Daftar Isi
Pada saat membaca suatu karya tulis untuk referensi, misalnya artikel berita. Anda mungkin menemukan perbedaan penulisan pasca. Ada yang dipisah dan ada yang dirangkai dengan kata lainnya. Lalu, seperti apa penulisan pasca yang benar?
Kata pasca diketahui menjadi salah satu dari sekian jenis kata serapan. Kosakata ini kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia dan umum digunakan dalam keseharian. Mayoritas digunakan di karya tulis berbentuk artikel berita maupun opini.
Namun, penulisan kata “pasca” yang ditemukan berbeda-beda. Lalu, bagaimana penulisan pasca yang benar? Temukan aturan dan contoh penulisan selengkapnya.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai tata aturan penulisan pasca yang benar dalam bahasa Indonesia. Anda perlu memahami apa itu kata pasca dan asal muasal atau sejarah kosakata ini masuk dalam daftar kosakata baku di Indonesia.
Dikutip melalui website Narabahasa, mengacu pada Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2003) karya J.S. Badudu, kata pasca merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta.
Dikutip melalui website resmi Blibli, pasca adalah suatu periode yang berlangsung setelah terjadinya sebuah peristiwa atau berlalunya masa tertentu. Secara sederhana, pasca sama artinya dengan kosakata setelah, sesudah, dan sejenisnya.
Misalnya pada kalimat:
Dengan demikian, kosakata pasca bisa digunakan untuk menggantikan kata “setelah”, “sesudah”, dan lain sebagainya yang memiliki makna serupa. Sebagai kosakata yang berasal dari bahasa Sansekerta, bentuk baku pasca adalah pasca. Bukan paska.
Jika Anda merasa kata pasca berasal dari bahasa Inggris maka keliru. Bahkan di dalam Kamus Dewan terbitan Kuala Lumpur pada 1991 mengatakan bahwa pasca berasal dari bahasa Indonesia. Kamus yang terbit di Malaysia ini juga menjelaskan jika kata pasca juga umum digunakan di negara tersebut.
Penulisan pasca yang benar sesuai EYD adalah digabung karena kata pasca masuk ke dalam kategori kosakata bentuk terikat. Secara aturan, semua kosakata bentuk terikat adalah digabung dengan kata setelahnya.
Dalam bahasa Indonesia, ada aturan khusus untuk kondisi khusus juga. Kata bentuk terikat juga bisa harus dipisah dengan kata setelahnya ketika memenuhi kondisi khusus.
Salah satunya adalah ketika kata setelahnya diawali dengan huruf kapital maupun seluruhnya huruf kapital. Misalnya pada singkatan, akronim, penyebutan nama kota, penyebutan nama orang, dan sejenisnya.
Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dalam bahasa Indonesia, bentuk baku adalah kata “pasca” bukan kata “paska”. Seperti penjelasan sebelumnya, kosakata ini adalah kata serapan dari bahasa Sansekerta.
Selain itu, kata “pasca” diketahui tidak mengalami perubahan bentuk sehingga penulisannya mengikuti bentuk dalam bahasa Sansekerta itu sendiri. Lain halnya dengan kata serapan yang sudah berubah bentuk.
Aturan penulisan ini masih kerap ditemukan salah, cek penulisan yang benar:
Sebagai kata serapan, penulisan kata pasca sering ditemukan keliru. Hal ini terjadi karena penulis kurang paham tata aturan penulisan yang benar. Berikut beberapa bentuk kesalahan dari penulisan kata pasca yang tak boleh Anda lakukan:
Seperti penjelasan sebelumnya, pasca termasuk kosakata bentuk terikat dalam bahasa Indonesia sehingga aturan penulisannya adalah digabung atau disambung dengan kata setelahnya.
Jika membaca sejumlah karya tulis yang menggunakan kata pasca, Anda masih menemukan penulisan pasca yang dipisah. Terutama pada artikel berita yang dipublikasikan di portal daring maupun media massa cetak.
Kesalahan yang terjadi di media massa, dimana akan dibaca masyarakat luas tentu berdampak besar. Masyarakat akan kebingungan dan keliru menganggap kata pasca tersebut aturannya dipisah. Padahal aturan penulisan pasca yang benar adalah disambung.
Bentuk kesalahan kedua dari penulisan pasca adalah masih banyak yang menggunakan kata “paska”. Sebagai kata serapan, kata pasca diketahui memiliki bentuk stagnan. Artinya, tidak berubah dari bahasa asalnya, yakni bahasa Sansekerta.
Maka, dalam bahasa Indonesia, bentuk baku dari kata serapan ini adalah “pasca” bukan “paska”. Jika masih menggunakan kata “paska”, maka artinya kosakata yang digunakan adalah bentuk tidak baku.
Berikut contoh kalimat yang masih menuliskan “pasca” yang salah:
Sebenarnya ketika pasian positif tersebut, paska dinyatakan positif yang bersangkutan berada di rumah.
Pasca juga disebutkan bukan satu-satunya bentuk terikat yang sering ditemukan kesalahan penulisan. Ada juga bentuk terikat lain dalam bahasa Indonesia yang masih salah ketika dicantumkan dalam tulisan.
Misalnya untuk kata “antar”. Sebagai salah satu bentuk terikat, aturan penulisannya tidak berbeda dengan aturan penulisan pasca yang benar sesuai EYD. Bentuk terikat lain juga sudah tentu memiliki aturan sejenis.
Jadi, jika Anda ingin menjadi penulis maupun menjadi jurnalis. Sangat penting untuk memahami aturan tersebut. Sebab, sebaik-baiknya karya tulis yang dibuat tentunya yang menunjukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu juga jika tulisan tersebut memakai bahasa lain, maka sepatutnya mengikuti aturan dalam bahasa tersebut.
Baca juga kumpulan penjelasan penulisan suatu kata yang benar:
Membantu untuk lebih memahami lagi mengenai tata aturan penulisan pasca yang benar sesuai EYD maupun KBBI. Berikut adalah beberapa contoh penulisan kalimat yang benar dengan kata pasca di dalamnya:
Itulah penjelasan penulisan pasca yang benar hingga contohnya. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan penulisan lagim, ya. Yuk, bagikan informasi penting ini kepada rekan penulis lain yang masih kerap salah menuliskan kata melalui tombol Share. Semoga bermanfaat!
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…