu. Seorang peneliti…