Daftar Isi
Seorang penulis tentu wajib memahami tata aturan penulisan nama dan sifat Tuhan dalam naskah berbahasa Indonesia untuk menghindari kesalahan yang mempengaruhi kualitas tulisan yang dibuat.
Tahukah Anda? Kesalahan kecil bisa mempengaruhi kredibilitas penulis dan membuat keinginan pembaca melanjutkan isi buku berubah. Anda tidak menginginkan itu terjadi bukan? Oleh karena itu, baca artikel sampai habis agar tulisan Anda benar sesuai aturan!
Dikutip melalui website Ejaan Kemdikbud, aturan penulisan nama dan sifat Tuhan diawali dengan huruf kapital. Artinya, setiap kali ada penulisan nama Tuhan dan sifat-sifatnya, penulisan wajib diawali dengan huruf kapital.
Salah | Benar |
tuhan | Tuhan |
allah | Allah |
Hal ini juga berlaku untuk penulisan sifat-sifat yang dimiliki Tuhan. Misalnya ingin menuliskan “tuhan yang maha penyayang”, penulisan yang benar adalah “Tuhan Yang Maha Penyayang”.
Nama Tuhan dan sifat yang dimiliki adalah sebuah entitas yang berdiri sendiri sekaligus menjadi subjek di dalam suatu kalimat. Maka, penulisannya diawali dengan huruf kapital.
Untuk sifat Tuhan dalam frasa dari bahasa arab, seperti “subhanahu wa ta’ala” yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Dia Maha Suci, Yang Maha Tinggi”. Frasa tersebut menyatakan sifat Tuhan.
Penulisannya pun dengan awalan huruf kapital sehingga penulisan yang benar ditulis dengan “Subhanahu wa ta’ala” atau disingkat menjadi “SWT”.
Aturan yang sama juga berlaku untuk penulisan agama atau keyakinan. Misalnya penulisan agama “islam”, penulisan yang benar harus diawali dengan huruf kapital. Jadi, menjadi “Islam”. Begitu pula dengan agama lain seperti “Kristen”, “Budha”, “Katolik”, dan lain sebagainya.
Sejumlah aturan penulisan ini kerap diabaikan sehingga masih banyak ditemukan di naskah para penulis. Cek penulisan yang benar agar naskah Anda minim revisi:
Dalam menulis karya tulis, ada beberapa kalimat yang menggunakan kata ganti dari nama Tuhan. Misalnya dengan kata “-nya”, “-mu”, dan lain sebagainya. Lalu, apakah aturannya sama dengan penulisan nama dan sifat Tuhan yang sudah dijelaskan?
Jawabannya adalah iya. Hal ini seperti dikutip dari Ivan Lanin dari akun sosial media X-nya. Berikut penjelasannya dalam tabel:
Salah | Benar |
kuasaMu kuasamu kuasaNya kuasanya sang pencipta dia (kata ganti untuk Tuhan) | kuasa-Mu kuasa-Nya Sang Pencipta Dia (kata ganti untuk Tuhan) |
Jadi, setiap kali menggunakan kata ganti Tuhan, apapun bentuknya. Anda wajib mengawalinya dengan huruf kapital sehingga pembaca langsung memahami bahwa kata ganti tersebut ditujukan untuk Tuhan atau Sang Pencipta.
Hal penting berikutnya terkait topik penulisan nama dan sifat Tuhan yang benar adalah penulisan “maha”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata maha memiliki definisi sebagai sangat; amat; teramat (tentang Tuhan).
Namun dalam komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia. Ternyata didapati bukan hanya sifat Tuhan yang digambarkan dengan kata “maha” melainkan ada kata lain yang juga menggunakan kosakata tersebut.
Seperti dikutip dari portal Koran Kampus IKIP Padang, istilah dalam bahasa Indonesia ada yang memakai kata “maha”. Salah satunya adalah “mahasiswa”, yang jika dipecah terdiri dari dua kata dasar, yakni kata “maha” dan kata “siswa”.
Secara aturan penulisan “mahasiswa” ditulis dengan huruf kecil semua. Kecuali untuk penempatan di awal kalimat sehingga huruf pertama wajib menggunakan huruf kapital. Misalnya pada contoh di bawah ini:
Lalu, bagaimana jika kata “maha” merujuk pada sifat Tuhan? Penulisannya wajib diawali dengan huruf kapital. Baik itu di awal kalimat, di tengah kalimat, maupun di akhir kalimat. Berikut penjelasannya dalam contoh:
Cek kesalahan yang sering dilakukan penulis dan ketahui bagaimana penulisannya yang benar:
Berikut beberapa contoh penulisan yang benar nama dengan sifat Tuhan di dalam kalimat:
Mengikuti tata aturan penulisan nama dan sifat Tuhan yang baik dan benar bisa meningkatkan kualitas tulisan dan menunjukkan kredibilitas penulis. Efek positifnya, pembaca bisa memahami konteks kalimat dengan baik.
Yuk, bagikan aturan penulisan yang benar ini ke rekan penulis Anda di komunitas dengan menekan tombol share yang ada. Semoga bermanfaat!
Tak hanya aturan, pahami juga teknis menulis di Microsoft Word untuk mempercepat proses menulis Anda. Baca selengkapnya:
Ada banyak teknik bisa diterapkan peneliti dalam memilih atau menentukan sampel penelitian. Salah satunya dengan…
Menyusun karya tulis ilmiah tentunya perlu memahami dulu tata cara mengutip di awal dan di…
Ada banyak sumber bisa dijadikan rujukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, termasuk wawancara. Seorang peneliti…
Melakukan parafrase pada pendapat para ahli masih menimbulkan pertanyaan di kalangan penulis karya ilmiah. Ada…
Pernahkah mendapati penulisan konjungsi di awal kalimat? Dijamin pernah. Saat menuangkan isi pikiran dalam bentuk…
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…